Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu
Freepik.com

Brilio.net - Setiap musim hujan tiba, isu tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu muncul dan bikin waswas banyak orang. Nyamuk mulai bermunculan, genangan air di halaman jadi perhatian, dan hampir setiap minggu terdengar kabar ada yang terkena DBD di sekitar lingkungan rumah. Padahal, penularan penyakit ini nggak sesederhana yang dibayangkan. Banyak yang mengira sumbernya cuma dari air menggenang, padahal faktanya jauh lebih kompleks dan bisa terjadi tanpa disadari.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan global paling serius dengan lebih dari 100 juta kasus setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, kasus DBD terus muncul hampir di setiap musim hujan, terutama di wilayah padat penduduk. Maka dari itu, penting banget untuk tahu bagaimana sebenarnya DBD bisa menular, bukan hanya agar bisa mencegah, tapi juga supaya lebih peduli menjaga lingkungan sekitar.

Selain itu, tren kasus DBD di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56.000 kasus DBD dan 250 kematian. Angka ini menunjukkan perlunya penguatan strategi penanggulangan di berbagai lini, termasuk edukasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar. Kondisi ini menunjukkan bahwa pencegahan tidak bisa hanya bergantung pada fogging atau obat nyamuk, tapi juga pada kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memahami cara penularannya.

DBD adalah ancaman yang bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia. Dengan memahami cara penularan dan faktor pemicunya, risiko penyebaran bisa ditekan. Karena itu, artikel ini akan mengulas 10 fakta penting tentang penularan DBD yang sering disepelekan tapi ternyata sangat krusial untuk diketahui. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (28/10). 

Kenali 10 fakta Seputar Penularan DBD yang Kerap Luput dari Perhatian

1. Nyamuk DBD paling aktif di pagi dan sore hari

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber

Menurut penjelasan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue lebih aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, bukan malam seperti nyamuk biasa. Artinya, risiko gigitan justru lebih tinggi saat kamu beraktivitas di rumah atau sekolah pada siang hari. Jadi, jangan lupa gunakan losion anti nyamuk sejak pagi dan kenakan pakaian tertutup saat cuaca lembap.

2. DBD tidak menular lewat kontak langsung

Banyak orang masih salah paham dan mengira DBD bisa menular lewat udara atau sentuhan. Faktanya, WHO menjelaskan bahwa virus dengue hanya menular melalui gigitan nyamuk betina yang sudah membawa virus. Jadi, kamu tetap bisa merawat orang yang sedang sakit DBD tanpa takut tertular, asal lingkungan sekitar bebas dari nyamuk.

3. Ibu hamil bisa menularkan DBD ke bayinya

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber

Menurut laporan dari CDC, ibu hamil yang terinfeksi DBD memang bisa menularkan virus ke janin, meskipun kasusnya jarang. Penularan biasanya terjadi saat proses persalinan, bukan selama kehamilan. Karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk ekstra hati-hati dan menjaga diri dari gigitan nyamuk, terutama jika tinggal di daerah endemis.

4. Nyamuk DBD suka tinggal di sekitar manusia

Penelitian dari Nature menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti lebih memilih hidup dekat manusia ketimbang di alam liar. Mereka senang bertelur di wadah-wadah kecil berisi air seperti pot bunga, ember, atau tempat minum hewan. Jadi, meskipun rumahmu tampak bersih, tetap periksa area yang lembap dan tersembunyi karena bisa jadi tempat favorit nyamuk berkembang biak.

5. Genangan air bukan satu-satunya penyebab

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber

Menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI), faktor lingkungan seperti suhu tinggi, kelembapan udara, dan kebiasaan manusia juga berperan besar dalam meningkatnya populasi nyamuk. Misalnya, membuang sampah sembarangan atau menumpuk barang bekas yang bisa menampung air hujan. Jadi, pencegahan DBD nggak cuma soal menguras bak mandi, tapi juga soal gaya hidup bersih setiap hari.

6. DBD bisa muncul di luar daerah tropis

Selama ini DBD dikenal sebagai penyakit tropis, tapi ternyata kasusnya juga ditemukan di negara beriklim sedang. Menurut CDC, perubahan iklim global membuat nyamuk Aedes aegypti dapat bertahan di wilayah yang dulunya terlalu dingin untuk berkembang biak. Jadi, DBD bukan hanya masalah di Asia Tenggara, tapi sudah jadi perhatian dunia.

7. Pernah kena DBD bukan berarti kebal

 

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber

Berdasarkan penjelasan dari Cleveland Clinic, virus dengue punya empat jenis serotipe berbeda. Seseorang yang pernah terinfeksi satu jenis virus masih bisa tertular jenis lain di kemudian hari. Bahkan, infeksi kedua bisa lebih parah karena tubuh sudah memiliki antibodi yang justru memperkuat reaksi virus. Jadi, meski sudah pernah sembuh dari DBD, kamu tetap harus waspada.

8. Nyamuk bisa menularkan virus seumur hidupnya

Menurut penelitian dari Nature Communications, nyamuk Aedes aegypti yang sudah terinfeksi virus dengue bisa menularkan virus itu selama sisa hidupnya. Ini artinya, satu nyamuk saja bisa memulai rantai penularan yang panjang jika dibiarkan berkembang biak tanpa kontrol. Karena itu, upaya pencegahan seperti 3M Plus penting banget untuk dilakukan secara rutin.

9. Tanaman juga bisa jadi tempat nyamuk bersarang

Bukan hanya genangan air, ini 10 fakta mengejutkan tentang penularan DBD yang perlu kamu tahu

penyebab penularan DBD selain genangan air
© 2025 Freepik.com/berbagai sumber

foto: Freepik.com

Penelitian dari Stanford University menemukan bahwa area dengan banyak tanaman lembap bisa menjadi habitat ideal nyamuk Aedes. Air yang menggenang di pot bunga, nampan, atau daun yang menampung air hujan bisa menjadi tempat telur menetas. Jadi, taman yang hijau memang indah, tapi pastikan juga bersih dan bebas air tergenang.

10. Penularan lewat transfusi darah memang jarang, tapi tetap ada

Menurut laporan dari Drugs for Neglected Diseases initiative (DNDi), virus dengue bisa menular melalui transfusi darah dari donor yang sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala. Kasusnya memang sangat jarang, tapi ini menjadi pengingat bahwa pencegahan DBD juga harus dilakukan lewat pengawasan medis yang ketat.

Waspadai, Tapi Jangan Panik

Fakta-fakta di atas membuktikan bahwa penularan DBD tidak sesederhana genangan air di halaman rumah. Banyak faktor kecil yang sering disepelekan ternyata punya peran besar dalam menyebarkan virus ini.

Karena itu, penting banget untuk menerapkan langkah 3M Plus: Menguras, menutup, dan mendaur ulang wadah air, ditambah upaya lain seperti menggunakan kelambu, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menjaga daya tahan tubuh.

Dengan kesadaran dan kebersamaan, kamu bukan hanya melindungi diri sendiri, tapi juga membantu lingkungan sekitar tetap sehat dan terbebas dari DBD.

(Magang/Aji setyawan)

 

(brl/psa)

Video

Selengkapnya
  • Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

    Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas

  • Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

    Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia

  • Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

    Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas

Review

Selengkapnya