Cara menanak nasi beras lawas agar tak bau apek dan tetap lezat disantap
Diperbarui 15 Jan 2025, 11:16 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 12:00 WIB
Brilio.net - Memasak nasi adalah kegiatan sehari-hari yang tampak sederhana, namun bisa menjadi tantangan tersendiri saat berhadapan dengan beras lawas. Beras yang sudah lama disimpan ini memang sering menjadi pilihan terakhir saat persediaan beras baru habis. Masalahnya, beras lawas biasanya memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari aroma yang kurang sedap hingga tekstur yang lebih keras. Namun jangan khawatir, dengan teknik yang tepat, beras lawas tetap bisa dimasak menjadi nasi yang nikmat dan bebas dari bau apek.
Mengenal beras lawas.
Beras lawas bukanlah sekadar beras yang sudah lama disimpan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas beras selama masa penyimpanan. Beras yang disimpan lebih dari 6 bulan setelah panen akan mengalami perubahan karakteristik, mulai dari kandungan air, tekstur, hingga aromanya.
Perubahan ini terjadi karena proses alami yang tidak bisa dihindari. Selama penyimpanan, beras mengalami proses oksidasi yang mempengaruhi kandungan nutrisinya. Pati dalam beras juga mengalami perubahan struktur, yang nantinya akan mempengaruhi tekstur nasi yang dihasilkan. Meski begitu, beras lawas sebenarnya memiliki beberapa kelebihan, yakni kadar airnya yang lebih rendah justru bisa menghasilkan nasi yang tidak terlalu lengket jika dimasak dengan cara yang benar.
Tantangan utama dalam mengolah beras lawas adalah mengatasi bau apek dan teksturnya yang lebih keras. Bau apek ini muncul karena reaksi kimia selama penyimpanan, terutama jika kondisi penyimpanan tidak ideal. Namun dengan pemahaman yang tepat tentang karakteristik beras lawas, kamu bisa mengatasinya dan menghasilkan nasi yang tetap nikmat.
Bagaimana mengenali beras lawas yang masih layak konsumsi?
Sebelum mulai memasak, penting untuk memastikan beras lawas yang akan diolah masih dalam kondisi aman untuk dikonsumsi. Beras lawas memiliki karakteristik khusus yang bisa kamu kenali melalui pengamatan sederhana.
Pertama, perhatikan warna beras. Beras lawas yang masih aman biasanya berwarna putih kekuningan atau sedikit kusam. Ini adalah perubahan warna alami yang terjadi selama penyimpanan. Namun jika kamu menemukan beras dengan warna kuning mencolok atau kehijauan, sebaiknya tidak menggunakannya karena ini bisa jadi tanda kontaminasi.
Tekstur menjadi indikator penting berikutnya. Beras lawas yang baik memiliki butiran yang masih utuh dan keras, meski permukaannya tidak secerah beras baru. Jika butiran beras mudah hancur saat ditekan atau terdapat banyak butiran yang sudah pecah, ini menandakan kualitas beras yang sudah menurun drastis.
Aroma juga menjadi penanda penting. Memang beras lawas akan memiliki aroma yang berbeda dari beras baru, tapi seharusnya tidak tercium bau yang sangat menyengat atau tidak wajar. Bau yang terlalu tajam dan tidak sedap bisa mengindikasikan pertumbuhan jamur atau fermentasi yang tidak diinginkan.
Yang perlu kamu waspadai adalah tanda-tanda kerusakan seperti:
- Adanya kutu atau serangga dalam beras
- Beras berlubang-lubang atau tampak dimakan serangga
- Terdapat bintik-bintik hitam atau kehijauan
- Tekstur beras yang sangat rapuh
- Aroma sangat tidak sedap yang menusuk hidung
Selain itu, perhatikan juga kondisi wadah penyimpanan. Wadah yang lembap atau berbau bisa mempengaruhi kualitas beras. Jika wadah penyimpanan menunjukkan tanda-tanda kelembapan berlebih atau jamur, beras di dalamnya mungkin sudah tidak layak konsumsi.
Penyebab bau apek dan cara mengatasinya.
Bau apek pada beras lawas muncul karena beberapa faktor yang saling berkaitan. Faktor utama penyebab bau apek adalah kondisi penyimpanan yang kurang ideal. Kelembapan tinggi menjadi musuh utama kualitas beras. Ketika beras disimpan di tempat lembap, kandungan air dalam beras meningkat dan menciptakan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang kemudian menghasilkan senyawa volatile yang menciptakan aroma tidak sedap.
Proses oksidasi lemak dalam beras juga berkontribusi pada munculnya bau apek. Meski kadar lemak dalam beras relatif rendah, proses oksidasi tetap terjadi selama penyimpanan, terutama jika beras terpapar udara dan cahaya berlebih. Proses ini menghasilkan senyawa yang memberikan aroma tengik.
Kontaminasi dari lingkungan sekitar juga bisa memperburuk kondisi beras. Penyimpanan beras di dekat bahan-bahan yang berbau tajam atau bahan kimia bisa menyebabkan beras menyerap aroma-aroma tersebut. Ditambah lagi, jika wadah penyimpanan tidak kedap udara, beras bisa terpapar berbagai kontaminan dari udara.
Untungnya, ada beberapa teknik efektif untuk mengatasi bau apek ini:
1. Perendaman dengan air hangat dan garam.
Teknik ini efektif untuk menetralkan bau apek. Rendam beras dalam air hangat yang sudah diberi sedikit garam selama 30 menit. Garam membantu menyerap bau tidak sedap dan membersihkan beras dari kontaminan yang menempel.
2. Penggunaan bahan alami penetral bau.
Daun pandan, serai, atau bahkan perasan jeruk nipis bisa digunakan untuk menghilangkan bau apek. Bahan-bahan alami ini tidak hanya menetralkan bau tidak sedap tapi juga memberikan aroma segar pada nasi.
3. Pencucian bertahap.
Cuci beras secara bertahap dengan air mengalir. Gunakan minimal tiga kali bilasan untuk memastikan semua kotoran dan senyawa penyebab bau apek terbuang.
Panduan lengkap menanak nasi dari beras lawas.
Memasak beras lawas membutuhkan pendekatan yang berbeda dari memasak beras biasa. Berikut panduan detail yang bisa kamu ikuti untuk mendapatkan hasil terbaik.
Persiapan awal yang tepat.
Sebelum mulai memasak, lakukan persiapan berikut:
1. Sortir beras dengan teliti, buang kotoran atau benda asing yang tercampur
2. Rendam beras dalam air hangat (sekitar 40-45°C) selama 30 menit
3. Tambahkan 1 sendok teh garam dan 2-3 tetes air jeruk nipis dalam air rendaman
4. Cuci beras minimal tiga kali hingga air cucian jernih
5. Tiriskan beras menggunakan saringan bersih
Proses memasak yang optimal.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Masukkan beras yang sudah ditiriskan ke dalam rice cooker atau panci
2. Gunakan perbandingan air yang tepat - untuk beras lawas, gunakan rasio 1:1,5 (satu cup beras : satu setengah cup air)
3. Tambahkan 2-3 lembar daun pandan segar yang sudah dicuci bersih
4. Jika menggunakan rice cooker, tunggu hingga proses memasak selesai
5. Untuk metode manual di panci, masak dengan api sedang hingga air mendidih, lalu kecilkan api dan masak hingga air terserap sempurna
6. Setelah matang, biarkan nasi mengukus sekitar 10-15 menit sebelum dibuka
7. Aduk nasi perlahan untuk memastikan kematangan merata
Tips khusus untuk hasil optimal.
Beberapa tips tambahan yang bisa meningkatkan kualitas hasil masakan:
- Jangan menggunakan air terlalu banyak karena beras lawas cenderung lebih mudah lembek
- Pastikan rice cooker atau panci yang digunakan benar-benar bersih dan bebas bau
- Jika menggunakan panci, gunakan panci tebal yang menyebarkan panas merata
- Setelah matang, biarkan uap panas keluar secara alami sebelum membuka penutup
- Aduk nasi dengan sendok kayu atau plastik untuk menghindari kerusakan butiran nasi
Teknik penyimpanan untuk mencegah beras menjadi apek.
Mencegah lebih baik daripada mengobati - prinsip ini juga berlaku untuk penyimpanan beras. Dengan teknik penyimpanan yang tepat, kamu bisa memperpanjang umur beras dan mencegahnya menjadi apek.
Pemilihan wadah yang tepat.
Wadah penyimpanan memegang peran krusial dalam menjaga kualitas beras. Pilih wadah dengan karakteristik berikut:
- Terbuat dari bahan food-grade yang aman
- Kedap udara dan kedap air
- Mudah dibersihkan
- Memiliki tutup yang rapat
- Ukuran sesuai dengan kebutuhan
Kondisi penyimpanan ideal.
Atur lingkungan penyimpanan dengan memperhatikan:
- Suhu ruangan sekitar 20-25°C
- Kelembapan udara 40-60%
- Sirkulasi udara yang baik
- Terhindar dari sinar matahari langsung
- Jauh dari bahan kimia atau pembersih
Pemeriksaan rutin.
Lakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan kualitas beras tetap terjaga:
- Periksa kondisi beras setiap 2-3 minggu
- Perhatikan perubahan warna atau aroma
- Pastikan tidak ada tanda-tanda serangga
- Cek kelembapan wadah dan area penyimpanan
- Rotasi stok beras dengan prinsip first in, first out
Memasak beras lawas memang membutuhkan perhatian dan teknik khusus, tapi dengan mengikuti panduan di atas, kamu bisa menghasilkan nasi yang enak dan bebas dari bau apek. Kunci utamanya terletak pada persiapan yang teliti, pemilihan metode memasak yang tepat, dan tentunya pemahaman akan karakteristik beras lawas itu sendiri.
Ingat bahwa setiap jenis beras mungkin memerlukan penyesuaian dalam cara memasaknya. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan jumlah air atau waktu memasak untuk menemukan komposisi yang paling sesuai dengan jenis beras yang kamu miliki.
Dengan pengetahuan dan teknik yang tepat, beras lawas bukan lagi menjadi masalah. Kamu bisa mengolahnya menjadi nasi yang tetap nikmat disantap, seolah-olah baru saja menggunakan beras baru. Yang terpenting, selalu perhatikan kualitas beras sebelum memasaknya untuk memastikan keamanan konsumsi.
(brl/tin)
RECOMMENDED ARTICLES
- Manfaatkan 1 jenis daun, begini cara menyimpan beras agar bebas dari kutu dan tak bau apek
- Trik mengusir kutu beras pakai 1 bahan dapur ini cepat tak butuh lama
- 5 Cara menghilangkan kutu beras pakai bahan alami, ampuh dan aman dipraktikkan
- 7 Jenis beras rendah kalori, serba lezat dan mengenyangkan
- Aksi wanita buang beras ke sungai ini jadi sorotan, alasan di baliknya tuai pro dan kontra
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas