5 Mitos memasak spaghetti, nempel di dinding belum tentu matang
Diperbarui 29 Jun 2021, 13:06 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 17:00 WIB
Brilio.net - Spaghetti merupakan makanan khas Italia yang sudah mendunia, tak terkecuali hingga ke Indonesia. Makanan ini dianggap lezat. Sudah banyak produk instan yang memudahkan untuk memasak dan mengonsumsinya. Spaghetti bisa diolah dengan banyak bumbu dan saus, mulai dari bolognaise, carbonara, dan lain-lain.
Berbicara mengenai spaghetti, sudah sejak dahulu banyak beredar mitos tentang memasak makanan hits ini. Salah satunya adalah melemparnya ke dinding, jika menempel bisa diartikan kalau spaghetti sudah matang. Tingkat kematangan spaghetti yang pas ini juga dikenal dengan istilah 'al dente'.
-
Masak apa hari ini yang simpel? Ini 11 resep olahan spaghetti ala rumahan yang bikin nagih Spaghetti menjadi pilihan favorit banyak orang untuk masakan sehari-hari karena simpel, praktis, dan enak.
-
11 Resep olahan pasta panggang, lezat, praktis, dan menggugah selera Sekarang pasta banyak dijual dengan beraneka bentuk seperti spiral, kerang, hingga makaroni.
-
11 Cara membuat spaghetti tanpa susu, enak dan tetap gurih Makanan khas Italia ini bahkan bisa dikreasikan jadi spaghetti tek-tek.
Padahal, setiap jenis atau produk spaghetti memiliki durasi memasak masing-masing. Sehingga, nggak bisa hanya mengandalkan dengan cara melemparnya ke dinding. Masih ada lagi mitos lainnya tentang cara memasak spaghetti yang sudah tersebar dan dipercaya banyak orang.
Penasaran apa saja mitos memasak spaghetti tersebut? Yuk simak deretan mitosnya seperti Brilio Food lansir dari berbagai sumber, Selasa (29/6).
1. Tuangkan minyak.
foto: freepik.com
Kebanyakan orang menyarankan untuk menuangkan sedikit minyak saat merebus spaghetti. Tujuannya agar spaghetti tidak menempel satu sama lain. Padahal, hal ini bisa membuat spaghetti sangat licin saat ditiriskan. Selain itu, minyak juga membuatnya sulit tercampur rata dengan saus.
2. Tiriskan sampai airnya habis.
foto: freepik.com
Banyak juga mitos mengatakan kalau spaghetti sebaiknya ditiriskan sampai airnya habis setelah direbus. Padahal, lebih baik menyisakan sedikit saja air rebusan. Spaghetti yang sedikit 'basah' akan terasa lebih nikmat, lho.
3. Bilas setelah direbus.
foto: freepik.com
Jangan membilas spaghetti maupun jenis pasta lainnya setelah direbus, kecuali jika kamu ingin membuatnya sebagai salad. Karena, dengan dibilas rasanya akan lebih segar dan cocok untuk salad.
4. Air harus selalu mendidih.
foto: freepik.com
Dilansir dari thekitchn.com, jika air untuk merebus spaghetti harus selalu mendidih. Padahal, tidak harus begitu. Kamu bisa memasukkan spaghetti ke air mendidih, kemudian aduk, dan diamkan sebentar, kemudian matikan api. Mendiamkan spaghetti sembari menutup panci, akan tetap membuatnya matang walaupun apinya sudah mati.
5. Matang jika menempel di dinding.
foto: freepik.com
Nah, mitos yang satu ini memang sangat terkenal. Seperti disebutkan sebelumnya, jika spaghetti bisa menempel di dinding, bukan berarti menjadi indikator kalau spaghetti sudah 'al dente'.
Pada kotak kemasan spaghetti biasanya ada petunjuk durasi memasak Jadi, sebaiknya ikuti waktu memasak pada kotak kemasan. Kamu pun perlu memastikan dengan mencicipinya sendiri dengan tingkat kematangan sesuai selera.
(brl/lut)RECOMMENDED ARTICLES
- 7 Cara membuat saus bolognese ala rumahan, sehat dan mudah
- 10 Cara membuat spaghetti rumahan super enak dan sederhana
- Resep spageti rawon ala Nicky Tirta ini bisa kamu coba di rumah
- Spageti ini terbuat dari gelato, inovatif banget ya?
- Resep red hot spaghetti with squid, pecinta kuliner Italia wajib coba!
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas