Resign dari koki di Prancis kini sukses buka resto, ini sosok Ali pedagang pizza dari Bantul
Diperbarui 1 Des 2023, 16:42 WIB
Diterbitkan 3 Des 2023, 09:30 WIB
Brilio.net - Sabtu (25/11) sore, langit tak secerah biasanya karena sinar matahari dihalangi awan mendung. Padahal, kalau langit cerah, suasana di tempat ini pasti asri. Begitulah yang dijelaskan oleh Ali, si pemilik restoran bernama Kopi Wongso, berlokasi di Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Identik dengan pemandangan sawah, tak jarang pengunjung bisa mendapati cantiknya sunset sambil nongkrong di tempat ini.
Saat BrilioFood melangkah ke pekarangan Kopi Wongso, Ali menyambut kedatangan kami dengan hangat dan bersedia menceritakan berbagai hal soal kiprahnya di dunia kuliner. Rupanya, ia sudah tertarik dengan bidang ini sejak di bangku SMA, tepatnya saat ia bersekolah di SMTK Nitikan Yogyakarta, yang saat ini sudah berganti nama jadi SMK Negeri 4. Ali dulu mengambil jurusan patissier atau pembuat kue.
-
Kisah sukses anak pedagang pecel lele jadi juragan bakpia di Jogja Bermula dari pelosok Bojonegoro, Ariyanto mengembangkan unit usaha hingga memiliki 300 karyawan. Sehari mengolah 500 kg kacang ijo untuk bakpia.
-
Nih 6 Fakta kedai kuliner khas Sambas berkonsep peranakan di Bintaro Penyajian kopi di kedai ini tetap mempertahankan cara-cara tradisional
-
Pernah punya 4 cabang rumah makan, kisah pilu pedagang bangkrut usai alami hal ini Semakin banyak orang memilih untuk terjun ke bisnis kuliner, memanfaatkan potensi pasar yang terus berkembang.
Setelah lulus SMK, Ali rupanya tak melanjutkan pendidikan di bidang kuliner, melainkan mengambil gelar D3 di Lembaga Indonesia Prancis (IFI), Yogyakarta. Meski demikian, pria ini mengaku masih menerapkan ilmu kulinernya, sehingga di sela-sela waktu luang kuliah, ia juga berjualan burger keliling. Alhasil, selain tetap menerapkan ilmu soal kuliner, hitung-hitung ia juga mendapatkan penghasilan sendiri.
Karier Ali di bidang kuliner pun ia lanjutkan dengan bekerja di sejumlah restoran dan hotel bintang lima di Yogyakarta selama beberapa tahun. Akhirnya, pada 1999 ia memilih terbang ke Eropa dan bekerja sebagai koki di restoran yang menjual hidangan khas Nusantara. Ada dua negara yang sempat Ali tinggali, yakni Belanda dan Prancis.
"Di sana kan banyak orang-orang keturunan Indonesia, itu banyak yang kadang-kadang kangen masakan Indonesia," ucapnya sambil mengingat momen karier kulinernya di benua biru tersebut.
foto: brilio.net/shahfara
Berhenti jadi koki di Eropa dan memulai bisnis kuliner sendiri.
Setelah kurang lebih 8 tahun bekerja di Eropa, Ali akhirnya memutuskan untuk resigndan menetap di Yogyakarta. Saat sudah pulang ke Indonesia, ia belum membuka restoran Kopi Wongso seperti sekarang, melainkan mengembangkan bisnis kopi luwak, karena kecintaannya dengan minuman kopi. Bisnis kopi luwak milik Ali ini masih terus berjalan hingga sekarang, tapi penjualannya lebih banyak secara ekspor ke Jepang.
foto: brilio.net/shahfara
Seiring berjalannya waktu dan modal semakin terkumpul, Ali pun membuka restoran Kopi Wongso. Tempat ini awalnya masih sepi dan hanya menjual sedikit menu, sampai akhirnya Ali terpikirkan untuk menambah menu pizza di restorannya. Ide ini disebut-sebut muncul didukung oleh kondisi restorannya yang semakin sepi saat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Menu pizza ini lantas laris dan jadi daya tarik Kopi Wongso di kalangan penggemar kuliner sampai sekarang.
(brl/lut)RECOMMENDED ARTICLES
- Kisah generasi keempat melestarikan warung legendaris bu Spoed, pertahankan cita rasa sejak 1920
- Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
- Lezatnya mi mercon buatan muazin Masjid Gedhe, tetap diburu pembeli walau ada di gang sempit
- Tak lanjutkan pendidikan kuliner di Singapura, ini kisah sukses pemilik Mi Sapi Banteng di Jogja
- Spot baru makan di Jogja, nikmati menu otentik dengan view Merapi tapi vibenya serasa lagi di Bali
- Menikmati makanan sambil santai di pinggir sungai Jogja Pari Sewu
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas