Tak lanjutkan pendidikan kuliner di Singapura, ini kisah sukses pemilik Mi Sapi Banteng di Jogja
Diperbarui 22 Agt 2023, 12:35 WIB
Diterbitkan 22 Agt 2023, 17:01 WIB
Brilio.net - Siang itu cuaca terasa cukup terik di sebuah warung makan berlokasi di Jalan Banteng Utama No. 25, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Warung tersebut dikenal dengan sebutan Mi Sapi Banteng, hingga kini masih jadi primadona penggemar hidangan mi. Buka di jam 11 siang, bangku-bangku di Mi Sapi Banteng sudah hampir dipenuhi pelanggan selang beberapa menit warung buka.
-
10 Makanan khas Jogja yang wajib kamu coba Tapi apalah artinya kalau kamu jalan-jalan tanpa berburu kuliner khas Jogja. Hampa!
-
Nasi Langgi Pak Man, kuliner malam legendaris Jogja sejak 1988 Kini sudah mempunyai tiga cabang dan biasanya 500-700 porsi habis dalam satu hari
-
Lezatnya mi Ongklok Longkrang makanan legendaris khas Kota Wonosobo, jujugan para menteri hingga SBY Salah satu keunikannya juga terletak pada kuahnya yang berwarna cokelat dan kental.
foto: brilio.net/shahfara
Pengunjung di warung Mi Sapi Banteng ini sangatlah beragam, mulai dari anak muda hingga orang tua. Salah satunya Erwin, wanita paruh baya asli Jogja yang tinggal di kawasan Jalan Lempongsari, Sleman. Bersama dua orang temannya, Erwin mengaku sudah beberapa kali menyambangi Mi Sapi Banteng ini. Awalnya ia direkomendasikan oleh sang anak, Erwin pun lantas suka.
"Dari anak, Mbak. Anak-anak muda mesti tahu kalau ada tempat makan viral kayak gini," ucap Erwin, ucap Erwin ketika ditemui brilio.net beberapa waktu lalu, Selasa (15/8).
Di sela-sela momen menikmati semangkuk mi sapi, Erwin menjelaskan kalau cita rasanya cocok di lidah orang Indonesia karena cukup gurih. Apalagi kalau senang dengan makanan pedas seperti dirinya, menurutnya menu mi versi pedas di Mi Sapi Banteng punya rasa pedas yang masih bisa dinikmati.
foto: brilio.net/shahfara
Nggak cuma orang Jogja, ternyata ada juga yang dari luar kota, lho. Salah satunya Niki yang rela dari Solo, datang bernama dua sahabatnya. Ketiganya diketahui baru pertama kali mendatangi warung ini sembari berwisata saat liburan kuliah. Berawal dari rasa penasaran usai melihat konten viral soal Mi Sapi Banteng di media sosial, Niki dan kedua temannya tampak puas dengan menu-menu di tempat makan ini.
"Enak. Yang kayak gini nggak pernah sih, (rasanya) beda," ungkap Niki dan disusul anggukan setuju dari dua sahabatnya.
Mi Sapi Banteng diketahui tak hanya punya menu mi sapi, melainkan juga mi ayam, kwetiau sapi, kwetiau ayam, pangsit rebus, serta pangsit goreng. Harga menu makanan yang dijual oleh warung ini pun bisa dibilang ramah di kantong, berkisar Rp4 ribu sampai Rp15 ribu saja.
foto: brilio.net/shahfara
Pilih bisnis kuliner alih-alih lanjutkan sekolah kuliner di Singapura.
Di balik banyaknya penggemar mi sapi ini, ada sosok Satria, owner Mi Sapi Banteng yang merintis bisnis kulinernya dari nol. Mi Sapi Banteng resmi dibuka pada Februari 2019 silam. Saat itu, lokasinya masih berada di sebuah ruko di Jalan Damai. Namun, usai beberapa bulan berjualan sampai saat ini, Satria memutuskan pindah ke depan rumahnya, yakni tempat Mi Sapi Banteng yang sekarang. Dengan begitu, ia bisa lebih nyaman mengatur banyaknya jumlah pelanggan.
Ada kisah menarik yang dimiliki oleh pria akrab disapa Mas Satria ini. Setelah lulus kuliah D3 di Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM), ia lantas tertarik melanjutkan studi jurusan kuliner di salah satu universitas Singapura.
Tetapi, sebelum merampungkan pendidikan, Satria memilih pulang ke Indonesia dan banting setir berjualan mi sapi.
Berbekal ilmu kuliner yang ia dapat di bangku perkuliahan, Satria mengaku memang menggodok sendiri resep menu-menu yang ada di Mi Sapi Banteng, lho. Selain itu, sampai hari ini pun seluruh pembuatan mi sampai pangsit yang dijual di Mi Sapi Banteng dilakukan secara homemade (produksi rumahan) dibantu beberapa pegawai.
"Terinspirasi justru dari street food lokal saat kuliah di luar, namun untuk resepnya diolah sendiri dengan menyesuaikan selera orang Indonesia," ujar Satria.
foto: brilio.net/shahfara
(brl/lut)
RECOMMENDED ARTICLES
- Lupis Mbah Satinem, jajanan legend yang pernah dicicipi Lee Seung-gi
- Jalan Makan Kedai Roti Ibu Saya, nggak nyangka enaknya pizza cuma Rp 13 ribu
- Buka puasa di 'Jalur Gaza' Jogja, spot cari takjil yang nggak pernah sepi pembeli
- 11 Pasar Ramadan murah meriah di Jogja, bikin kalap beli takjil
- Ayam Kampung & Jangan Tholo ‘Mbah Kebo’, kuliner legendaris Kulonprogo
- 7 Rekomendasi restoran Jepang di Yogyakarta, harga di bawah Rp 50 ribu
- 15 Tempat makan sate Padang di Yogyakarta, bumbunya khas banget
- 10 Restoran makanan Korea di Yogyakarta, cozy dan lengkap banget
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas