Merasakan empuknya sate sapi Pak Prapto, kuliner Kotagede bikin Eross Sheila on 7 dan Jokowi ketagihan
Diperbarui 21 Okt 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 16:30 WIB
Brilio.net - Bukan cuma Madura yang terkenal dengan satenya. Yogyakarta pun demikian. Tim BrilioFood mencoba mengulik salah satu kuliner sate legendaris di sudut Kota Yogyakarta. Senin (16/10) lalu, tim BrilioFood mampir ke warung bernama Sate Karang Pak Prapto tepat pukul 19.00. Disebut Sate Karang lantaran warung ini berlokasi di area Lapangan Karang, Kotagede, Kota Yogyakarta. Usut punya usut, warung ini merupakan bisnis kuliner keluarga yang juga jadi pelopor hidangan sate sapi di Yogyakarta sejak tahun 1978, lho. Hal ini dikisahkan langsung oleh sang pemilik, yakni Tri Wahyono.
Pada tim BrilioFood, Tri menceritakan bahwa hidangan sate sapi ini sebenarnya resep yang diwariskan turun-temurun hingga tiga generasi, semula dimulai dari kakeknya yang akrab disapa Mbah Karyo sejak tahun 1948. Namun, saat itu Mbah Karyo masih belum fokus menjalankan bisnis kuliner karena nyambi pekerjaan lainnya. Ditambah lagi, saat itu Indonesia baru saja merdeka dan masih ada sisa-sisa penjajahan Jepang. Alhasil, bisnis sate sapi milik Mbah Karyo ini baru fokus dijalankan di akhir tahun 70-an oleh sang anak, yakni Pak Prapto.
-
15 Tempat makan sate Padang di Yogyakarta, bumbunya khas banget Kudapan satu ini umumnya terbuat dari daging, lidah, dan jeroan sapi.
-
Foto Pak Bud dan Pak JK terpampang, itu tanda Soto Kadipiro asli Soto Kadipiro yang asli terletak di sebelah utara Jalan Wates. Ditandai dengan banyaknya mobil yang parkir. Foto Pak JK dan Pak Budiono juga ada.
-
Eksis hingga 45 tahun, ini rahasia sukses bisnis Sate Khas Senayan Kuliner tradisonal Indonesia tak peran lekang oleh waktu.
Saat itu, Pak Prapto masih sempat berjualan dengan cara memikul dagangan satenya untuk berkeliling ke sekitar wilayah Kotagede. Tak lama setelahnya, menjelang tahun 80-an, baru Pak Prapto memutuskan berjualan secara menetap di Lapangan Karang yang berlokasi di Jl. Nyi Pembayun tersebut.
Sekarang, bisnis kuliner ini sudah dilanjutkan oleh tiga orang anaknya, salah satunya Tri, karena Pak Prapto sudah berpulang pada 2003 silam. Namun, kini hanya Tri yang fokus menjalankan bisnis ini karena saudara-saudaranya memilih berkarier di bidang lain.
foto: brilio.net/shahfara
(brl/tin)RECOMMENDED ARTICLES
- Minuman Kembang Tahu pertama di Jogja, dulu sehari laku 3 porsi kini 300 mangkuk dalam beberapa jam
- Kisah sukses warung ayam geprek pertama di Jogja, gara-gara pesanan sepele dan bingung menamai menu
- Romantisme kesetiaan kakek-nenek 70 tahun di balik eksistensi roti kembang waru warisan Mataram Islam
- Kisah dibalik makanan legendaris Yogyakarta, Jadah Tempe Mbah Carik suguhan favorit Sultan
- Legendaris! Mie kopyok Mbah Wahji, kuliner mie yang yang sudah mulai langka
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas