Kisah sukses 57 tahun Warung Empal Bu Warno, langganan Najwa Shihab sampai Lydia Kandou
Diperbarui 28 Feb 2024, 22:42 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 08:00 WIB
Proses memasak dilakukan berjam-jam agar tekstur daging empuk dan kaya rasa.
Empal dan jeroan di Sego Empal Bu Warno melalui rangkaian proses masak yang cukup panjang, yakni sekitar 1 hari persiapan, sebelum dapat disantap pembeli. Hari pertama, empal dan jeroan direbus dulu sejak jam 9 pagi, selama 5 sampai 6 jam supaya teksturnya bisa super lembut. Kemudian empal dan jeroan direbus bersama bumbu racikan rahasia selama semalaman, sehingga dapat meresap.
Seluruh proses perebusan empal dan jeroan ini pun masih dilakukan secara tradisional menggunakan kompor jadul berbahan bakar kayu. Teknik memasak ini juga sangat berperan penting untuk menghasilkan empal dan jeroan yang sedap. Keesokan harinya, barulah empal dan jeroan digoreng sebelum disajikan untuk pelanggan.
-
Ada sejak puluhan tahun, ini rahasia 5 kuliner legendaris Nusantara Ada konro atau iga bakar Mamink Daeng Tata yang empuknya super nikmat.
-
Mencicipi kesegaran es kacang hijau legendaris Jogja, tempat jajannya Rano Karno Kuliner ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an.
-
Sego Welut Mbak Surani, kuliner legendaris khas Godean Cukup dengan Rp 15 ribu, lidahmu dijamin langsung nagih ketika mencicipi menu super lezat ini
foto: brilio.net/shahfara
Proses menggoreng empal dan jeroan pun tak bisa sembarang, lantaran warnanya bisa menghitam serta kurang menggugah selera. Empal dan jeroan di Sego Empal Bu Warno bisa berwarna cerah rupanya karena digoreng menggunakan minyak sawit. Lalu, usai digoreng, empal ataupun jeroan dapat disajikan bareng nasi, lalapan, juga sambal bawang.
Empal dan jeroan di Sego Empal Bu Warno ini dominan terasa asin gurih. Selain itu, pembeli yang doyan pedas pasti akan semakin ketagihan menyantap empal ataupun jeroan dengan cocolan sambal bawangnya yang super pedas.
foto: brilio.net/shahfara
Tetapi, di Sego Empal Bu Warno juga tersedia satu jenis cocolan lagi yang cocok untuk pelanggan tak kuat pedas, yaitu petis daging. Sesuai namanya, petis daging ini dibuat menggunakan campuran daging sapi asli. Rasanya sedikit manis dari gula jawa bercampur gurih mendominasi.
Proses pembuatan petis daging khas Sego Empal Bu Warno ternyata juga cukup rumit, lho. Usut punya usut, jenis cocolan satu ini membutuhkan proses masak lebih lama dibanding empal dan jeroannya. Supaya kaldu dari daging sapi benar-benar keluar, rasa petisnya pun kian lezat.
foto: brilio.net/shahfara
Hadirkan cabang terbaru dengan konsep berbeda.
Hadir dengan cabang ke-4 terbaru, terletak di Jalan Nglengkong Besi Nomor 11, lebih tepatnya di area persawahan. Cabang yang resmi dibuka 5 bulan lalu ini dipegang oleh adik iparnya, Herdi, yang merupakan cucu ke-2 dari Bu Warno.
Herdi dulunya bekerja sebagai Event Organizer dan sering terbang ke berbagai kota di Indonesia untuk mengadakan acara. Tetapi, lantaran mendapat amanah untuk membuka warung empal cabang ke-4, ia sekarang hanya fokus dengan bisnis kuliner ini.
foto: brilio.net/shahfara
Herdi mengaku memilih lokasi warung di daerah Kaliurang lantaran dekat dengan tempat tinggalnya. Sego Empal Bu Warno yang ia kelola ini cukup luas dan tersedia area indoor maupun outdoor. Nah, bagi pelanggan yang beruntung datang saat cahaya matahari sedang cerah, bisa makan di area outdoor sambil melihat cantik dan megahnya Gunung Merapi, lho.
