Brilio.net - Muntilan, sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi pusat perdagangan. Kecamatan satu ini pun dipenuhi berbagai toko maupun warung dengan ciri khas masing-masing. Muntilan pun tak luput menyuguhkan beragam wisata kuliner atau warung makan yang sangat sayang jika kamu lewatkan.
Dari sekian banyak warung makan sop empal Bu Haryoko terbilang spesial, lho. Warung makan ini cukup sukses menarik perhatian banyak wisatawan.
-
Kisah sukses 57 tahun Warung Empal Bu Warno, langganan Najwa Shihab sampai Lydia Kandou Sudah berdiri sejak 1967.
-
Kisah generasi keempat melestarikan warung legendaris bu Spoed, pertahankan cita rasa sejak 1920 Warung Bu Spoed pernah menolak permintaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memborong menu tahu bacem Bu Spoed.
-
10 Tempat makan legendaris di sekitar Borobudur, serba khas Magelang Manjakan lidah dengan aneka ragam kuliner khas Magelang.
Kisah desainer interior Korea jualan kimchi otentik di Jogja, gigih meski pernah kenasemprotpembeli
Berlokasi di Jalan Veteran No.9, Sayangan, Muntilan, warung sop empal Bu Haryoko ini terbilang legendaris. Bukan tanpa alasan, warung yang memiliki dinding bercat hijau tersebut sudah berdiri sejak 1940.
foto: brilio.net/nadhifah
Dulu, warung sop empal Bu Haryoko terletak di depan Klenteng Hok An Kiong, Muntilan. Namun pada generasi kedua, warung ini pindah ke sisi barat Klenteng dan terus bertahan sampai sekarang hingga generasi ketiga. Meski sudah berjualan selama 84 tahun, rasa empal Bu Haryoko tetap konsisten karena memakai resep turun-temurun.
Menarik banget dikunjungi saat kamu ke Muntilan.
Menu yang dijual di warung ini pun masih sama seperti sejak pertama kali dibuka, yaitu sop empal. Satu mangkuk sop empal berisi bihun, sayur kol, sambal, potongan daging, kuah kaldu, dan bawang goreng. Ada juga menu tambahan berbagai olahan sapi seperti kikil dan paru sebagai pelengkapnya.
foto: brilio.net/nadhifah
Pada Minggu (10/3), tim brilio.net sengaja mendatangi sekaligus mencicipi langsung sop empal Bu Haryoko. Tampak dari luar, parkiran di depan warung mungil ini sudah dipenuhi oleh mobil dan motor yang berjejer. Benar saja, saat masuk ke dalamnya, hampir semua kursi sudah terisi penuh dengan pengunjung.
Seorang pengunjung asli Banjarnegara bernama Dinar juga menjelaskan pengalamannya saat pertama kali mencicipi sop empal Bu Haryoko. Menurutnya, menu satu ini terasa enak, bagian dagingnya pun bertekstur empuk. Bahkan tak perlu tenaga ekstra untuk memotong daging saat menyantapnya.
"Karena enak, aku bakal ke sana lagi kalau pas pergi ke Magelang," jelasnya.
Suasana dalam warung terbilang sederhana. Terdapat beberapa kipas angin yang terpasang di langit-langit, sedangkan bagian dindingnya seluruhnya tampak dipenuhi kalender dari berbagai toko yang ada di Magelang. Interior kalender pada dinding warung inilah yang membuat suasana semakin terasa homey.
Alih-alih memasang foto selebritis yang pernah datang langsung, Pujiningsih justru menempel belasan hingga puluhan kalender dari berbagai jenis toko di dinding warungnya. Menurutnya, cara ini jadi bentuk sedekah karena bisa membantu promosi toko-toko tersebut untuk dikenalkan ke para pengunjungnya.
foto: brilio.net/nadhifah
Meskipun tidak berukuran besar, warung satu ini tetap ramai pengunjung. Bahkan Pujaningsih Riyati, selaku pemilik warung saat ini sampai mengandalkan 3 orang karyawan untuk membantunya sehari-hari berjualan. Perempuan yang kini berusia sekitar 60 tahunan ini menjelaskan, kalau sehari-hari ia berhasil menghabiskan sebanyak 60-70 kg-an daging sapi.
“Nggak ngehitung omset jelasnya, tapi setiap hari daging segitu habis. Soalnya banyak juga yang beli daging empalnya aja berapa kilo gitu,” ungkap Pujaningsih.
foto: brilio.net/ida
Pujaningsih merupakan generasi ketiga dari keturunan asli Mbah Karto (pendiri warung Sop Empal Bu Haryoko). Dari 7 bersaudara, hanya Pujaningsih yang meneruskan usaha keluarganya ini. Hal ini lantaran ia mengaku senang memasak dan sudah membantu usaha ibunya dari sejak muda dulu.
“Dulu sehabis lulus SMP, saya dilarang lanjut sekolah sama ibu dan disuruh bantuin di warung. Dan saya juga seneng dan mbakat masak sama jualan,” terangnya.
Selama berjualan, Pujaningsih mengaku tak ada tantangan yang berarti. Kecuali, pada 2020 saat ada virus COVID-19 masuk ke Indonesia. Berkurangnya jumlah wisatawan yang pergi ke Muntilan membuatnya mau nggak mau menutup warung selama beberapa saat.
“Jalannya aja sepi, orang-orang pada nggak jajan karena takut. Akhirnya saya tutup warung selama 3 1/2 bulan,” jelasnya.
Saat ini, warung sop empal Bu Haryoko sudah memiliki satu cabang. Bukan di Kota Magelang, cabang pertama warung sop empal Bu Haryoko justru didirikan di Yogyakarta. Usut punya usut, cabang dari warung Muntilan ini dikelola sendiri oleh anak Pujingsih yang merupakan generasi keempat.
Warung sop empal Bu Haryoko yang ada di Muntilan pun ramai didatangi oleh orang-orang terkenal. Mulai dari artis, ustaz, hingga para pejabat. Seperti Yuki Kato, Enzy Storia, Vidi Aldiano, Ustaz Widianto, Susi Pudjiastuti, hingga Sultan Hamengkubuwono X.
Warung sop empal daging Bu Haryoko ini buka setiap hari pada Senin sampai Minggu, dari jam 06.00-14.30 WIB. Namun karena saking ramenya, biasanya sop empal sudah habis pada jam 13.00 WIB, lho. Semangkuk sop empal ini dibanderol dengan harga Rp 30.000 per porsinya. Buat kamu yang berkunjung ke Muntilan, jangan lewatkan untuk mencicipi menu satu ini secara langsung, ya.