Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli
Diperbarui 18 Jan 2024, 15:57 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 14:01 WIB
Brilio.net -Merindukan hidangan khas kampung halaman sudah jadi hal lumrah dialami oleh para ekspatriat, seperti 'ahjussi' atau (sebutan untuk paman dalam bahasa Korea) bernama Shin Yong-hyun, pria asli Korea Selatan yang tinggal di Yogyakarta. Ia bercerita kalau dulunya sering kesulitan menemukan restoran khas Korea di Yogyakarta yang cocok dengan lidahnya. Apalagi soal kimchi, ia mengaku sudah mencoba membeli kimchi dari berbagai tempat, tapi tak ada yang cocok.
Bahkan, tak jarang ia membelinya di e-commerce dari penjual kimchi kota-kota lain, tapi tetap mengecewakan. Usut punya usut, bukan hanya dari cara pembuatan, perubahan suhu dan pergantian waktu saat kimchi melewati proses pengiriman juga bisa menyebabkan rasa kimchi tak seenak buatan rumahan. Hal inilah yang melatar belakangi berdirinya restoran bernama Mama Kimchi Korean Food di Yogyakarta.
Bersama sang istri, Yenny, pria ini awalnya membuka bisnis kuliner kecil-kecilan untuk menjual kimchi pada 2020 lalu. Hanya sebatas itu, dulunya Mama Kimchi masih belum berbentuk restoran dengan layanan dine in (makan di tempat) seperti sekarang. Selain kerinduannya dengan hidangan asli Korea, Shin Yong-hyun juga ingin membuka bisnis kimchi ini agar sang istri punya kegiatan bermanfaat.
foto: Medium/Mama Kimchi Original Korean Food
-
Dewi mabuk kepayang dimanja ekspatriat Korea Sopan-santun dan kejujurannya membuat hatinya luluh, meski dia tahu Mr. Kim sudah mempunyai istri.
-
5 Resep dan cara membuat kimchi ala drama Korea Kimchi ini nggak sekadar enak, tapi juga sehat untuk tubuh.
-
Resep kimchi jjigae ala rumahan, makanan khas Korea yang bikin nagih Meski dibuat di rumah, tapi rasanya nggak beda jauh sama buatan restoran Korea, lho.
Shin Yong-hyun tidak memiliki latar belakang bisnis kuliner, melainkan desain interior. Saat masih tinggal di Korea Selatan, ia bekerja sebagai konsultan untuk menata berbagai bangunan. Namun, seperti kebanyakan jenis pekerjaan di negara ginseng tersebut, pekerjaan Shin Yong-hyun di bidang desain interior juga memberinya pressure atau tekanan pekerjaan cukup tinggi. Bahkan, ia sering merelakan waktu tidurnya untuk bekerja.
Istrinya, Yenny pun juga menceritakan bahwa ada banyak kasus bunuh diri terjadi akibat tekanan kerja tinggi di Korea Selatan. Maka dari itu Shin Yong-hyun makin senang tinggal di Indonesia lantaran ia bisa hidup dan bekerja dengan lebih nyaman. Benar saja, dilansir dari penelitian terbitan National Institute of Health di ncbi.nlm.nih.gov, dalam setahun, ada ribuan pekerja yang tutup usia karena bunuh diri di Korea Selatan.
Istrinya, Yenny, juga menceritakan bahwa ada banyak kasus bunuh diri terjadi akibat tekanan kerja tinggi di Korea Selatan. Maka dari itu Shin Yong-hyun lebih senang tinggal di Indonesia lantaran ia bisa hidup dan bekerja dengan lebih nyaman.
"My work in Korea was very busy, I want a beautiful life (Pekerjaanku saat di Korea dulu begitu sibuk, aku ingin hidup yang tenang)," ungkap pria berusia 50-an tahun yang tak fasih berbahasa Indonesia ini kepada BrilioFood saat berkunjung ke restoran Mama Kimchi 1 pada Rabu (3/1) lalu.
Namun, walaupun terjun ke bisnis kuliner, Shin Yong-hyun tak benar-benar meninggalkan pengalamannya di bidang desain interior. Pria ini mengaku mengatur sendiri semua peralatan dan dekorasi restoran Mama Kimchi. Menurutnya, memang desain restorannya masih terbilang simpel dan belum sepenuhnya mirip dengan desain-desain bangunan di Korea sana. Meski begitu, ia cukup sering mendapat pujian dari pelanggan karena restorannya terasa homey (nyaman).
foto: brilio.net/shahfara
Di samping bisnis restoran, Shin Yong-hyun juga menjalankan bisnis ekspor dari Indonesia ke Korea Selatan. Barang-barang yang ia ekspor berupa perabotan rustic, anyaman, batu, patung, dan lain sebagainya. Selain Indonesia, ia juga pernah melakukan ekspor barang ke Korea Selatan dari negara lain di Asia seperti Vietnam, Thailand, Filipina, serta China. Tetapi, menurutnya barang-barang dari Indonesia merupakan salah satu yang terbaik dan disukai oleh banyak orang di negara asalnya.
Terlepas dari kariernya di bidang desain interior, mengembangkan restoran Mama Kimchi-lah yang jadi fokus utama Shin Yong-hyun bersama sang istri selagi menetap di Yogyakarta saat ini.
foto: brilio.net/shahfara
Harganya cukup hemat di kantong.
Hidangan racikan resep rumahan keluarga.
Percobaan membuat kimchi untuk dijadikan bisnis tak langsung berhasil satu atau dua kali saja. Shin Yong-hyun dan Yenny harus mencoba berbagai racikan resep kimchi beberapa kali sebelum memutuskan untuk menjualnya. Sampai akhirnya, Shin Yong-hyun mendapatkan resep kimchi dari ibunya di Korea Selatan dan jadilah kimchi autentik di restoran Mama Kimchi sekarang.
Shin Yong-hyun menceritakan, makan kimchi sudah jadi budaya sehari-hari masyarakat Korea Selatan. Nggak heran kalau setiap keluarga di sana selalu meluangkan waktu untuk membuat kimchi secara rutin agar stok side dish (makanan pendamping) satu ini selalu tersedia di rumah.
Umumnya, kimchi dikenal punya perpaduan rasa asam dan pedas. Tapi menurut Shin Yong-hyun, setiap kota di Korea Selatan punya ciri khas kimchi masing-masing. Misalnya seperti kimchi di restorannya yang dibuat dengan racikan bumbu tertentu agar rasa dan aromanya cenderung ringan, nggak begitu asam ataupun pedas, persis kimchi asal Busan. Busan merupakan kota asal Shin Yong-hyun yang terletak di bagian tenggara Korea Selatan.
Setelah beberapa waktu menjual kimchi, Shin Yong-hyun mendapat masukan dari temannya untuk mencoba membuka restoran makanan khas Korea, alih-alih hanya menjual kimchi. Alhasil, setelah mengumpulkan modal dan memutuskan menu untuk dijual, restoran Mama Kimchi resmi dibuka pada pertengahan 2020. Dulunya, restoran pertama Mama Kimchi masih terletak di sebuah gang kecil di Jalan Karangmalang, dekat dengan area kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Kendala (di restoran Mama Kimchi sebelumnya) sih di parkir ya, toilet juga nggak ada," imbuh Yenny sambil tersenyum simpul.
Sejak pelanggan semakin banyak dan kesulitan mengatur letak kendaraan untuk parkir, restoran Mama Kimchi pindah ke tempat yang lebih besar sejak pertengahan 2023 lalu. Restorannya pun sudah memiliki beberapa orang pegawai. Shin Yong-hyun dan Yenny melatih langsung semua pegawainya agar dapat memasak dan memiliki lidah yang lebih peka saat membuat hidangan autentik Korea di restorannya.
foto: brilio.net/shahfara
Bahan baku lokal serta impor dari Korea Selatan langsung.
Bahan-bahan untuk membuat aneka hidangan di Mama Kimchi didapat dari pasar lokal, contohnya sayuran, beras, mi, minyak, seafood, daging, sampai biji wijen. Berbeda dengan bumbu atau saus gochujang dan chunjang, Shin Yong-hyun dan Yenny mengaku membelinya secara impor. Mama Kimchi diketahui bekerja sama dengan produsen gochujang dan chunjang dari Korea Selatan langsung.
"Udah halal, jadi nggak ada yang mengandung babi gitu," jelas Yenny, pasalnya ia sering mendapat pertanyaan apakah hidangan di restorannya pakai bahan-bahan halal atau tidak.
foto: brilio.net/shahfara
Saus gochujang dan chunjang impor jadi pilihan Shin Yong-hyun dan Yenny karena ingin memperkenalkan rasa hidangan autentik khas Korea Selatan ke masyarakat Indonesia. Selain orang Indonesia, restoran Mama Kimchi juga sering kedatangan pelanggan ekspatriat asal Korea Selatan yang tinggal di Yogyakarta.
foto: brilio.net/shahfara
TimBrilioFoodjuga sempat berbincang dengan salah seorang pelanggan Mama Kimchi bernama Nina, karyawan di salah satu perusahaan swasta di Yogyakarta. Rupanya, wanita ini penggemar budaya K-pop, mulai dari boyband hingga kuliner, dan sudah dua kali makan di Mama Kimchi. Menurut Nina, rasa hidangan di Mama Kimchi berbeda dengan restoran khas Korea lain yang pernah ia jumpai di Yogyakarta.
"Rasanya beda, kak. Di sini jual comfort food (makanan rumahan) ala Korea gitu, kalau di tempat lain rasanya masih banyak micinnya kayak makanan instan," tuturnya sambil nyengir lebar.
foto: brilio.net/shahfara
Tak bisa bahasa Indonesia menjadi daya tarik tersendiri seorang Shin Yong-hyun.
Tak memiliki kesulitan menggaet pelanggan.
Layaknya Nina, masih ada banyak penggemar budaya Korea Selatan lainnya yang senang makan di Mama Kimchi, begitulah yang dijelaskan oleh Yenny. Wanita asal Surabaya ini mengaku tak terlalu kesulitan mencari pelanggan sejak Mama Kimchi baru berdiri pada 2020. Target bisnisnya kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa, tapi tak jarang anak-anak hingga orang dewasa juga senang mampir ke restorannya.
"Kita di sini tuh nggak usah ngenalin ya, karena booming (ramai) tentang Korea, anak-anak sekarang apa-apa (senang) Korea. Kenapa kita nggak coba masuk ke situ, dari situ bojoku bilang, apa sih yang paling disukai orang-orang Indonesia, (kujawab) mi, ya kan, (seperti) jjamppong dan jjajangmyeon. Dan aku di sini mainnya di porsi, banyak, karena (sasarannya) anak kuliah ya, beda sama yang high class (restoran mewah)," ujar Yenny.
foto: brilio.net/shahfara
Yenny pun menceritakan awal mula kenapa bisnis miliknya dan suami bisa ramai, yaitu lewat undangan dari event organizer acara Korean Day di kampus UGM. Saat itu ia bertemu dengan salah satu food vlogger di Yogyakarta yang meminta izin untuk mempromosikan hidangannya ke media sosial. Mulai dari situlah nama Mama Kimchi semakin terkenal.
Yenny dan Shin Yong-hyun juga berhasil mendapatkan pelanggan dari luar kota dan pulau. Usai mengingat-ingat sebentar, Yenny berkata ia dan suami sampai pernah mengirim beberapa kilogram kimchi ke Aceh menggunakan jasa logistik satu hari sampai. Pengiriman kimchi tersebut jadi momen tak terlupakan bagi Yenny dan Shin Yong-hyun karena lokasinya paling jauh.
Pengiriman kimchi tersebut jadi momen tak terlupakan bagi Yenny dan Shin Yong-hyun karena lokasinya paling jauh.
Sempat menangis lantaran mendapat kritik pedas.
Perjalanan Shin Yong-hyun dan Yenny merintis bisnis kuliner nggak melulu menyenangkan. Yenny mengaku sempat begitu terpukul sampai menangis karena mendapatkan kritik pedas dari pelanggan.
Bahkan, ada satu waktu saat ia mengelola Mama Kimchi tanpa ditemani sang suami, tiba-tiba ada pelanggan memprotes hidangan sampai-sampai memintanya memanggil owner (pemilik) Mama Kimchi. Rupanya pelanggan tersebut tak tahu kalau Yenny juga owner restoran tersebut dan menganggapnya sebagai pegawai biasa.
"Pulang-pulang aku nangis sama bojoku, (kubilang) kamu tahu nggak sih buka restoran kayak gini tuh aku dipandang sebelah mata," kata wanita 30-an tahun ini saat menceritakan suka dukanya menggeluti bisnis kuliner.
Meski begitu, hingga saat ini Yenny dan Shin Yong-hyun masih rutin membaca ulasan pelanggan baik di media sosial ataupun aplikasi ojek online. Pasalnya, dari ulasan tersebutlah ia bisa mendapat informasi untuk meningkatkan kualitas dagangannya agar Mama Kimchi bisa terus berjalan dengan baik.
foto: brilio.net/shahfara
Yenny mengatakan, komentar atau kritik pedas untuk Mama Kimchi tersebut kebanyakan datang dari orang Indonesia. Makanya kadang-kadang ia lebih senang mendapatkan pelanggan orang Korea ataupun bule, sebab orang Korea cenderung memberikan komentar membangun dan bule suka memberi uang tip jika senang dengan hidangan yang disajikan.
Sementara dari sudut pandang Shin Yong-hyun, ia lebih jarang mendapat komentar atau kritik langsung dari pelanggan Indonesia, karena kendala bahasa. Pria ini hanya berbicara dalam bahasa Korea ataupun Inggris. Namun, saat mendapat kritik, ia lantas bersigap menegur pegawainya agar tetap fokus memasak hidangan dengan baik.
Tujuan Mama Kimchi di masa yang akan datang.
Yenny menuturkan, karakter orang-orang Korea Selatan seperti suaminya selalu punya rencana hidup di masa yang akan datang. Nggak heran ia dan suami punya mimpi membuka lebih banyak cabang outlet Mama Kimchi. Bahkan, ia dan suami punya impian membuka bisnis kuliner ini di berbagai daerah lain di Indonesia.
"Dia harus memikir 5 tahun ke depan seperti apa, jadi otak itu nggak boleh nyantai atau bodo amat, itu nggak boleh," tegas Yenny.
Ia pun memberi bocoran menu baru yang sebentar lagi hadir di Mama Kimchi nih, yaitu patbingsu, dessert dingin ala Korea Selatan. Yenny mengatakan, patbingsu di Mama Kimchi punya ciri khas 'Korea banget'. Lebih tepatnya, patbingsu Mama Kimchi bukan sekadar dibuat dari es serut seperti yang kebanyakan dijual di Indonesia, melainkan dari campuran es dan susu, sehingga hasilnya lebih lembut.
Buat penggemar kuliner yang tertarik mampir ke Mama Kimchi, restoran ini sudah memiliki dua cabang di Yogyakarta. Mama Kimchi 1 terletak di Jalan Karangmalang (area pujasera Burjo Borneo Bolodewo Lembah UGM) dan Mama Kimchi 2 di Jalan Timuran. Bukan hanya datang langsung, kamu juga bisa membeli hidangan dari Mama Kimchi lewat aplikasi ojek online.
Restoran ini pun buka setiap hari. Untuk hidangannya, Mama Kimchi sudah punya sekitar 15 menu. Di antaranya jjajangmyeon, jjamppong, bibimbap, tteokbokki, ramen, dan lain sebagainya. Harganya juga 'anak kos friendly', yakni berkisar Rp20.000 sampai Rp50.000-an saja sudah membuat perut kenyang.
foto: brilio.net/shahfara
(brl/lut)RECOMMENDED ARTICLES
- 11 Potret dapur semi outdoor ini desainnya dijamin antigerah, unik dan bikin berasa punya restoran
- Ini dia 8 restoran Jepang di daerah Jakarta Selatan dengan konsep unik, udah ke sana?
- 11 Potret kocak pemberitahuan di restoran ini bacanya bikin senyum tipis, sabar dong bos
- Intip menu spesial di gala dinner KTT ke-42 di Labuan Bajo, sajian komplet khas Nusantara
- Spot baru makan di Jogja, nikmati menu otentik dengan view Merapi tapi vibenya serasa lagi di Bali
- Auto bikin bingung, 11 nama tempat makan mirip restoran terkenal ini malah bikin pembeli terkecoh
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas