5 Sajian kuliner khas Idul Fitri ini kaya akan makna, cocok buat temani kumpul keluarga
Diperbarui 18 Apr 2024, 13:23 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2024, 17:50 WIB
Brilio.net - Momen Idul Fitri menjadi ajang yang pas untuk memperkenalkan kekayaan tradisi di Indonesia, terutama di ranah kuliner. Perayaan penuh suka cita ini biasanya juga tak hanya ditandai dengan silaturahmi dan maaf-memaafkan. Tetapi sajian kuliner khas kerap jadi simbol kebersamaan dalam keragaman.
Masing-masing daerah tentu memiliki makanan khas yang selalu hadir di setiap rumah saat Lebaran. Selain menggugah selera juga bisa mempererat tali persaudaraan. Sajian kuliner khas ini bukan hanya sekadar makanan, lho. Melainkan juga cerminan dari kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
-
10 Resep menu Lebaran lezat dan mudah dibuat Referensi buat yang ingin masak menu Lebaran selain opor.
-
15 Resep masakan Lebaran selain opor & ketupat, enak dan mudah dibuat Aneka masakan Lebaran yang nggak bikin bosan.
-
Bosan opor ayam? 7 Kuliner khas daerah ini bisa kamu coba saat Lebaran Pilih menu istimewa di hari spesial.
Selain menikmati hidangan bareng, momen lebaran biasanya juga diwarnai dengan pembagian THR kepada saudara-saudara. Tak lupa suasana semakin seru dengan berfoto bersama. Nah, ketika berkunjung jangan lupa untuk tetap stylish ya. Kalau kamu suka menyimpan berbagai barang ketika bepergian dan tetap mau fashionable bisa menggunakan tas fjallraven favorit.
Masih ngomongin soal kuliner Lebaran, berikut ini adalah lima makanan khas keluarga di Indonesia yang ketika Idul Fitri selalu disajikan, membawa cerita dan kehangatan di setiap gigitannya. Seperti dihimpunBriliofood dari berbagai sumber, Kamis (18/4).
1. Opor ayam
foto: shutterstock.com
Keberadaan opor ayam biasanya ada di meja makan keluarga Jawa. Ternyata tidak hanya sekadar tradisi kuliner lho , tetapi juga sebagai bentuk doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Santan yang gurih dan daging ayam yang lembut menjadi metafora dari kelembutan hati dan kedamaian yang diharapkan dapat menyelimuti setiap individu dan keluarga, khususnya setelah menjalani ibadah puasa.
2. Rendang
foto: shutterstock.com
Di Sumatera Barat, rendang menjadi bintang di setiap perayaan Idul Fitri. Makanan kaya rempah dengan cita rasa yang kuat ini merupakan cerminan dari filosofi masyarakat Minangkabau yang tegas dan penuh dengan makna. Rendang yang dimasak dengan teknik yang khusus dan waktu yang lama, simbol dari kesabaran dan ketekunan, merupakan hal yang sangat dihargai dalam budaya Minangkabau.
Tidak hanya lezat, rendang juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan leluhur. Resep yang diwariskan dari generasi ke generasi ini menjadi bukti ketahanan dan kekuatan budaya Minangkabau. Rendang, dengan segala kompleksitas rasa dan maknanya, menjadi sajian wajib yang mengingatkan akan kekayaan budaya dan kebersamaan keluarga.
3. Ketupat sayur
foto: shutterstock.com
Ketupat sayur menjadi identitas kuliner Betawi saat Lebaran. Ketupat, dibungkus dengan daun kelapa dan dimasak hingga sempurna, disajikan bersama sayur labu siam yang gurih, menjadi kombinasi yang sempurna. Tradisi membuat ketupat bersama-sama sehari sebelum Idul Fitri, menjadi momen yang dinantikan, mengajarkan tentang kebersamaan dan kerja sama.
Selain sebagai sajian lezat, ketupat sayur juga memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Betawi. Ketupat, dengan bentuknya yang unik, menjadi simbol dari keberagaman dan ketahanan. Sementara sayur yang menyertainya mengingatkan pada keharmonisan alam dan kebutuhan untuk selalu bersyukur. Ketupat sayur, dengan semua aspeknya, mencerminkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih harmonis.
4. Gudeg
foto: shutterstock.com
Gudeg, sajian legendaris dari Yogyakarta, menjadi pilihan utama di saat Idul Fitri. Dibuat dari nangka muda yang dimasak bersama santan dan gula jawa, gudeg menawarkan cita rasa manis yang khas.
Sajian ini sering disertai dengan sambal goreng krecek, ayam, atau telur, memberikan kekayaan rasa yang sempurna.
Gudeg tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang nilai-nilai yang dibawanya. Kesabaran dalam proses memasak gudeg yang lama dan penuh perhatian, menggambarkan karakter masyarakat Yogyakarta yang sabar dan penuh dengan kelembutan. Gudeg menjadi simbol dari kehangatan keluarga, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur yang selalu dijunjung tinggi.
5. Sambal goreng ati
foto: shutterstock.com
Di tanah Sunda, sambal goreng ati menjadi hidangan yang spesial saat Lebaran. Campuran hati ayam atau sapi yang dimasak dengan santan, cabai, dan rempah-rempah, menghasilkan sajian yang pedas dan lezat. Sambal goreng ati tidak hanya menggugah selera, tetapi juga membawa makna tentang keberanian dan kekuatan.
Makanan ini, dengan cita rasanya yang khas, menjadi pengingat akan pentingnya keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Sambal goreng ati, dengan segala kekayaan rasanya, menjadi sajian yang membawa pesan tentang pentingnya kekuatan hati dan semangat untuk selalu maju.
Idul Fitri di Indonesia tidak hanya tentang kemenangan dan kebahagiaan, tetapi juga tentang tradisi, budaya, dan kuliner yang kaya. Makanan-makanan khas yang disajikan saat Lebaran, lebih dari sekadar hidangan, merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya yang mendalam dan kebersamaan yang erat. Lewat sajian kuliner ini, kita diingatkan akan kekayaan dan keberagaman Indonesia, serta pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai keluarga. Di balik setiap gigitan, terdapat cerita, harapan, dan doa, menjadikan momen Idul Fitri sebagai saat yang penuh makna dan kehangatan.
(brl/lak)
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas