Brilio.net - Sabtu (25/11) sore, langit tak secerah biasanya karena sinar matahari dihalangi awan mendung. Padahal, kalau langit cerah, suasana di tempat ini pasti asri. Begitulah yang dijelaskan oleh Ali, si pemilik restoran bernama Kopi Wongso, berlokasi di Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Identik dengan pemandangan sawah, tak jarang pengunjung bisa mendapati cantiknya sunset sambil nongkrong di tempat ini.
Saat BrilioFood melangkah ke pekarangan Kopi Wongso, Ali menyambut kedatangan kami dengan hangat dan bersedia menceritakan berbagai hal soal kiprahnya di dunia kuliner. Rupanya, ia sudah tertarik dengan bidang ini sejak di bangku SMA, tepatnya saat ia bersekolah di SMTK Nitikan Yogyakarta, yang saat ini sudah berganti nama jadi SMK Negeri 4. Ali dulu mengambil jurusan patissier atau pembuat kue.
-
Cerita dari angkringan Lik Man, pencetus kopi joss pertama di Yogyakarta yang berdiri sejak 1960-an Angkringan yang sudah ada sejak 1965 ini berhasil mengenalkan kopi joss hingga ke skala nasional, bahkan internasional.
-
Dari pencuci piring pria ini naik pangkat jadi bos di restoran, wow! Secara kebetulan ayahnya juga seorang pencuci piring di sebuah kafetaria di Kopenhagen.
-
Kisah penjual nasi goreng makan dagangan sendiri sebab sepi pembeli Beda dengan dulu saat masih muda, Pak Alip sekarang mengejar untung sedapatnya dengan mendorong gerobak sejauh puluhan kilometer.
Kisah generasi keempat melestarikan warung legendaris bu Spoed, pertahankan cita rasa sejak 1920
Setelah lulus SMK, Ali rupanya tak melanjutkan pendidikan di bidang kuliner, melainkan mengambil gelar D3 di Lembaga Indonesia Prancis (IFI), Yogyakarta. Meski demikian, pria ini mengaku masih menerapkan ilmu kulinernya, sehingga di sela-sela waktu luang kuliah, ia juga berjualan burger keliling. Alhasil, selain tetap menerapkan ilmu soal kuliner, hitung-hitung ia juga mendapatkan penghasilan sendiri.
Karier Ali di bidang kuliner pun ia lanjutkan dengan bekerja di sejumlah restoran dan hotel bintang lima di Yogyakarta selama beberapa tahun. Akhirnya, pada 1999 ia memilih terbang ke Eropa dan bekerja sebagai koki di restoran yang menjual hidangan khas Nusantara. Ada dua negara yang sempat Ali tinggali, yakni Belanda dan Prancis.
"Di sana kan banyak orang-orang keturunan Indonesia, itu banyak yang kadang-kadang kangen masakan Indonesia," ucapnya sambil mengingat momen karier kulinernya di benua biru tersebut.
Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
foto: brilio.net/shahfara
Berhenti jadi koki di Eropa dan memulai bisnis kuliner sendiri.
Setelah kurang lebih 8 tahun bekerja di Eropa, Ali akhirnya memutuskan untuk resign dan menetap di Yogyakarta. Saat sudah pulang ke Indonesia, ia belum membuka restoran Kopi Wongso seperti sekarang, melainkan mengembangkan bisnis kopi luwak, karena kecintaannya dengan minuman kopi. Bisnis kopi luwak milik Ali ini masih terus berjalan hingga sekarang, tapi penjualannya lebih banyak secara ekspor ke Jepang.
foto: brilio.net/shahfara
Seiring berjalannya waktu dan modal semakin terkumpul, Ali pun membuka restoran Kopi Wongso. Tempat ini awalnya masih sepi dan hanya menjual sedikit menu, sampai akhirnya Ali terpikirkan untuk menambah menu pizza di restorannya. Ide ini disebut-sebut muncul didukung oleh kondisi restorannya yang semakin sepi saat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Menu pizza ini lantas laris dan jadi daya tarik Kopi Wongso di kalangan penggemar kuliner sampai sekarang.