Kawan Brilio, Minuman hangat sering kali menjadi pilihan untuk menemani waktu santai di malam hari. Salah satunya adalah wedang bajigur Tamansari. Berlokasi di Jl Letjend S Parman, Yogyakarta yang buka mulai 17.00 WIB hingga 21.00 WIB. Tapi biasanya sebelum 21:00 WIB dagangannya sudah ludes terjual. Pemiliknya bernama Setyanto yang sudah berjualan sejak tahun 2002.
"Hanya dengan resep santan dipanaskan, dikasih kelapa muda sama gula. Itu namanya bajigur. Setelah melihat itu saya tiru-tiru, jadi bukan warisan dari orang tua" cerita Setyanto.
Rasa dari wedang bajigurnya terus berkembang sesuai dengan masukan pembeli. Rata-rata Setyanto dapat menjual 70 gelas wedang bajigur setiap harinya. Pelanggannya bukan hanya warga sekitar namun juga pembeli dari luar kota.
Bahkan Presiden Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menjadi pelanggannya.
"Itu pernah berkali-kali setiap Pak SBY datang ke Jogja, itu mesti saya dipesan untuk datang kesana. Dipesan itu sama gerobagnya, pakai gerobag yang satu bukan yang ini. Pakai gerobag yang satu khusus untuk pesanan. Pakai gerobag yang itu" papar Setyanto.
Meski begitu Setyanto tak berharap anaknya melanjutkan usaha wedang bajigurnya. Namun ia tidak ingin anaknya melanjutkan usahanya.
"Tidak usah melu bapak, melu-melu profesi itu tidak dapat diikuti. Tidak dapat diikuti tidak dapat diwariskan. Cari sendiri, pekerjaanmu apa. Jadi tidak jualan bajigur begini, nggak. Meskipun resepnya ampuh, tapi nggak jualan bajigur. Yang kecil jualan Mie Ayam, yaa silahkan. Cari sendiri pokoknya jangan ikut-ikutan profesi orang tua. Karena profesi tidak dapat diwariskan, menurut saya lho profesi tidak bisa diwariskan" pungkas Setyanto.