Jangan tunda lagi, cara masak nasi ini ternyata bantu kurangi paparan arsenik penyebab kanker

Jangan tunda lagi, cara masak nasi ini ternyata bantu kurangi paparan arsenik penyebab kanker
foto: Unsplash/Markus Winkler

Brilio.net - Makan nasi setiap hari itu biasa. Tapi tahu nggak, kalau cara kamu memasaknya selama ini bisa saja menyisakan zat beracun dalam tubuh? Meski terlihat sepele, proses memasak nasi ternyata punya peran besar dalam menentukan aman atau tidaknya makanan pokok ini dikonsumsi dalam jangka panjang.

Nasi yang jadi bagian tak terpisahkan dari berbagai hidangan favorit, dari nasi goreng pedas, nasi uduk, sampai rajma chawal, ternyata bisa menyimpan bahaya tersembunyi: paparan arsenik. Zat kimia ini bisa mengendap dalam tubuh dan dalam jangka panjang berisiko menyebabkan penyakit serius seperti kanker dan gangguan jantung. Tapi tenang, kamu nggak harus berhenti makan nasi. Yang perlu diubah hanya satu hal sederhana: cara memasaknya.

Apa Itu Arsenik dan Kenapa Ada di Nasi?

Arsenik adalah unsur kimia yang secara alami ada di tanah, air, dan udara. Tapi bentuk arsenik yang paling membahayakan kesehatan adalah arsenik anorganik, yang sering ditemukan sebagai residu pestisida atau limbah industri. Tanaman padi dikenal sangat mudah menyerap arsenik dari tanah dan air. Karena itu, beras termasuk salah satu bahan makanan dengan kadar arsenik tinggi, terutama jika ditanam di wilayah dengan kontaminasi lingkungan yang tinggi.

Saat nasi dimasak seperti biasa tanpa perlakuan khusus, arsenik yang sudah ada di dalam beras bisa ikut termakan. Lama-kelamaan, jika dikonsumsi terus-menerus, senyawa ini dapat terakumulasi dan berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari gangguan pencernaan, kerusakan kulit, hingga risiko kanker.

Trik Mengurangi Arsenik dalam Nasi: Cukup Direndam dengan Cara Ini

Jangan tunda lagi, cara masak nasi ini ternyata bantu kurangi paparan arsenik penyebab kanker

foto: freepik

Sebuah penelitian dari Queens University Belfast, Inggris, dikutip dari laman healthshots, membuktikan bahwa cara memasak bisa berpengaruh besar pada kadar arsenik yang tertinggal dalam nasi. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa merendam beras semalaman sebelum dimasak bisa mengurangi arsenik hingga 80%!

Ini dia cara praktisnya:

1. Rendam Beras Minimal 8 Jam

Sebelum dimasak, rendam beras dalam air bersih selama minimal 8 jam atau semalaman. Air rendaman ini akan membantu melarutkan sebagian arsenik yang menempel di butiran beras.

2. Buang Air Rendaman

Setelah direndam, jangan gunakan air rendamannya untuk memasak. Buang air tersebut karena di sanalah sebagian besar arsenik telah larut. Kemudian, cuci kembali beras dengan air bersih sebelum dimasak seperti biasa.

3. Masak dengan Metode Favoritmu

Setelah itu, kamu bisa memasak nasi seperti biasa, mau pakai rice cooker, kukus, atau teknik lainnya. Yang penting, proses perendaman dan pencucian tadi jangan dilewatkan.

Kalau Tak Sempat Merendam Semalaman?

Tak sempat merendam semalaman? Rendam 34 jam juga sudah jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Semakin lama direndam, semakin banyak arsenik yang larut dan terbuang. Tapi meski hanya beberapa jam, kamu tetap membantu tubuhmu mengurangi risiko paparan racun berbahaya ini.

Kenapa Ini Penting?

Jangan tunda lagi, cara masak nasi ini ternyata bantu kurangi paparan arsenik penyebab kanker

foto: Freepik/jcomp

Paparan arsenik bukanlah hal yang bisa disepelekan, apalagi jika kamu mengonsumsi nasi setiap hari. Menurut WHO dan berbagai lembaga kesehatan, paparan arsenik jangka panjang bisa menyebabkan:

- Gangguan sistem pencernaan
- Masalah kulit seperti bercak atau luka
- Risiko kanker paru-paru, kulit, kandung kemih
- Penyakit jantung
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak

Dengan melakukan satu langkah sederhana seperti merendam beras sebelum dimasak, kamu sudah mengambil langkah penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Cara Masak dan Cuci Beras yang Lebih Aman

1. Apakah mencuci beras saja cukup untuk menghilangkan arsenik?
Belum cukup. Mencuci beras bisa mengurangi sedikit arsenik dan kotoran, tapi tidak terlalu efektif untuk membuang arsenik yang sudah terserap ke dalam butiran beras. Merendam semalaman jauh lebih efektif karena memberi waktu bagi arsenik larut ke dalam air rendaman.

2. Berapa kali idealnya mencuci beras sebelum dimasak?
Disarankan mencuci beras minimal 34 kali atau sampai air cucian terlihat bening. Ini membantu mengurangi debu, sisa pestisida, dan sebagian arsenik di permukaan butiran beras.

3. Bolehkah merendam beras pakai air hangat biar lebih cepat?
Boleh, tapi hati-hati. Air hangat bisa mempercepat proses penyerapan air, tapi juga berisiko membuat beras mulai fermentasi kalau terlalu lama, apalagi di suhu ruang. Jadi tetap lebih aman gunakan air biasa untuk perendaman semalaman.

4. Apakah beras organik juga mengandung arsenik?
Bisa saja. Meskipun beras organik tidak menggunakan pestisida kimia, arsenik bisa tetap ada dari lingkungan tempat beras tumbuh, seperti air irigasi yang tercemar. Jadi, tetap disarankan untuk mencuci dan merendam beras organik juga.

5. Lebih baik masak nasi dengan air mineral, air matang, atau air keran?
Gunakan air matang atau air minum yang bersih dan aman untuk diminum. Hindari air keran yang belum dimasak jika kualitas air di rumahmu belum terjamin bebas logam berat atau bakteri. Air bagus = nasi lebih bersih dan aman.

(brl/tin)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya