Sering dipakai menyimpan makanan, ternyata ini bahaya menggunakan styrofoam menurut ahli gizi
Diperbarui 16 Jul 2024, 11:50 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 18:00 WIB
Brilio.net - Styrofoam sering dijadikan alat untuk menyimpan makanan, terutama bagi pedagang. Padahal, styrofoam ini dikenal berbahaya untuk kesehatan. Salah seorang ahli gizi asal Malaysia yang juga aktif menjadi kreator konten di media sosial membenarkan hal ini.
foto: TikTok/@mattghouzi
-
6 Bahan alat makan ini bisa sebabkan penyakit berbahaya Bahan alat makanan ini ada di sekitar lho, guys.
-
Sering disimpan emak-emak, ternyata ini bahaya menggunakan sendok bekas Mixue berkali-kali Emak-emak menggunakan sendok Mixue untuk menyuapi anak hingga memfungsikan sebagai sendok bumbu.
-
Pasti nggak nyadar, 9 benda berbahaya ini sering kamu pakai lho! Di era modern hampir semua pekerjaan bisa dilakukan oleh teknologi.
Lewat sebuah video, pria bernama Matt Ghozi ini menjelaskan, styrofoam kurang baik digunakan sebagai wadah penyimpanan makanan. Pasalnya, styrofoam punya kandungan bahan kimia yang berisiko jadi racun. Terutama, kalau styrofoam dipakai untuk meletakkan makanan yang panas.
Pasalnya, saat makanan panas dimasukkan ke dalam kemasan styrofoam, bisa menyebabkan lapisan-lapisan styrofoam menyusut dan lepas, kemudian meresap ke makanan.
"Styrofoam ini akan mengeluarkan bahan kimia yang agak toksin, dan bahan kimia ini juga akan meresap masuk ke dalam makanan kita," jelasnya, dikutip BrilioFood dari TikTok @mattghouzi pada Selasa (16/7).
foto: TikTok/@mattghouzi
Matt Ghozi juga menuturkan, ada tiga jenis zat kimia berbahaya yang terdapat pada kemasan makanan styrofoam, yakni dioxin, benzena, serta stirena. Dilansir dari blogs.colgate.edu, jika zat kimia dari styrofoam ini masuk ke dalam tubuh, risikonya tubuh bisa mengalami permasalahan saraf, ginjal, kanker, dan masih banyak lagi.
Tak sampai situ saja, Matt Ghozi pun menjelaskan, zat kimia berbahaya dari styrofoam juga berisiko menyebabkan gangguan hormon sampai mengganggu kesuburan. Makanya ia sangat menyarankan untuk menghindari alat makan dari styrofoam.
foto: TikTok/@playwithrazka
Di sisi lain, kemasan makanan styrofoam ini juga bersifat non-biodegradable atau tidak bisa mengurai secara alami. Usut punya usut, styrofoam baru bisa mengalami decompose atau proses pembusukan dalam waktu 500 tahun. Maka dari itu, alat makan ini sebaiknya tak dibuang di sembarang tempat, karena zat kimianya bisa mencemari lingkungan.
Dilansir dari cehn.org, kamu bisa menggunakan alternatif pengganti tempat makan berbahan styrofoam, seperti kemasan berbahan kertas ataupun alat-alat makan yang aman untuk digunakan berulang. Contoh alat makan yang bisa digunakan lebih dari sekali yakni stainless steel, pyrex, keramik, dan lain sebagainya.
(brl/mal)
RECOMMENDED ARTICLES
- Tak direndam cuka dan soda kue, trik basmi kuman di spons cuci piring ini cuma pakai 2 bahan sederhana
- Dims The Meat Guy tunjukkan cara manggang steak pakai setrika, hasilnya tetap juicy
- Bule ini ngide mengolah petai jadi masakan western, warganet yang lihat auto shik shak shok
- Cara praktis rebus singkong cuma tambah 1 bahan dapur, nggak sampai 30 menit auto empuk sempurna
- Cukup dengan 1 bahan dapur, trik merebus kentang ini bikin warnanya tidak hitam dan tetap cerah
- Bukan pakai tepung, ini trik goreng ayam agar minyak tidak meletup dan hasilnya garing
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas