Kenali penyebab kanker ovarium, ciri-ciri, gejala, dan cara pencegahannya
Diperbarui 30 Agt 2024, 14:58 WIB
Diterbitkan 30 Agt 2024, 22:00 WIB
Brilio.net - Kanker ovarium, salah satu jenis kanker yang menyerang ovarium atau indung telur pada wanita, menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan perempuan. Meskipun frekuensinya tidak setinggi kanker payudara atau serviks, kanker ovarium sering kali terdeteksi pada stadium lanjut, yang menyulitkan pengobatan dan mengurangi peluang kesembuhan. Menurut data dari American Cancer Society, kanker ovarium menyumbang sekitar 2,5 persen dari semua kasus kanker pada wanita dan 5 persen dari semua kematian akibat kanker pada wanita.
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), kanker ovarium adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Pada 2020, WHO melaporkan sekitar 313.000 kasus baru kanker ovarium dan lebih dari 207.000 kematian akibat penyakit ini secara global. Di Indonesia, data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa kanker ovarium adalah salah satu kanker dengan angka kematian yang signifikan di kalangan wanita.
-
6 Penyebab kanker rahim yang perlu kamu waspadai Meski penyebab pastinya tak diketahui tapi ada beberapa faktor yang bisa diperhatikan.
-
Pil KB bantu kurangi risiko 3 jenis kanker, mitos atau fakta? Penelitian kesehatan pun sudah ada membahas keterkaitan ini.
-
6 Tanda sederhana diagnosa kanker rahim, bahaya tapi sering diabaikan Penyakit yang menyerang wanita usia 16-65 tahun ini dikenal mampu mematikan secara diam-diam.
Penyebab pasti kanker ovarium masih belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini. Faktor-faktor ini termasuk riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara, mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2, serta faktor hormonal seperti terapi pengganti hormon yang berkepanjangan. Selain itu, wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih tua dan mereka yang belum pernah hamil juga memiliki risiko lebih tinggi.
Ciri-ciri awal kanker ovarium bisa sangat tidak spesifik, mirip dengan gejala kondisi medis lainnya, sehingga sering kali penyakit ini tidak terdeteksi hingga stadium lanjut. Maka dari itu, brilio.net telah menghimpun dari berbagai sumber, Jumat (30/8) apa saja penyebab, ciri, dan cara mencegah kanker ovarium. Yuk, simak pembahasannya.
Penyebab kanker ovarium
Penyebab pasti kanker ovarium belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Faktor genetik memainkan peran penting, terutama mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2, yang juga terkait dengan kanker payudara. Sekitar 15% dari kasus kanker ovarium dikaitkan dengan mutasi genetik ini. Selain itu, faktor hormonal seperti penggunaan terapi pengganti hormon dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko, demikian pula dengan riwayat keluarga yang memiliki kanker ovarium.
Faktor risiko lainnya termasuk wanita yang belum pernah hamil atau mereka yang mengalami menstruasi dini dan menopause terlambat. Riwayat menstruasi dini dan menopause terlambat dapat mengakibatkan paparan hormon estrogen yang lebih lama, yang berpotensi meningkatkan risiko kanker ovarium. Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kanker ovarium pada individu yang memiliki predisposisi genetik atau riwayat kesehatan tertentu.
Ciri-ciri dan gejala kanker ovarium
Kanker ovarium sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada stadium awal, menjadikannya sulit untuk dideteksi lebih awal. Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk kembung, nyeri panggul, serta perasaan penuh atau tidak nyaman di perut. Selain itu, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelelahan yang tidak biasa, dan perubahan dalam kebiasaan buang air besar atau berkemih juga dapat menjadi tanda.
Cara pencegahan kanker ovarium
Untuk mengurangi risiko kanker ovarium, penting untuk mengetahui apa saja bentuk pencegahan yang bisa diupayakan agar terhindar dari kanker ovarium. Berikut cara pencegahan yang bisa kamu lakukan:
- Gaya hidup sehat
Untuk mengurangi risiko kanker ovarium, menjalani gaya hidup sehat sangat penting. Ini termasuk mengadopsi pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, serta menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh dan gula. Selain diet, aktivitas fisik rutin seperti olahraga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko penyakit. Dengan menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga, tubuh dapat berfungsi secara optimal, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan kanker ovarium.
- Menghindari terapi hormon jangka panjang
Menghindari penggunaan terapi hormon yang berkepanjangan adalah langkah penting dalam pencegahan kanker ovarium. Terapi hormon, terutama yang digunakan untuk mengatasi gejala menopause, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium jika digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan alternatif pengobatan dan berkonsultasi dengan dokter untuk memahami risiko dan manfaat dari terapi hormon. Mengelola penggunaan hormon secara bijaksana dapat membantu mengurangi paparan berlebihan dan potensi risiko terhadap perkembangan kanker ovarium.
- Pemeriksaan kesehatan berkala
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah strategi kunci dalam deteksi dini kanker ovarium. Pemeriksaan ini dapat mencakup pemeriksaan fisik rutin, tes darah untuk penanda tumor, dan ultrasonografi jika diperlukan. Deteksi dini memungkinkan identifikasi awal potensi masalah sebelum gejala menjadi parah, meningkatkan peluang untuk intervensi yang efektif. Dengan mengikuti jadwal pemeriksaan yang disarankan oleh dokter, seseorang dapat memastikan bahwa setiap perubahan dalam kesehatan terdeteksi dan ditangani secara cepat.
- Konsultasi untuk tes genetik
Bagi wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium atau mutasi genetik tertentu, konsultasi dengan dokter untuk tes genetik sangat dianjurkan. Tes genetik dapat mengidentifikasi risiko genetik yang lebih tinggi dan membantu dalam perencanaan langkah-langkah pencegahan yang lebih spesifik. Jika tes genetik menunjukkan adanya mutasi terkait kanker ovarium, pemantauan berkala dan langkah-langkah pencegahan tambahan dapat diimplementasikan. Dengan mengetahui risiko genetik, wanita dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang strategi pencegahan dan pemantauan kesehatan mereka.
- Menjaga kesehatan dan waspada terhadap perubahan
Menjaga kesehatan secara keseluruhan dan tetap waspada terhadap perubahan dalam tubuh adalah langkah penting dalam pencegahan kanker ovarium. Mengadopsi kebiasaan sehat seperti pola makan baik, olahraga teratur, dan menghindari faktor risiko dapat membantu menjaga kesehatan optimal. Selain itu, penting untuk memperhatikan perubahan yang tidak biasa dalam tubuh dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terjadi gejala yang mencurigakan. Kesadaran dan tindakan proaktif terhadap kesehatan tubuh dapat membantu mendeteksi potensi masalah lebih awal dan meningkatkan peluang untuk perawatan yang efektif.
(brl/ola)
RECOMMENDED ARTICLES
- TikToker Shella Selpi meninggal dunia usai lawan kanker, momen terakhir bersama suami bikin pilu
- Berat badan turun drastis bisa jadi gejala 10 penyakit ini, dari depresi hingga kanker
- 9 Pola makan sehat ini bisa bantu tubuh terhindar dari kanker, serba rendah lemak dan tinggi serat
- Tak hanya imunisasi HPV, ini 8 cara ampuh cegah kanker serviks sejak dini
- Penyakit kanker kini mengintai generasi X dan milenial, ini 7 penyebab dan cara untuk mencegahnya
- Nyeri di malam hari bisa jadi tanda kanker tulang, kenali gejala, penyebab, dan cara atasinya
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas