Berburu camilan tradisional jemunak di pasar Ramadan Gunungpring
Brilio.net - Salah satu kegiatan menyenangkan yang hanya bisa dilakukan pada saat bulan suci Ramadan adalah ngabuburit. Banyak hal yang bisa dilakukan saat ngabuburit seperti jalan-jalan, bercengkrama dengan keluarga, ataupun mencari kulineran untuk berbuka puasa.
Salah satunya area yang banyak menjual aneka jajanan atau takjil adalah pasar Ramadan Gunungpring. Sama halnya dengan pasar Ramadan lainnya, di pasar satu ini banyak pula pedagang yang menjajakan jualannya mulai dari minuman manis, sayur, lauk, gorengan, hingga jajanan tradisional. Namun ada satu keunikan yang tidak ada di pasar Ramadan lainnya, yaitu terdapat camilan tradisional bernama jemunak.
-
6 Jajanan tradisional ini sering muncul di bulan Ramadan, bikin nagih! Favoritmu yang mana?
-
5 Pasar Ramadan paling legendaris di Indonesia, surganya takjil Penuh takjil yang menggoda.
-
7 Makanan khas daerah yang identik dijadikan takjil, yuk ngabuburit Takjil biasanya disajikan sebagai makanan pembuka yang bersifat ringan agar perut tidak kaget setelah seharian penuh kosong.
Jemunak merupakan salah satu makanan khas dari Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Makanan tradisional ini hanya ada di bulan puasa atau Ramadan saja, lho. Selama bulan Ramadan, sebagain warga di sekitar Desa Gunungpring membuat makanan unik ini lalu mereka jual di rumah atau di pasar Ramadan tersebut.
"Sudah mulai dari puasa pertama, kulineran disini banyak dikunjungi oleh sebagian warga hingga orang luar daerah karena hanya ingin membeli dan mencicipi jemunak untuk berbuka puasa," ujar Marsono selaku salah satu pedagang jemunak di pasar Ramadan Gunungpring saat ditemui BrilioFood, Minggu (26/3).
foto: Mgg/Nabila Arkania
Magang: Nabila Arkania
Lezat Dan Bikin Nagih.
Jemunak terbuat dari bahan dasar ketela pohon atau singkong yang diparut sampai halus. Dicampur pula dengan beras ketan. Setelah jadi, kudapan ini dibungkus daun pisang. Jemunak pun disajikan bersama parutan kelapa dan juruh (gula jawa yang dicairkan).
"Bisa dibilang menu ini tu wajib ada saat bulan Ramadan, karena sedari saya kecil makanan ini memang hanya dibuat saat Ramadan saja," ucap Aryo salah satu pengunjung pasar Ramadan Gunungpring.
foto: Mgg/Nabila Arkania
Konon makanan ini merupakan hidangan warisan nenek moyang warga Muntilan. Hingga sekarang masih diproduksi secara turun-temurun.
"Untuk harganya murah mulai dari 2 ribu sampai 3 ribuan saja. Rasanya tu manis tapi cenderung ke gurih. Rasa manisnya didapat karena ada gula merah cair atau sering disebut juruh," lanjut Aryo.
Makanan ini sangat cocok jika disantap sebagai camilan buka puasa. Rasa ketela yang legit berpadu dengan gurihnya kelapa dan manisnya gula merah, dari anak-anak hingga orang dewasa pun senang. Apalagi ketela yang memang mengandung karbohidrat, sangat cocok untuk memulihkan tenaga setelah berpuasa sepanjang hari, lho.
Buat kamu yang lagi jalan-jalan di daerah Magelang, jangan lupa buat mengunjungi pasar Ramadan di Gunungpring, ya. Kamu bisa mencicipi jemunak dan jajanan lainnya, apalagi harga yang dibandrol sangatlah terjangkau. Berburu takjil bersama temanmu menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan, nih.
(brl/lut)RECOMMENDED ARTICLES
- Jalan Makan Silo, Makan Steak lumer di Mulut di Resto bernuansa Jepang
- Buka puasa di 'Jalur Gaza' Jogja, spot cari takjil yang nggak pernah sepi pembeli
- Berawal dari hobi kini menjalar menjadi bisnis, inilah Behind The Kitchen Mie Gendut
- Spot baru makan di Jogja, nikmati menu otentik dengan view Merapi tapi vibenya serasa lagi di Bali
- Jalan Makan Bebek Carok, renyahnya sampai ke dalam ditambah nikmatnya bumbu hitam
- Usung konsep pelayanan jutek, intip 7 menu andalan Karen's Diner Jakarta
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas