Blusukan ke dapur Roti Djoen, roti legendarisnya kota Jogja

Bagi kamu yang demen banget sama jajanan old school alias jadul, sepertinya belum sah kalau belum pernah mencicipi Roti Djoen. Toko roti yang berada di pusat kota Yogyakarta ini tentu bukan sembarang roti. Bahkan bisa dibilang salah satu toko legendaris di kota yang akrab disapa dengan Jogja tersebut.

Bertempat di kawasan Malioboro yakni di Jalan Jenderal A Yani 50, Roti Djoen masih berdiri tegak dengan desain interior yang konon katanya pernah ngehits banget era 60-70an itu. Plang tokonya pun sengaja tak diganti dengan desain kekinian. Berwarna hijau tua dengan font tulisan 'TOKO DJOEN' berwarna kuning keemasan, membuat aura toko ini semakin terasa lawasnya.

Toko Djoen mulai menjajakan roti-roti klasiknya sejak tahun 1942. Kini Roti Djoen dikelola oleh Hardinah, menantu dari pemilik pertama, Tan Qian Ngau.

"Saya sebenarnya lupa pastinya toko ini itu ada sejak tahun berapa, tapi banyak yang bilang ya memang sejak tahun 40an, bahkan sejak zaman Belanda di sini aja toko ini sudah ada. Yang jelas saya jadi menantu tahun 1959, kemudian saya hanya meneruskan usaha ini sampai sekarang," kata Hardinah ketika berbincang-bincang dengan brilio.net beberapa waktu lalu.

Menurut nenek berusia 81 tahun ini, Roti Djoen memang sudah tak selaris dulu lagi. Namun rotinya tetap tak pernah sepi pembeli. Banyak orang yang masih selalu rindu dengan roti dengan cita rasa klasik ini.

"Seingat saya ya, puncak laris-larisnya roti kami ini ya waktu zaman Pak Soeharto masih jadi presiden itu. Sudah lama sekali to? Dulu kami selalu produksi banyak dan kirim ke desa-desa. Tapi sekarang ya udah nggak ngirim lagi karena repot, sudah ndak banyak tenaga lagi seperti dulu," kata dia, yang kini menjadi pemilik Roti Djoen generasi ketiga.


Keistimewaan Roti Djoen

Jika berkunjung langsung ke tokonya, kamu akan merasakan suasana berbeda dan menyenangkan dari toko-toko zaman sekarang. Bagaimana tidak, di tengah hiruk pikuknya Malioboro yang semakin modern, ternyata masih ada toko yang mempertahankan bangunan lamanya dan konsisten menjajakan menu roti klasik yang bisa bikin semua orang nostalgia.

Di bagian lorong toko yang memanjang, kamu akan disambut dengan roti-roti segar yang diletakkan di etalase kaca. Roti-roti yang dijajakan di Toko Djoen ini pun diklaim masih selalu menggunakan resep kuno turun temurun. Hardinah menjamin roti-rotinya sampai sekarang masih diolah manual dengan resep sederhana dan tidak memakai oven. Itu sebabnya roti produksi Toko Djoen hanya bertahan satu hari saja karena sejak dulu menghindari pemakaian bahan pengawet.

Salah satu roti klasik milik Toko Djoen yang masih diburu banyak orang sampai sekarang adalah roti bantal dengan rasa originalnya, meski masih ada varian lainnya seperti cokelat dan keju. Rotinya terasa istimewa karena berbeda dengan roti-roti masa kini. Teksturnya terasa padat di luar namun sangat lembut ketika kamu mulai mengunyahnya. Selain roti bantal, beberapa varian roti basah aneka rasa dan roti kering lainnya juga masih bisa kamu temukan di Toko Djoen.

Oh iya, pengunjung yang datang ke Toko Djoen juga diperbolehkan masuk ke dapur oleh Hardinah. Di dapur itu kamu bisa melihat mesin-mesin tua pembuat roti. Meski sangat kuno, namun beberapa mesin itu masih digunakan membuat roti sampai sekarang. Selain itu roti-roti yang dipanggang masih dipertahankan dengan cara manual, yakni dimasak di tempat khusus memakai kayu bakar.

Meski dianggap sudah ketinggalan zaman, namun Roti Djoen ini masih terus dipertahankan oleh Hardinah semenjak Haryono Waluyojati, sang suami meninggal tahun 2012 silam. Selain dibantu oleh anaknya setiap hari, Hardinah juga masih ditemani oleh tiga koki dan satu orang karyawan untuk membantunya melayani pembeli.

"Ya sepi memang, tapi ya ndak papa bersyukur. Toh masih ada yang selalu beli dan banyak yang cari roti kami karena kangen. Dulu karyawan ya ada banyak, sekarang tukang pembuat roti tinggal tiga orang, sama ditambah satu lagi karyawan biasa," kata Hardinah menutup obrolan sembari tersenyum.

Roti Djoen yang buka sejak pagi sampai sore hari ini tidak membuka cabang di luar Jogja. Namun selain outlet klasik milik Hardinah ini, ada pula Toko Djoen 'Muda'. Bertempat di Jl Kolonel Sugiyono 70 C, toko itu kini dikelola oleh adik Haryono.

Nah, kalau kamu masih penasaran, simak foto-fotonya di bawah ini ya. Dijamin bikin kamu pengen mampir juga!

 

 

14 / 18

Agib Tanjung © 2018 brilio.net

(brl/gib)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya