Bubur ternyata lebih bahaya dibanding nasi untuk dikonsumsi saat sarapan, begini penjelasannya
Diperbarui 19 Agt 2024, 14:31 WIB
Diterbitkan 20 Agt 2024, 02:00 WIB
Brilio.net - Salah satu menu sarapan yang paling banyak dijadikan pilihan kebanyakan orang Indonesia adalah bubur. Selain enak, bubur juga punya tekstur sangat lembut, sehingga dapat dikunyah dengan cepat. Makanan yang diidentik dengan dijual gerobakan ini juga mudah ditemui di pinggir jalan di pagi hingga malam hari.
Namun, tahu nggak sih kalau bubur rupanya lebih berbahaya dikonsumsi untuk sarapan dibanding nasi? Apalagi, kalau kamu atau anggota keluargamu memiliki riwayat penyakit diabetes, sebaiknya menghindari bubur untuk sarapan.
-
Penderita diabetes masih boleh mengonsumsi nasi, berikut 9 anjuran yang perlu diperhatikan Untuk membantu orang mengelola kadar gula darah.
-
Rendah gula, ini 10 pengganti nasi putih untuk penderita diabetes Penderita diabetes dianjurkan mengonsumsi makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks.
-
Pasti sering kamu sepelekan, 7 makanan ini tak baik untuk sarapan! Jangan sampai malah menu sarapan kamu justru membuat kamu mengantuk.
foto: TikTok/@pejuang.gula
Hal ini dijelaskan juga oleh kreator konten di akun TikTok @pejuang.gula. Pria ini mengatakan, bubur bisa lebih berbahaya dibanding nasi untuk dikonsumsi saat sarapan karena memiliki kandungan atau indeks glikemik lebih tinggi. Indeks glikemik diketahui sebagai ukuran seberapa cepat makanan diubah menjadi glukosa atau gula di dalam tubuh.
"Padahal bubur terbuat dari nasi juga, tapi nasi dan bubur kandungan glikemik di dalam 2 makanan ini itu berbeda, ternyata bubur lebih parah daripada nasi," tegasnya, dikutip BrilioFood dari TikTok @pejuang.gula pada Senin (19/8).
foto: Unsplash/Mae Mu
Dilansir dari healthhub.sg, proses memasak beras jadi bubur punya waktu cenderung lebih lama daripada nasi, hal inilah yang berisiko meningkatkan indeks glikemik. Saat bubur dimasak, struktur sel-sel beras otomatis berubah jadi lembut, sehingga saat dikonsumsi bubur cepat diproses di dalam tubuh dan berisiko meningkatkan kadar gula darah.
foto: TikTok/@mganikofficial
Usut punya usut, indeks glikemik pada bubur ada di angka 90. Sementara nasi punya indeks glikemik lebih rendah, yakni 73. Nah, kenapa sih nasi bisa punya indeks glikemik lebih rendah dibanding bubur? Karena, nasi punya tekstur lebih keras dan masih akan diproses di dalam tubuh.
Berbeda kasusnya dengan bubur yang sudah melewati proses memasak sampai halus, nantinya makanan tak akan melewati proses lagi di dalam tubuh.
foto: Unsplash/Igor Miske
Namun, lantaran nasi punya indeks glikemik lebih rendah daripada bubur, bukan berarti nasi dianjurkan untuk sarapan ya, apalagi buat penderita diabetes. Alih-alih menyantap nasi ataupun bubur, kamu bisa memilih menu lain yang lebih sehat dan punya indeks glikemik rendah.
Dilansir dari verywellhealth.com, ada banyak menu rendah indeks glikemik yang cocok dijadikan menu sarapan. Contohnya seperti smoothies buah beri, oatmeal, telur, greek yogurt, dan lain-lain.
(brl/mal)
RECOMMENDED ARTICLES
- Trik bikin peyek kacang renyah dan tidak berminyak cuma tambah 1 bahan makanan
- Tanpa digosok, ini cara menyulap sendok kusam agar kinclong dalam 5 menit
- Tetap makan enak saat diet, ahli gizi ini bagikan trik konsumsi seblak agar nutrisinya seimbang
- 8 Tujuan utama latihan kebugaran jasmani, kaum mageran wajib tahu
- Tak hanya imunisasi HPV, ini 8 cara ampuh cegah kanker serviks sejak dini
- Mengonsumsi gula berlebih punya dampak yang sama dengan merokok, ini faktanya
FOODPEDIA
Video
Selengkapnya-
Jalan Makan Shiki, resto sukiyaki bergaya kansai daging disajikan dengan permen kapas
-
Jalan Makan Kari Lam, jualan sejak 1973 membawa rasa nostalgia
-
Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas