Curhat ngenes owner kafe soal mahasiswa "rojali", nongkrong lama 30 orang yang pesan cuma 5 orang
Diperbarui 16 Jun 2024, 14:24 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2024, 14:30 WIB
Brilio.net - Baru-baru ini media sosial dihebohkan oleh curhatan warganet yang merupakan pemilik salah satu kafe di Yogyakarta. Video berdurasi 1 menit 27 detik ini berisikan mengenai keluh kesahnya terkait fenomena rojali (rombongan jarang beli) yang biasanya didominasi oleh kalangan mahasiswa.
Ketika unggahannya melalui Instagram viral, dia pun kembali memposting video yang lebih panjang pada akun YouTube.
-
Bolos sekolah malah asyik nongkrong di warung, tak baik-tak baik! Di warung makan sederhana ini, saban hari selalu ada gerombolan siswa-siswi SMA yang bolos dan menghabiskan waktunya hanya untuk nongkrong.
-
Mahasiswa magister ini buat cafe di kampus buat kenalkan budaya ngopi Harganya sesuai dengan kantong mahasiswa dan menunya tak kalah dengan cafe-cafe mewah lainnya.
-
Para pemuda ini 'numpang' makan di rumah orang, ternyata ini alasannya Warung yang dituju tidak menyediakan makan di tempat tapi pemilik warung tetap melayani mereka dengan baik.
Nah, para mahasiswa rojali ini biasanya datang berbondong-bondong ke kafe untuk melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari nongkrong, mengerjakan tugas, hingga rapat. Mirisnya, seringkali para oknum mahasiswa tersebut tidak memesan makan atau minuman yang dijual oleh kafe. Padahal, fasilitas kafe seperti WiFi bisa dinikmati leluasa.
“Makin ngeselin lagi, kalau ada rapat sekitar 20-30 orang, yang order cuma 5 orang,” ujarnya, dikutip BrilioFood dari Instagram @agus_arrya pada Minggu (16/6).
foto: Instagram/@agus_arrya
Fenomena ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah mahasiswa yang seperti itu justru semakin bertambah. Bahkan dirasa kian tidak menghargai pemilik kafe tersebut.
“Meskipun nggak semua mahasiswa di kafe saya seperti itu, tapi oknum rojali ini sudah di taraf yang mengganggu menurut saya. Selain tidak order, mereka juga sering mengacak-acak tempat duduk dan meja yang sudah kita set,” lanjut pemilik video.
Menurutnya, ciri-ciri rojali ini biasanya dimulai dari mahasiswa yang datang seorang atau dua orang. Saat ditanya mau pesan apa, jawabannya masih menunggu teman lainnya. Setelah teman yang dimaksud datang, ternyata orderan pun tetap tidak ada.
Bahkan lebih parahnya, para oknum mahasiswa ini sengaja membawa makanan dari luar kafe. Sudah membawa makanan dari luar, sampah kemasannya pun biasanya dibuang sembarangan di kafe tersebut. Memalukan, kan?
Karena kesal, penggunggah video juga sempat menegur para pengunjungnya dengan berbagai cara, salah satunya dengan memasang tulisan “dilarang membawa makanan dari luar.” Sayangnya cara ini juga masih belum efektif.
foto: Instagram/@agus_arrya
Pemilik kafe yang memiliki nama asli Agus Arya ini memberanikan diri untuk menceritakan fenomena rojali ini di media sosial pribadinya. Menurutnya, ini langkah yang baik agar seluruh pihak, baik mahasiswa dan pemilik kafe atau UMKM sama-sama saling menguntungkan.
“Kalau dibiarkan, lama-lama di Jogja nggak ada lagi yang mau buka warung kopi karena penuh dengan Rojali-rojali gini,” jelasnya.
View this post on Instagram
(brl/lut)
RECOMMENDED ARTICLES
- Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kena semprot pembeli
- Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
- Resign dari koki di Prancis kini sukses buka resto, ini sosok Ali pedagang pizza dari Bantul
- Kisah generasi keempat melestarikan warung legendaris bu Spoed, pertahankan cita rasa sejak 1920
- Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
- Lezatnya mi mercon buatan muazin Masjid Gedhe, tetap diburu pembeli walau ada di gang sempit
- Kisah sukses 57 tahun Warung Empal Bu Warno, langganan Najwa Shihab sampai Lydia Kandou
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas