Brilio.net - Pulau Belitung merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Pulau Belitung sendiri mulai jadi perbincangan setelah munculnya di film Laskar Pelangi pada 2008 lalu, mengambil gambar di beberapa spot wisata di pulau ini.
Pulau ini banyak menyuguhkan destinasi wisata alam, pantai dengan batu-batu granit besar sebagai ciri khasnya. Tak hanya itu, berbagai kuliner lezat pun bisa kamu cicipi di tempat ini.
-
10 Resep makanan khas Bangka Belitung, nikmat dan menggugah selera Untuk menambah referensi kuliner, kamu juga wajib mencoba makanan khas Bangka Belitung.
-
8 Resep olahan mie khas Nusantara, enak, sederhana, dan praktis Ada yang digoreng, ada yang memiliki kuah bening dan kuah kental
-
10 Resep makanan khas Aceh paling enak, sederhana, dan mudah dibuat Kaya akan rempah dan bikin ketagihan
Salah satunya adalah Mie Atep, makanan legendaris yang wajib disantap saat datang ke Pulau Belitung. Pemilik gerai Verawaty menjelaskan sudah mulai membangun bisnis ini sejak tahun 1973. Awalnya, sang ibu memberikan resep dan mengajari cara membuat mie khas Belitung. Akhirnya ia mencoba mempelajarinya dan membuka bisnis ini.
"Semua resep dari ibu saya. Saya generasi pertama sudah 43 tahun," ujar Verawaty kepada brilio.net saat ditemui di Belitung, Senin (16/11).
Vera mengatakan nama Atep sendiri digunakan karena itu merupakan nama panggilannya sejak kecil. Saat kecil ia memiliki tubuh yang besar dan banyak temannya yang memanggil dirinya Atep. Jadi terpikirlah ia menggunakan nama itu sebagai bisnisnya hingga saat ini.
"Atep nama kecil saya, karena saya gendut pas kecil dipanggilnya 'Tep, Tep, Atep'," tuturnya.
Tim brilio.net pun berkesempatan mencicipi makanan legendaris itu. Dari isiannya sendiri, Mie Atep terdiri dari tauge, mie, mentimun, tahu, kentang, dan juga emping. Kuah dari mie ini cukup kental dan memiliki cita rasa manis. Kalau kamu kurang suka manis, kamu bisa menambahkan sambal yang tersedia.
Menariknya, dalam penyajian mie ini menggunakan daun simpur. Daun simpur sendiri merupakan daun khas Belitung yang dapat memberi wangi yang khas pada makanan.
Selain menjadi alas makanan, daun simpur juga dijadikan alat untuk membungkus mie. Verawati atau yang akrab disapa Ci Atep ini bercerita, kalau dahulu, bungkus mie membutuhkan banyak daun karena kuahnya juga dibungkus menjadi satu. Sementara daun simpur cukup sulit ditemui dan memiliki harga yang lumayan mahal. Akhirnya kini ia mensiasatinya dengan membedakan bungkus mie dan kuah.
"Jadi mie dan kuahnya kita bungkus secara terpisah demi mengurangi penggunaan daun simpur yang terlalu banyak. Karena kalau dengan kuah (daun simpur) harus berlapis-lapis. Jadi ketika akan disantap, mie ini memberi rasa wangi dari si daun simpur," tuturnya.
Setelah kenyang makan Mie Atep, rasanya semakin lengkap jika menikmati minuman es jeruk peras. Yang beda dari es jeruk di kebanyakan tempat lain adalah karena es jeruk ini menggunakan jeruk kunci khas Belitung. Rasanya sendiri dominan manis dan segar. Untuk satu porsinya sendiri, mie ini dibandrol dengan harga Rp 18.000.
Di luar Jakarta, Mie Atep milik Verawaty sudah sangat terkenal. Bahkan, banyak publik figur hingga pejabat tinggi sudah mencicipi makanan legendaris itu. Hal itu terlihat dari beberapa foto dirinya bersama para publik figur dan juga pejabat tinggi.
Dalam sehari, wanita 76 tahun itu mengatakan bisa menghabiskan lebih dari 100 porsi. Namun sayangnya saat pandemi Covid-19 ini, penjualannya merosot tajam.
"Biasanya ramai, sekarang sepi banget. Sehari paling 30 sampai 40 bungkus saja," ucapnya.
Ia mengatakan di awal pandemi gerainya sempat tutup karena tidak ada pengunjung yang datang. Kini, sejak empat bulan terakhir gerai yang berada di Jalan Sriwijaya No. 27 ini sudah mulai dibuka dan diperbolehkan makan ditempat.
"Kita tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menyediakan tempat cuci tangan di area pintu masuk dan memberi jarak pada tempat duduk," pungkas Verawaty.