Terlalu banyak makan protein hewani bisa bikin umur pendek, ini penjelasan ahli
Diperbarui 26 Sep 2024, 20:12 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2024, 03:30 WIB
Brilio.net - Protein sering dianggap sebagai nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Banyak orang berusaha meningkatkan asupan protein dengan mengonsumsi lebih banyak daging, telur, dan produk susu. Namun, ternyata kebiasaan yang dianggap sehat ini bisa berdampak negatif pada umur.
Sudah pernah dengar nggak kalau terlalu banyak makan protein hewani bisa bikin umur pendek? Mungkin kedengarannya agak berlawanan dengan apa yang sering disarankan oleh ahli gizi, yang biasa mengatakan protein itu penting untuk tubuh. Tapi ternyata, jika dikonsumsi berlebihan, terutama dari sumber hewani, bisa ada efek negatif yang cukup serius.
-
Sebutkan macam-macam sumber protein hewani, pahami pengertian, fungsi, dan contohnya Protein hewani berasal dari berbagai jenis hewan dan produk turunannya.
-
6 Makanan ini dipercaya bisa memperpanjang usia, sederhana tapi banyak khasiatnya Makanan-makanan ini umumnya tinggi serat, kaya antioksidan dan protein.
-
Tips awet muda dan panjang umur, ini 6 makanan yang harus dibatasi saat memasuki umur 40 tahun Memasuki usia 40 tahun, tubuh mulai kehilangan massa otot dan penurunan hormon yang menyebabkan penurunan metabolisme tubuh.
Bayangkan saja kalau sehari-hari makan daging, telur, dan susu dalam porsi besar. Mungkin pada awalnya merasa kuat dan bertenaga, tapi ternyata ada penelitian yang menunjukkan kalau kebiasaan makan seperti ini bisa berkontribusi pada penurunan usia harapan hidup. Cukup mengejutkan, bukan?
Para ahli kesehatan sudah memperingatkan tentang risiko ini. Misalnya, ada Dr. Valter Longo, seorang ahli biogerontologi yang mengkhususkan diri dalam studi tentang penuaan. Menurut Dr. Longo, protein hewani yang dikonsumsi berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.
Penjelasan ahli tentang bahaya protein hewani
foto: freepik.com
Dilansir BrilioFood dari huffpost.com pada Jumat (26/9), Dr. Suzanne J. Ferree menyatakan bahwa protein memang penting, terutama saat manusia mulai menua. Namun, terlalu banyak protein hewani bisa berbahaya. Dr. Ferree menjelaskan bahwa penelitian hanya mendukung pengurangan makanan kaya protein untuk orang yang lebih muda, bukan untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Sebaliknya, orang tua membutuhkan lebih banyak protein karena tubuh mereka secara alami kehilangan massa otot seiring bertambahnya usia. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa protein memang diperlukan, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan individu. Rekomendasi harian dari FDA adalah 50 gram protein per hari sebagai bagian dari diet 2.000 kalori.
Efek negatif konsumsi protein hewani berlebihan
Dr. Monisha Bhanote menjelaskan bahwa konsumsi protein hewani yang berlebihan bisa memperpendek umur. Bhanote menyebut bahwa protein hewani bisa meningkatkan kadar hormon IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1) yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. "Konsumsi berlebihan protein hewani sebenarnya dapat mempercepat penuaan dan merusak kesehatan sel, berlawanan dengan kepercayaan umum," katanya.
foto: freepik.com
Bhanote menjelaskan bahwa dua senyawa berbahaya, yaitu advanced glycation end products (AGEs) dan trimethylamine N-oxide (TMAO), menjadi penyebab utama dari risiko kesehatan ini. AGEs adalah senyawa berbahaya yang terbentuk saat protein atau lemak berikatan dengan gula dalam aliran darah. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini bisa menumpuk dalam jaringan tubuh dan menyebabkan stres oksidatif serta peradangan.
Pentingnya diet seimbang
Mengatur pola makan seimbang sangat penting untuk kesehatan jangka panjang. Makanan dari sumber nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan juga menyediakan protein yang dibutuhkan tubuh tanpa efek samping negatif seperti protein hewani. Dr. Longo menyarankan pola makan seimbang yang lebih banyak mengandung sumber protein nabati dapat membantu mengontrol kadar IGF-1 dalam tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa diet berbasis tanaman berkaitan dengan umur yang lebih panjang dan kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, mengurangi asupan protein hewani juga bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Lemak jenuh yang sering ditemukan dalam protein hewani dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah jantung.
Kesehatan ginjal dan peradangan
foto: freepik.com
Selain risiko penyakit jantung dan kanker, terlalu banyak protein hewani juga dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Ginjal bekerja keras untuk memproses protein yang dikonsumsi, dan jika terlalu banyak, beban kerja ginjal bisa meningkat drastis, sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal dalam jangka panjang. Protein hewani yang berlebihan juga bisa memicu inflamasi dalam tubuh. Inflamasi kronis sering kali menjadi akar dari berbagai penyakit degeneratif, termasuk Alzheimer dan penyakit autoimun.
Saran ahli untuk konsumsi protein
Para ahli, termasuk Dr. Longo dan Dr. Bhanote, merekomendasikan untuk membatasi konsumsi protein hewani dan memperbanyak asupan protein nabati. Protein nabati tidak hanya lebih sehat, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Dr. Bhanote menyarankan untuk mengganti sebagian besar asupan daging dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, lentil, dan tofu. "Protein berbasis tanaman lebih sehat daripada protein hewani," katanya.
Mengurangi konsumsi protein hewani juga bisa dilakukan dengan mencoba pola makan "Meatless Monday" atau hari tanpa daging, untuk mengurangi konsumsi protein hewani secara bertahap. Penting juga untuk memperbanyak sayuran dan buah-buahan dalam diet harian serta memilih daging tanpa lemak dan produk susu rendah lemak jika tetap ingin mengonsumsi protein hewani.
foto: freepik.com
Jadi, mengubah pola makan memang tidak mudah, terutama jika sudah terbiasa dengan makanan yang tinggi protein hewani. Namun, demi kesehatan jangka panjang, perubahan ini sangat penting. Mulailah dengan langkah kecil seperti menambah porsi sayuran di setiap makanan atau mengganti satu porsi daging dengan kacang-kacangan.
Penting untuk selalu mendengarkan tubuh dan berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum melakukan perubahan besar pada pola makan. Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, jadi penting untuk menyesuaikan pola makan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Kesimpulannya, meskipun protein penting untuk tubuh, konsumsinya harus seimbang dan tidak berlebihan, terutama protein hewani. Dengan mengatur asupan protein dan memilih sumber protein yang lebih sehat, bisa meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup. Ingat, kesehatan adalah investasi jangka panjang yang harus dijaga setiap hari.
(brl/mal)
RECOMMENDED ARTICLES
- Trik cepat rebus daging sapi agar empuk dan antibau dalam 12 menit pakai tambahan 2 bahan dapur
- Hindari kolesterol pada daging sapi lewat trik sederhana ini, cukup pakai 1 rempah dapur
- Jangan bilas air, ini trik mencuci daging sapi bebas bau dengan 1 bahan dapur sederhana
- Macam-macam bahan makanan fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan
- 6 Dampak mengonsumsi kacang almond secara berlebih, ini takaran yang dianjurkan
- Cara merebus ayam potong agar lemak hilang dan bebas kolesterol dengan 1 bahan dapur
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas