Rasa Sayange, warung makan ikan khas Indonesia timur tiada duanya
Diperbarui 26 Nov 2018, 18:57 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 21:31 WIB
Brilio.net - Bisnis kuliner memang selalu disebut salah satu bisnis paling menjanjikan. Terlebih jika bisnis makanan itu dikelola dengan baik dan dijalankan di lokasi yang tepat, seperti kota Yogyakarta misalnya. Selain pariwisatanya, kota yang dikenal akrab dengan sebutan Jogja ini juga gudangnya kuliner lezat.
Salah satu contohnya adalah Warung Makan Bu Ning 'Rasa Sayange' Khas Indonesia Timur. Warung makan dengan konsep sederhana ini terletak di Jalan Jetis Pasiraman 11, cukup dekat dengan Tugu Jogja.
foto: agib tanjung/brilio.net - 2018
-
14 Resep makanan khas Jawa Tengah terkenal enak dan mudah Jawa Tengah punya banyak makanan yang lezat, spesial, dan istimewa di lidah.
-
Nasi Langgi Pak Man, kuliner malam legendaris Jogja sejak 1988 Kini sudah mempunyai tiga cabang dan biasanya 500-700 porsi habis dalam satu hari
-
10 Makanan khas Jogja yang wajib kamu coba Tapi apalah artinya kalau kamu jalan-jalan tanpa berburu kuliner khas Jogja. Hampa!
Kepada brilio.net, Budiono sang pemilik meluangkan waktu untuk bercerita tentang warung yang sudah dirintisnya sejak tahun 2006 silam itu. Sama seperti bisnis kuliner lainnya, warung Rasa Sayange ini juga pernah mengalami masa-masa susah.
"Warung ini sudah ada 12 tahun yang lalu. Menu spesial dan paling utama ya sejak dulu ikan bakar. Macam-macam jenisnya, ada kakap merah dan kawan-kawan. Selain ikan juga ada cumi, udang, colo-colo dan papeda, menu khas timur," kata Budi, sapaan akrab Budiono ketika ditemui beberapa waktu lalu.
foto: agib tanjung/brilio.net - 2018
Menurut Budi, awalnya ia membuka warung dengan menu masakan Jawa biasa. Namun setelah lambat laun berjalan, keuntungan justru susah diraup. Budi pun menyadari bahwa menjual masakan Jawa ternyata sulit karena sudah banyak saingannya.
"Dari dulu apalagi sekarang kalau di Jogja itu cari soto mudah, masakan Jawa lainnya seperti gudeg ya banyak. Ya terus saya cari inspirasi. Waktu itu saya kebetulan bergaul dengan orang timur, orang Tidore, sehingga saya punya ide kenapa nggak jualan ikan bakar khas timur aja. Akhirnya saya dan istri (Bu Ning) mulai mempelajari masakan orang timur, terutama menu ikan bakar yang jadi andalan kami sampai sekarang," ujar Budi.
foto: agib tanjung/brilio.net - 2018
Warung Rasa Sayange ini memang sangat istimewa. Warungnya yang tak pernah sepi pembeli itu membuktikan bahwa masyarakat Jogja yang doyan cita rasa manis juga ternyata menggemari menu ikan laut.
foto: agib tanjung/brilio.net - 2018
Padahal, rata-rata menu ikan bakar di Rasa Sayange tak berlumur bumbu seperti masakan ikan Jawa pada umumnya. Sebagai teman menu ikan bakar, pengunjung akan dimanjakan colo-colo dan dabu-dabu untuk mendapatkan sensasi segar bercampur pedas. Mantap!
Tips berbisnis dari Budiono 'Rasa Sayange'
Budi tak segan menceritakan pengalamannya membangun warung Rasa Sayange. Bahkan dirinya juga punya beberapa tips menarik untuk berbisnis makanan, mengingat banyak anak muda zaman now yang sudah berani terjun membesarkan bisnis kuliner.
"Ya pada dasarnya kan memang kita kalau merintis bisnis kuliner, kita harus selalu pikirkan begini, 'Apa ya, kira-kira yang belum ada di Jogja?'. Dan harus punya ciri khas, seumpama seperti masakan Wonosobo, masakan Palembang, dll," ujar Budi.
foto: agib tanjung/brilio.net - 2018
Selain itu kata Budi, sebaiknya untuk memulai bisnis tak perlu memikirkan masalah modal yang besar. Sebab menurut pengalaman dan pengamatannya selama ini, justru modal besarlah yang akan membuat si pebisnis itu terlena. Akibatnya jika bisnisnya drop, dia akan rugi besar.
"Orang itu kalau modal memang harus dari kecil dulu, sehingga bisa besar dengan sendirinya. Daripada modalnya besar tapi malah nanti keuntungannya tetap kecil. Saya ini beneran lho, awal-awal warung ini saya cuma modal Rp 150.000. Makanya saya punya prinsip, mau bisnis kuliner tapi pakai modal kecil dan berpotensi untung besar. Ya pelan-pelan semuanya prosesnya memang. Harus dengan jerih payah dan kerja keras," imbuh Budi sembari tersenyum.
(brl/gib)
RECOMMENDED ARTICLES
- Membedah sejarah Burger Monalisa, burger legendaris tertua di Jogja
- Bakso tusuk Bu Sainah, digilai banyak orang meski puluhan km dari kota
- Warteg Glagahsari, warung Tegal legendaris pertama di Jogja
- Blusukan ke dapur Roti Djoen, roti legendarisnya kota Jogja
- Rujak Es Krim Pak Nardi, pionir rujak es krim di Jogja
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas