Niatnya untuk berbagi rupanya tak selalu berjalan mulus. Usai mendirikan Warung Makan Gratis SiJum Depok, banyak yang menduga label 'gratis' yang tersemat di warung ini merupakan bagian dari strategi marketing dan hanya akan berlangsung dalam waktu sebentar.
"Awalnya kita masak 30 porsi, itu pun nggak habis waktu itu. Karena orang belum tahu dan banyak yang takut tak sesuai dengan kata gratis. 'Ah nanti pas udah dateng dipungut bayaran lagi', 'Ah ini cuma sebentar doang paling,'" ucapnya.
-
5 Warung ini buka usaha sambil bersedekah Bukan rahasia lagi bahwa saat ini ada beberapa orang yang memilih berbisnis, khususnya bisnis tempat makan, sembari bersedekah.
-
Kisah keindahan sedekah, ada kakek sisihkan separuh gaji untuk berbagi Bersedekah jangan pernah menunggu kaya.
-
Kedai bubur ayam ini siapkan bubur gratisan untuk dhuafa tiap Jumat Hari Jumat yang berkah digunakan untuk berbagi.
11 Tulisan kocak menu di warung makan ini bikin konsumen puyeng abis, ada yang kayak soal matematika
Namun, seiring berjalannya waktu dan melihat warung SiJum dari media sosial, banyak yang mulai berdatangan untuk makan di sini.
"Alhamdulillah dari mulut ke mulut dan lihat dari media sosial juga kalau ini tuh murni gratis. Orang jadi lebih trust buat dateng dan makan di sini," kata Mira.
Dari 150 kota di Indonesia, Mira mengungkapkan kalau setiap daerah mencari dan mengelola dananya masing-masing. Mira pun selalu mengupayakan agar warung SiJum tetap terus berjalan ada atau tidaknya donatur.
Lagi pengen makan siang, 11 potret kocak tulisan di depan warung ini bikin kamu jadi merenung
"Jadi memang dari dulu semua wilayah itu nyari dana masing-masing. Saya berupaya agar SiJum di Depok bisa tetap jalan ada atau tidak ada donatur. Karena kan donatur juga punya keterbatasan. Ada yang donasi di beberapa tempat juga. Jadi jangan sampai aktivitas berbagi terhenti hanya karena tidak ada donatur," tambahnya.
foto: Brilio.net/Dewi Suci
Dalam menjalankan Warung Makan Gratis SiJum Depok ini, Mira dibantu oleh sekitar 10 relawan. Mulai dari menyiapkan bahan makanan, mengolah makanan, hingga mendistribusikan makanan ke masyarakat. Lebih lanjut, Mira juga mengungkapkan kalau ia dan para relawan memasak dan membagikan sekitar 200 porsi makanan setiap harinya. Menu makanannya pun bervariasi dan berganti setiap harinya.
"Menu makanan setiap hari ganti supaya yang masak dan makan nggak bosan. Dalam sehari bagiin 200 porsi. Tapi nasinya kita bikin dilebihin dari 200 porsi," katanya.
Dalam kesempatan wawancara bersama brilio.net, Mira juga membeberkan biaya per hari yang dikeluarkan untuk memasak 200 porsi. Menurutnya, warung SiJum mengeluarkan biaya sekitar Rp 2 juta - 2,5 juta perhari untuk membeli bahan makanan.
Masyarakat yang datang untuk makan di warung ini sebagian besar bekerja di sektor informal seperti pedagang asongan dan pengemudi ojek online. Tak hanya itu, warga sekitar dan ibu rumah tangga juga banyak yang ikut makan siang di Warung Makan Gratis SiJum Depok.
Memasuki pukul 12.00 siang, warung SiJum mulai ramai didatangi oleh masyarakat yang ingin makan siang. Bu Mira pun mengaku tak membatasi masyarakat yang ingin makan di warung SiJum. Menurutnya, kita tak bisa menilai seseorang hanya dari penampilannya.
foto: Brilio.net/Dewi Suci
Ia juga menyebut, masyarakat yang makan di warung tersebut bukan berarti tak memiliki uang sama sekali. Namun, para pedagang dan pengemudi ojek online yang makan di warung SiJum tak perlu mengeluarkan biaya untuk makan dan penghasilannya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
"Kebanyakan driver ojek online, pedagang asongan, ibu rumah tangga, dan warga biasa. Yang makan di sini bukan yang nggak punya uang sama sekali. Seperti driver ojek online. Mereka kan dapat penghasilan dari pekerjaannya, tapi uang yang seharusnya dipakai untuk beli makan jadi bisa buat beli bensin dan kebutuhan lainnya," tutur Mira.
Nurdin yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online juga mengaku merasa terbantu dengan adanya warung makan ini.
"Kalau siang suka mampir ke sini buat makan. Sama teman-teman ojol juga. Bersyukur ada warung makan ini. Ngebantu kita-kita yang kerjanya di jalan. Semoga lancar terus warungnya dan bisa bantu orang banyak," tuturnya.
Mira juga memanfaatkan media sosial untuk berjejaring dengan sesama komunitas yang bergerak di bidang kemanusiaan dan sosial. Bahkan menurut Mira, ia dan para relawan kerap berkolaborasi dengan komunitas lain untuk menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya di lokasi bencana.
"Kadang ada ajakan dari komunitas lain untuk bagi-bagi makanan bareng di jalan. Ya kita ikut bantu. SiJum juga punya program Sijum Reaksi Cepat (SRC) dan terjun di lokasi bencana. Kita perlu menjalin relasi sama komunitas lain supaya saat ada sesuatu yang sifatnya urgent dan perlu dukungan, kita bisa saling support," sambung Bu Mira.
Setelah tujuh tahun berkecimpung dan mengurus warung makan ini, Mira berharap ke depannya akan ada lebih banyak warung makan gratis seperti SiJum di wilayah lain di Indonesia. Ia juga berharap semoga apa yang dilakukannya saat ini bisa menginspirasi dan membuat banyak orang tergerak untuk melakukan hal serupa.
"Harapan saya, warung makan gratis ini bisa ada di tempat-tempat lain juga. Semoga bisa menginspirasi orang lain untuk tergerak melakukan hal yang sama," pungkasnya.