Sayangnya, tim BrilioFood mampir saat gerimis, sehingga suasana Merapi terselimuti kabut awan. Meski begitu, Sego Empal Bu Warno cabang terbaru ini tetap bikin betah karena hawa di sana cukup adem. Lokasi warung ini juga disebut paling luas dibanding cabang-cabang sebelumnya.
foto: brilio.net/shahfara
Tak cuma menjual suasana dan menu utama, Sego Empal Bu Warno cabang ke-4 ini juga memiliki inovasi menu baru yang tak bisa didapat di cabang lain. Di antaranya menyediakan sop koyor, pisang goreng, bakwan, serta kopi. Meski begitu, seluruh menu utama seperti empal, jeroan, abon, sayur sop, sampai sayur asem tetap tersedia. Herdi mengatakan, menu-menu baru hadir lantaran ia ingin menyesuaikan dengan suasana warungnya, biar pelanggan lebih betah nongkrong.
"Harus ditambahin (menu baru), karena secara tempat, biasanya orang setelah makan mau nongkrong, di sana (cabang-cabang sebelumnya) kan nggak memungkinkan," ungkapnya.
Memandang bisnis kuliner lain sebagai kawan, bukan lawan.
Sudah jadi rahasia umum kalau hidangan di Sego Empal Bu Warno tidak pernah mengalami perubahan rasa sejak puluhan tahun lamanya. Pasalnya, baik Widya ataupun Herdi sebagai penerus bisnis ini memegang catatan resep yang sama, turun menurun dari mendiang kakek dan neneknya. Hal inilah yang bikin Sego Empal Bu Warno nggak pernah kehilangan pelanggan setia.
Meski sudah banyak warung makan lain yang serupa, Sego Empal Bu Warno pun tetap berdiri tegak lantaran tak pernah memandang kemunculan bisnis kuliner lain sebagai pesaing. Sebab, penikmat kuliner pasti memiliki selera masing-masing.
Baik Widya ataupun Herdi tetap fokus dan konsisten, berupaya menghadirkan inovasi-inovasi yang cocok untuk bisnis ini.
Herdi juga memiliki cerita menarik lain, nih. Saat ini, area sekitar Sego Empal Bu Warno yang ia kelola memang masih sepi. Tapi ia berharap warungnya nanti bisa ikut ramai, ketika ada bisnis kuliner lain hadir di sebelahnya tak lama lagi.
"Kalau saya memang lebih senang, tambah ramai. Saya malah senang, jadi bukan saingan, justru orang-orang malah punya banyak pilihan," cetusnya sambil tertawa.
foto: brilio.net/shahfara
Sejumlah menu makanan di Sego Empal Bu Warno juga memiliki harga relatif terjangkau untuk ukuran kuliner legendaris Yogyakarta. Satu porsi lauk lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan dibanderol mulai dari Rp23.000-an saja. Pembeli juga bisa mendapatkan aneka lauk per porsi ataupun kiloan dari warung ini untuk dijadikan oleh-oleh atau dimakan ramai-ramai di rumah.
foto: brilio.net/shahfara
(brl/lut)RECOMMENDED ARTICLES
- Kisah generasi keempat melestarikan warung legendaris bu Spoed, pertahankan cita rasa sejak 1920
- Resign dari koki di Prancis kini sukses buka resto, ini sosok Ali pedagang pizza dari Bantul
- Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli
- Lezatnya mi mercon buatan muazin Masjid Gedhe, tetap diburu pembeli walau ada di gang sempit
- Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
- Spot baru makan di Jogja, nikmati menu otentik dengan view Merapi tapi vibenya serasa lagi di Bali
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas