Eksplorasi keunikan kuliner Indonesia lewat Indikasi Geografis 'IGIS'
Diperbarui 16 Mei 2022, 22:18 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2022, 18:15 WIB
Brilio.net - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DGPEN) Kementerian Perdagangan bersama dengan ARISE+ Indonesia mempromosikan Indikasi Geografis Indonesia melalui program Indonesia’s Geographical Indication Show (IGIS) 2022. IGIS ini membuka peluang lebar untuk mengeksplorasi keunikan kuliner khas Indonesia.
Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kurniaman Telaumbanua, berharap bahwa melalui program IGIS ini Indikasi Geografis di Indonesia semakin dikenal masyarakat secara luas serta dapat membuka akses pasar yang lebih luas.
-
7 Kopi asal Indonesia yang mendunia Kopi asal Indonesia kualitas dunia
-
9 Fakta Jalur Rempah, sebuah jejak peradaban yang wajib kamu ketahui Berbagai bangsa berbondong- bondong ke Nusantara tidak semata untuk berdagang, tetapi juga membangun peradaban
-
4 Kerajinan dan kuliner khas Indonesia di sidang IMF yang bikin kagum Seluruh karya seni mengagumkan ini dibuat para mitra Badan Usaha Milik Negara
"Ini merupakan pendekatan baru yang melibatkan para pegiat di bidang kuliner, brand activist, retailer dan influencer. Harapannya, pasar lokal dan internasional semakin mengapresiasi produk Indonesia yang berlabel Indikasi," kata dia dalam webinar peluncuran Indonesia's Geographical Indication Show (IGIS) 2022, Jumat (13/5).
Sementara Ni Made Ayu Marthini, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan mengatakan sudah saatnya produk Indonesia berindikasi geografis dipromosikan lebih gencar karena akan memberikan keuntungan nyata bagi petani, menciptakan kompetisi yang adil
"Produk dengan Indikasi Geografis juga melindungi hak kekayaan intelektual yang ada, serta meningkatkan kesadaran bagi konsumen di Uni Eropa terhadap nilai produk Indonesia yang berindikasi geografis, " jelasnya.
Indikasi Geografis merupakan tanda yang digunakan pada produk yang memiliki asal geografis tertentu dan memiliki karakteristik, kualitas serta reputasi yang dipengaruhi oleh lingkungan geografis apakah itu karena faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dua faktor itu, sehingga ada hubungan yang sangat jelas antara produk dengan asal tempat produknya.
Kurniaman menuturkan, Indonesia termasuk negara yang kaya produk potensi Indikasi Geografis. Saat ini, sebanyak 116 Indikasi Geografis sudah tercatat di DJKI dan di antaranya 101 berasal dari domestik, sementara sisanya yakni 15 berasal dari luar negeri. Menurut Kurniaman, potensi Indikasi Geografis di Indonesia masih sangat besar dan diharapkan akan semakin bertambah jumlah Indikasi Geografis di Tanah Air yang terdaftar.
"Untuk jenis kopi saja lebih dari 300 jenis yang ada di Indonesia tetapi masih sebagian kecil yang sudah terdaftar. Ini peranan kita semua baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah, tentu masyarakat pencinta perlindungan Indikasi Geografis," kata dia.
IGIS 2022 mengeksplorasi keunikan yang menjadi ciri khas setiap Indikasi Geografis dalam bentuk video dokumenter, cooking show, resep olahan produk Indikasi Geografis, side talk show, dan webinar. Kemudian, sebagai bentuk keterwakilan, IGIS 2022 melibatkan 10 produk indikasi geografis yang tersebar di Indonesia yaitu Beras Adan Krayan, Garam Bali Amed, Lada Luwu Timur, Kopi Arabika Gayo, Kayu Manis Koerintji, Gula Kelapa Kulonprogo Jogja, Teh Java Preanger, Lada Putih Muntok, Cengkih Minahasa dan Pala Siaw.
Peluncuran IGIS 2022 pada 13 Mei 2022 ditandai dengan webinar bertajuk “Hello From The Spices Land”. Acara yang dilaksanakan secara Live Streaming pada pukul 14.00 hingga 17.00 WIB melalui kanal Youtube “Arise Plus Indonesia” ini akan membahas tentang IGIS, seluk beluk Indikasi Geografis secara luas, penerapannya dalam kuliner dan gastronomi serta tips kepada para pecinta kuliner, trader, eksportir, serta masyarakat umum.
Webinar ini menghadirkan sejumlah tokoh terkemuka dari industri kuliner, gastronomi, dan retail, di antaranya, Willian Wongso (Gastronomy Expertise), Helianti Hilman (Founder of Javara), Maria Suwarni (Marketing and Merchandising Director of Ranch Market Group), Ni Made Ayu Martini (Director of Export Development Cooperation.
Selain itu hadir Directorate General of National Export Development), Kurniaman Telaumbanua, S.H., M.Hum (Director Trademark and Geographical Indications, Directorat General of Intellectual Property), Thibaut Portevin (Head of Cooperation The European Union Delegation to Indonesia and Brunei Darussalam), dan Marc Kwai Pun (Technical Assistance I Team Leader ARISE+ Indonesia).
(brl/lea)
RECOMMENDED ARTICLES
- Resep nagasari ayam, takjil buka puasa unik yang bikin ketagihan
- 7 Trik membuat lupis empuk, kenyal, dan anti gagal
- 11 Cara Selfi LIDA masak barobbo khas Bugis, segar dan mudah dibuat
- 7 Trik simpel Angelina Sondakh masak sambal roa khas Manado, antiamis
- 40 Resep masakan menu sahur Ramadhan, enak, praktis, & mudah dibuat
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas