Brilio.net - Setelah makan, sejumlah orang seringkali melakukan kebiasaan-kebiasaan yang terlihat sepele, tetapi tanpa disadari bisa mengganggu sistem pencernaan. Salah satu kebiasaan yang paling umum adalah langsung berbaring setelah makan. Banyak orang merasa mengantuk setelah makan, terutama usai menyantap makanan berat, dan memilih untuk tidur sejenak. Namun, posisi berbaring ini justru bisa menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan yang dikenal dengan istilah refluks asam.
Akibatnya, seseorang bisa mengalami sensasi terbakar di dada atau mulas yang membuat tidak nyaman dan dapat mengganggu kualitas tidur. Selain itu, kebiasaan minum terlalu banyak air saat makan juga dapat memengaruhi pencernaan. Meskipun minum air penting untuk kesehatan, mengonsumsi air dalam jumlah besar saat makan bisa melarutkan asam lambung yang berperan penting dalam mencerna makanan.
-
7 Kebiasaan yang wajib dihindari penderita GERD, pahami risiko, penyebab, dan gejalanya Gerd yang dibiarkan begitu saja dapat memperburuk kesehatan saluran pencernaan.
-
9 Penyebab asam lambung naik dan cara alami mengatasinya Asam lambung bukan hanya disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat.
-
Asam lambung naik saat bekerja? Ini 6 cara efektif mengatasinya Pola makan yang tidak teratur, stres yang tinggi, dan kebiasaan kerja yang kurang sehat bisa memperburuk gejala asam lambung.
Antisipasi Mpox melalui vaksinasi, ini 4 kriteria penerima vaksin Mpox yang perlu diketahui
Kondisi tersebut bisa memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa kembung atau tidak nyaman. Lebih baik, minum air dalam jumlah moderat saat makan dan lebih banyak setelah selesai makan untuk mendukung pencernaan yang lebih efektif. Selain kedua kebiasaan tersebut, masih banyak lagi hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan sehabis makan.
Penasaran apa saja? BrilioFood merangkum dari berbagai sumber, berikut sembilan kebiasaan yang dianggap sepele dilakukan setelah makan yang bisa bikin pencernaan terganggu pada Jumat (30/8).
1. Langsung berbaring setelah makan.
Langsung berbaring setelah makan adalah kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang, terutama ketika merasa kenyang atau lelah. Namun, posisi tubuh yang mendatar setelah makan dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, terutama refluks asam. Refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan rasa terbakar di dada atau mulas yang dikenal sebagai heartburn.
Ketika tubuh berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menjaga asam lambung di perut, sehingga lebih mudah bagi asam untuk naik dan menyebabkan ketidaknyamanan. Kondisi ini bisa lebih buruk jika makanan yang dikonsumsi berlemak atau pedas, karena jenis makanan ini cenderung memicu produksi asam lambung yang lebih tinggi.
Untuk menghindari masalah ini, sebaiknya tunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur. Posisi duduk tegak atau berjalan-jalan sebentar setelah makan juga dapat membantu pencernaan dan mengurangi risiko refluks asam.
2. Minum terlalu banyak air saat makan.
Minum air saat makan adalah hal yang wajar, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, air dapat mengencerkan asam lambung. Asam lambung memainkan peran penting dalam pencernaan, terutama dalam memecah protein dan membunuh bakteri berbahaya yang mungkin terdapat dalam makanan.
Ketika asam lambung terlalu encer, proses pencernaan menjadi kurang efisien, dan makanan mungkin tidak tercerna dengan baik, sehingga dapat menyebabkan kembung, gas, atau gangguan pencernaan lainnya. Selain itu, minum terlalu banyak air saat makan dapat meningkatkan volume perut secara signifikan yang juga bisa memberikan tekanan tambahan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES), katup yang memisahkan perut dan kerongkongan.
Tekanan ini dapat menyebabkan LES melemah dan memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan yang lagi-lagi berisiko menyebabkan refluks asam. Oleh karena itu, lebih baik minum air dalam jumlah moderat selama makan dan lebih banyak setelah makan selesai.
3. Makan terlalu cepat.
foto: pexels.com
Makan dengan cepat merupakan kebiasaan yang sering terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal padat atau merasa terburu-buru. Ketika makan terlalu cepat, kamu cenderung mengunyah makanan dengan kurang sempurna yang berarti makanan yang masuk ke perut masih dalam potongan besar. Hal ini membuat lambung dan usus bekerja lebih keras untuk mencerna makanan yang bisa menyebabkan perut terasa penuh, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya.
Selain itu, makan terlalu cepat juga bisa membuat tubuh kesulitan mengenali rasa kenyang. Sinyal kenyang dari perut memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke otak. Jika makan terlalu cepat, kamu cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan sebelum tubuh sempat memberi sinyal bahwa kita sudah kenyang yang dapat menyebabkan makan berlebihan. Akibatnya, perut akan terasa tidak nyaman, dan sistem pencernaan akan bekerja lebih berat yang pada akhirnya bisa mengganggu pencernaan.
4. Merokok setelah makan.
Merokok setelah makan adalah kebiasaan yang sangat merugikan kesehatan, termasuk sistem pencernaan. Nikotin dalam rokok dapat melemaskan otot-otot di sekitar sfingter esofagus bagian bawah (LES) yang berfungsi untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Ketika otot ini melemah, risiko refluks asam meningkat, yang bisa menyebabkan heartburn dan kerusakan pada lapisan kerongkongan jika dibiarkan terus-menerus.
Selain itu, merokok juga memperlambat aliran darah ke usus yang dapat mengganggu proses pencernaan. Kurangnya aliran darah dapat menyebabkan masalah seperti konstipasi atau bahkan gangguan pencernaan yang lebih serius. Racun dalam rokok juga dapat merusak lapisan lambung dan usus, meningkatkan risiko ulkus atau tukak lambung. Oleh karena itu, menghindari merokok setelah makan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.
5. Mengonsumsi makanan penutup yang manis.
foto: pexels.com
Setelah makan besar, mengonsumsi makanan penutup yang manis sering menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Namun, makanan manis, terutama yang tinggi gula dapat memperlambat proses pencernaan. Gula memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh dan dapat menyebabkan kadar insulin meningkat secara tiba-tiba yang bisa mengganggu metabolisme tubuh. Hal ini juga bisa menyebabkan kembung dan perut terasa tidak nyaman.
Selain itu, makanan penutup yang manis seringkali kaya akan lemak dan karbohidrat sederhana yang dapat menambah beban pada sistem pencernaan. Lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan nutrisi lainnya, sehingga mengonsumsi makanan penutup yang kaya lemak setelah makan besar dapat membuat perut terasa penuh lebih lama. Untuk menjaga pencernaan tetap lancar, lebih baik memilih buah-buahan segar sebagai makanan penutup, karena selain rendah lemak juga kaya serat dan vitamin.
6. Berolahraga intensif setelah makan.
Berolahraga segera setelah makan mungkin tampak seperti cara yang baik untuk membakar kalori, tetapi sebenarnya bisa membahayakan sistem pencernaan. Ketika kita berolahraga, tubuh mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan ke otot-otot yang sedang bekerja. Ini dapat menghambat proses pencernaan, menyebabkan rasa tidak nyaman seperti kram perut, mual, atau bahkan muntah.
Selain itu, latihan intensif setelah makan juga dapat memicu refluks asam, terutama jika latihan melibatkan gerakan yang membuat perut tertekan atau terguncang, seperti lari atau latihan kekuatan. Untuk menjaga kesehatan pencernaan, disarankan untuk menunggu setidaknya 1-2 jam setelah makan sebelum melakukan aktivitas fisik yang intens. Sebaliknya, berjalan kaki ringan setelah makan dapat membantu memperlancar pencernaan tanpa memberikan tekanan berlebih pada sistem pencernaan.
7. Makan buah segar setelah makan.
foto: pexels.com
Meskipun buah-buahan dikenal sebagai makanan sehat, mengonsumsinya segera setelah makan besar bisa mengganggu pencernaan. Buah-buahan dicerna lebih cepat daripada makanan berat, dan jika dimakan segera setelah makan besar justru bisa terjebak di perut bersama makanan lainnya yang lebih lambat dicerna. Kondisi tersebut dapat menyebabkan fermentasi di dalam perut yang berujung pada perut kembung, gas, dan rasa tidak nyaman.
Buah-buahan juga mengandung gula alami yang cepat diserap tubuh. Ketika dimakan bersamaan dengan makanan lain, penyerapan gula ini bisa terhambat dan malah meningkatkan risiko fermentasi oleh bakteri di usus. Untuk menghindari masalah ini, lebih baik makan buah-buahan sebagai camilan di antara waktu makan atau setidaknya satu jam sebelum atau setelah makan besar.
8. Mengonsumsi minuman berkafein.
Minuman berkafein seperti kopi atau teh sering dikonsumsi setelah makan sebagai penutup. Namun, kafein dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan yang bisa mengganggu pencernaan dan menyebabkan refluks asam. Selain itu, kafein juga dapat melemaskan sfingter esofagus bagian bawah, serta memperbesar risiko asam lambung naik ke kerongkongan.
Selain itu, beberapa jenis teh, terutama teh hitam dan hijau, mengandung tanin yang dapat mengikat zat besi dan mencegah penyerapannya oleh tubuh. Hal ini bisa menjadi masalah, terutama bagi mereka yang rentan terhadap anemia. Untuk menghindari gangguan pencernaan dan memastikan penyerapan nutrisi yang optimal, sebaiknya hindari minuman berkafein segera setelah makan dan pilihlah air putih atau teh herbal yang tidak mengandung kafein.
9. Mengunyah permen karet.
foto: pexels.com
Mengunyah permen karet setelah makan mungkin terasa menyegarkan dan membantu membersihkan mulut, tetapi kebiasaan ini juga bisa mengganggu pencernaan. Saat mengunyah permen karet, tubuh berpikir bahwa kamu sedang makan, sehingga merangsang produksi asam lambung. Namun, tanpa adanya makanan yang masuk, asam lambung ini tidak memiliki fungsi dan malah bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung.
Selain itu, mengunyah permen karet juga membuat kamu menelan udara lebih banyak yang bisa menyebabkan perut kembung dan gas. Efek ini bisa lebih buruk jika kamu mengunyah permen karet yang mengandung pemanis buatan seperti sorbitol atau manitol yang sulit dicerna oleh usus dan bisa memicu gangguan pencernaan. Untuk menjaga kesehatan pencernaan, lebih baik menghindari permen karet setelah makan dan memilih alternatif lain seperti minum air putih atau berkumur untuk menyegarkan mulut.