Brilio.net - Ketika berkunjung ke Yogyakarta, rasanya kurang lengkap jika tidak membeli dan menikmati hidangan khas Kota Pelajar. Selain gudeg, salah satu kuliner yang wajib dicoba adalah lupis Mbah Satinem. Lupis Mbah Satinem ini sudah menjadi makanan legend khas Yogya yang juga merupakan salah satu jajanan favorit Presiden kedua Indonesia, Soeharto, lho.
Terletak di sebelah barat Tugu Jogja, tepatnya di Jl. Bumijo No.50, Gowongan, Yogyakarta, lokasi berjualan lupis Mbah Satinem ini jauh dari kata mewah. Di sana, kamu akan menemukan lapak sederhana Mbah Satinem yang hanya terdiri dari satu meja kayu dan tempat duduk kecil miliknya. Para pelanggan yang ingin menikmati lupis buatan Mbah Satinem pun hanya disediakan tempat lesehan beralasan tikar.
-
Lee Seung-gi ke Jogja, icipi cenil lopis Mbah Satinem Gimana oppa lopis Mbah Satinem, enak nggak?
-
Mbah Lindu, penjual gudeg tertua dan paling digemari di Yogyakarta Di usianya hampir seabad dengan 5 orang anak, 15 cucu dan 8 orang cicit Mbah Lindu belum terpikirkan untuk beristirahat dari pekerjaannya.
-
5 Warung sate paling legendaris di Jogja, rasanya asli bikin nagih Rasanya nggak sah juga lho, kalau kamu piknik ke Jogja tapi nggak mampir ke salah satu warung terbaik ini.
Meski sederhana, namun banyak sekali pelanggan yang rela mengantre untuk menikmati kelezatan lupis Mbah Satinem. Saking banyaknya pembeli, Mbah Satinem pun sampai menggunakan sistem nomor urut untuk memperlancar antreannya. Namun perjuangan tersebut pun akan terbayar dengan kenikmatan lupis yang sudah dijajakan Mbah Satinem selama puluhan tahun.
foto: Dok.BrilioFood/Elrisa
"Lupis mbah Satinem tuh beda dari yang lain, rasanya enak. Dari gulanya aja udah beda dari yang lain. Mahal gak apa-apa tapikan cita rasanya masih khas," ujar Deni salah satu pelanggan kue lupis Mbah Satinem kepada BrilioFood, Minggu (20/11).
Sudah berjualan selama 59 tahun
Sudah 59 tahun Mbah Satinem melakoni usahanya berjualan lupis. Waktu yang cukup lama untuk suatu usaha. Nggak salah, kalau kue lupis Mbah Satinem ini terkenal dan menjadi salah satu jajanan legend Yogyakarta. Jika ingin menikmati kue lupis Mbah Satinem, kamu harus datang sepagi mungkin. Pasalnya, lupis Mbah Satinem ini sering ludes terjual hanya dalam waktu beberapa jam saja.
"Simbah ini mulai jualan tahun 1963. Di sini buka tiap hari dari pukul 05.30 pagi sampai sekitar jam 00.00. Atau kalau sudah habis jam 08.30 juga (sudah) tutup," papar Tukinem, salah satu anak Mbah Satinem yang menemani berjualan ditemui BrilioFood.
Tak hanya kue lupis, di atas meja Mbah Satinem juga terjejer dengan rapi makanan khas Nusantara yang beliau jual, seperti klepon, peyek, susu kedelai, tahu goreng dan jamu kunyit. Semua menu tradisional buatan tangan Mbah Satinem tersebut bisa dinikmati dengan harga cukup terjangkau.
Dibanderol dengan harga Rp 10 ribu perporsi, lupis Mbah Satinem ini cocok dijadikan sebagai menu sarapan. Selain, rasanya yang enak dan khas, kue lupis ini juga mengenyangkan. Diburu banyak pelanggan, dalam sehari Mbah Satinem bisa menjual lebih dari 50-100 porsi kue lupis.
"Untuk penjualan sehari nggak mesti, 50 sampai 100 porsi ya ada. Sebelum di sini dulu berjualan keliling kampung. Dulu harganya cuma 5 perak, kalo sekarang satu porsinya 10 ribu," ungkap Tukinem.
Lupis Mbah Satinem merupakan resep turun temurun
foto: Dok.BrilioFood/Elrisa
Resep turun temurun dari sang ibu menjadi ciri khas kue lupis buatan Mbah Satinem. Bahan yang digunakan juga asli tanpa pengawet dan dibuat secara manual. Contohnya, gula aren yang digunakan asli dan parutan kelapa sebagai topping diparut sendiri tanpa bantuan mesin. Cara memasaknya pun masih dengan cara tradisional, yakni menggunakan kayu bakar. Hal tersebut beliau lakukan guna menjaga keaslian rasa kue lupis tersebut.
"Rasanya masih kayak dulu, sampai sekarang nggak berubah. Gulanya juga manis, pakai gula Jawa asli. Marut kelapanya juga manual nggak pakai mesin. Jadi rasanya manis ada gurihnya," jelas Tukinem.
Sebelum berjualan di lokasi sekarang, Mbah Satinem menjajakan kue lupisnya dengan berkeliling kampung. Awalnya, Mbah Satinem ditemani suaminya untuk berjualan. Namun, karena kondisi fisik sang suami yang sudah mulai tidak memungkinkan, akhirnya pada 2007 anak kedua Mbah Satinem yang menemani untuk berjualan setiap harinya.
Rumah Mbah Satinem sendiri terletak di daerah Ring Road Utara, sekitar 8 km dari jarak tempatnya berjualan sekarang. Di usianya yang sudah tak muda lagi, Mbah Satinem seolah tak kehilangan semangatnya untuk berjualan. Begitu juga dengan sang anak serta cucunya yang setia menemani beliau dan mengantarnya menggunakan sepeda motor untuk berjualan.
Sejak pukul 01.00 dinihari, Mbah Satinem sudah mulai menyiapkan bahan dagangannya untuk pagi hari. Walaupun terdengar begitu melelahkan, namun Mbah Satinem tetap terlihat bersemangat melayani pesanannya satu persatu. Hal itu dikarenakan para pelanggan yang masih setia membeli, bahkan rela menunggu cukup lama untuk menikmati kue lupis buatannya.
Tak hanya penduduk asli Yogyakarta, kue lupis buatannya juga berhasil memikat para turis lokal hingga mancanegara yang sedang berlibur ke Yogyakarta. Bahkan diketahui salah satu aktor Korea, Lee seung-gi juga sempat menikmati kue lupis Mbah Satinem saat syuting salah satu variety show.
"Ya seneng toh, pagi belum datang sudah ada yang nunggu, udah banyak langganan. Pernah juga orang Korea beli di sini" pungkas Tukinem.
Mgg: Elrisa Rahmadita