Brilio.net - Mie instan, sebagai makanan cepat saji yang praktis dan murah telah menjadi favorit banyak orang. Namun, di balik popularitasnya, mie instan sering menjadi perdebatan mengenai dampaknya terhadap kesehatan. Berbagai mitos yang beredar sering kali menimbulkan ketakutan yang tidak berdasar.

Pasalnya, sudah jadi rahasia umum bahwa mie instan mengandung MSG dalam jumlah yang cukup tinggi. MSG atau monosodium glutamat adalah zat yang digunakan sebagai penyedap rasa. MSG ini terdapat pada bumbu mie instan dan berbentuk kristal putih dengan rasa asin, memberikan sensasi di rongga mulut yang dapat meningkatkan cita rasa dan menyebabkan ketagihan.

Dalam setiap bungkus mie instan dengan berat rata-rata sekitar 65 gram, biasanya terdapat sekitar 0,3 milligram MSG yang terkandung dalam bumbu mie instan. Lalu benarkah kandungan MSG dalam mie instan ini bisa menyebabkan kebodohan? Berikut sembilan mitos soal mie instan yang sering bikin ketipu, BrilioFood lansir dari berbagai sumber pada Jumat (26/7).

1. Mie instan mengandung MSG yang membuat bodoh.

foto: pexels.com

Monosodium glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang banyak digunakan dalam berbagai jenis makanan, termasuk mie instan. MSG mengandung glutamat, asam amino yang juga ditemukan secara alami dalam makanan seperti tomat, keju, dan jamur.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jumlah moderat tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan bahwa MSG menyebabkan penurunan fungsi kognitif atau membuat bodoh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah menganggap MSG aman untuk dikonsumsi.

2. Mie instan menyebabkan kanker.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa mie instan secara langsung menyebabkan kanker. Kekhawatiran ini mungkin berasal dari penggunaan bahan pengawet dan bahan kimia dalam kemasan mie instan. Meskipun benar bahwa beberapa bahan kimia dapat menjadi karsinogenik dalam jumlah besar, jumlah yang digunakan dalam makanan biasanya sangat kecil dan dalam batas aman yang diizinkan oleh badan pengawas makanan.

3. Mie instan mengandung lilin.

foto: freepik.com

Mitos ini mengklaim bahwa mie instan dilapisi lilin untuk menjaga bentuknya dan memperpanjang umur simpannya. Kenyataannya, mie instan tidak dilapisi lilin. Mie instan biasanya melalui proses penggorengan atau pengeringan untuk meningkatkan umur simpannya. Proses ini tidak melibatkan penggunaan lilin, dan tidak ada bukti bahwa mie instan mengandung lilin yang dapat membahayakan kesehatan.

4. Mie instan tidak mengandung nutrisi.

Mie instan memang umumnya rendah serat, vitamin, dan mineral, tetapi bukan berarti tidak mengandung nutrisi sama sekali. Beberapa merek mie instan bahkan menambahkan vitamin dan mineral untuk meningkatkan nilai gizinya. Meskipun begitu, mie instan tidak dapat dianggap sebagai sumber utama nutrisi dan sebaiknya dikonsumsi bersama dengan makanan lain yang lebih bergizi, seperti sayuran, protein, dan sumber serat.

5. Mie instan merusak pencernaan.

foto: pexels.com

Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mie instan merusak pencernaan. Namun, konsumsi berlebihan tanpa asupan serat yang cukup dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit. Mengombinasikan mie instan dengan sayuran dan makanan berserat lainnya dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.

6. Mie instan mengandung banyak lemak trans.

Mie instan yang digoreng memang mengandung lemak, tetapi jumlah lemak trans biasanya kecil dan dalam batas aman. Beberapa merek mie instan mulai menggunakan metode pengeringan udara untuk mengurangi kandungan lemak. Konsumen dapat memeriksa label nutrisi untuk memastikan kandungan lemak dalam produk yang mereka beli.

7. Mie instan meningkatkan risiko penyakit jantung.

foto: pexels.com

Konsumsi mie instan yang tinggi sodium secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, ini bukan berarti mie instan secara langsung menyebabkan penyakit jantung. Mengurangi penggunaan bumbu dan memilih mie instan dengan kandungan sodium lebih rendah dapat membantu mengurangi risiko ini.

8. Mie instan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.

Ibu hamil boleh mengonsumsi mie instan dalam jumlah moderat, tetapi sebaiknya mengimbanginya dengan makanan bergizi lainnya untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup bagi perkembangan janin. Konsumsi mie instan sebaiknya dibatasi dan diimbangi dengan makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein.

9. Mie instan sulit dicerna dan tetap di perut selama berjam-jam.

foto: pexels.com

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa mie instan sulit dicerna atau tetap di perut lebih lama dibandingkan makanan lainnya. Proses pencernaan normal biasanya memakan waktu yang sama untuk berbagai jenis makanan. Pencernaan mie instan mirip dengan makanan olahan lainnya yang kaya karbohidrat dan lemak.

Sebagai kesimpulannya, mie instan adalah makanan praktis yang sering disalahpahami karena berbagai mitos yang beredar. Mengonsumsinya dalam jumlah moderat dan mengombinasikannya dengan makanan bergizi lainnya dapat membuat mie instan menjadi bagian dari pola makan yang sehat.