Tradisi takjil bubur Masjid Sabilurrosyad sejak abad 16
Diperbarui 20 Mei 2019, 16:32 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 16:23 WIB
Setiap bulan Ramadan beberapa masjid punya tradisi tertentu. Salah satunya Masjid Sabilurrosyad di Dusun Kauman, Pandak, Bantul. Mereka selalu siapkan takjil berupa bubur sayur lodeh yang punya filosofi. Takjil unik tersebut masih bertahan hingga saat ini. Menurut Ketua Takmir Masjid, Hariyadi filosofi dari bubur terletak pada kelembutannya, yakni ajaran agama Islam disampaikan pada umatnya dengan halus lembut sehingga mudah dicerna dipahami.
"Bubur itu teksturnya halus lembut, harapannya bahwa ajaran agama Islam disampaikan pada umatnya dengan halus lembut sehingga mudah dicerna dipahami dan bisa menyatu dengan penganutnya. Sehingga sama dengan takjil bubur mudah dicerna pada mereka yang puasa" jelasnya.
Tradisi ini dilakukan oleh Panembahan Bodho alias Raden Trenggono sejak abad 16. Tiap harinya disiapkan sekitar 100-150 porsi. Namun di hari Jumat jumlahnya bertambah hingga 500 porsi. Antusiasme masyarakat untuk makan takjil unik ini di Jumat lebih tinggi. Di samping itu orang yang mau sedekah juga lebih banyak. Sehingga khusus hari Jumat ada menu tambahan. Pengadaan takjil murni dari swadaya masyarakat dibantu takmir masjid. Nuansa indah Ramadan di masjid ini menarik perhatian banyak pihak. Bahkan wisatawan asal Singapura hingga Australia pernah berkunjung.
(brl/red)
RECOMMENDED ARTICLES
- Polisi bagikan takjil, pengendara panik putar balik dikira razia
- Serunya berburu takjil impor yang jadi langganan seleb
- Bosan bubur sumsum? Yuk bikin bubur ganepo untuk takjil buka puasa
- Resep mudah bikin risoles vla cokelat, takjil manis antimainstream
- Masjid ini sediakan 2.500 porsi menu berbuka puasa gratis
Tags