Brilio.net - Bubble tea menjadi minuman yang cukup populer dikonsumsi sejak beberapa tahun terakhir. Pada awalnya, minuman ini pertama kali dipopulerkan di Taiwan. Bubble tea merupakan minuman teh yang dipadukan dengan beragam komponen, mulai dari susu, krimer, hingga hingga gula.
Bubble tea biasa disajikan dengan topping yang terbuat dari tepung tapioka yang berbentuk mutiara kecil di bagian bawahnya. Tepung tapioka tersebut berasal dari pati yang diekstrak dari umbi singkong. Di balik kesegarannya, ternyata bubble tea memiliki efek negatif bagi kesehatan.
Dilansir brilio.net dari straittimes.com, Minggu (9/6), seorang perempuan berusia 14 tahun asal China mengalami sembelit selama lima hari karena terlalu sering mengonsumsi bubble tea.
Remaja tersebut sampai dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kesakitan pada perutnya hingga tak bisa makan. Setelah dilakukan pemeriksaan CT Scan, dokter mengungkapkan bahwa terdapat sekitar ratusan gelembung dari bubble tea yang dikonsumsi sebelumnya. Gelembung tersebut merupakan mutiara tapioka yang tak tercerna.
Tak hanya sembelit, ternyata terdapat sejumlah bahaya lain bagi kesehatan yang dapat terjadi karena terlalu sering mengonsumsi bubble tea. Apa saja? Brilio.net merangkumnya dari berbagai sumber, Minggu (9/6), berikut deretan masalah kesehatan yang bisa diperoleh bagi tubuh karena terlalu sering minum bubble tea.
1. Sembelit.
foto: liputan6.com
-
Jadi minuman kekinian, ini 7 bahaya minum boba terlalu sering Di balik lezatnya boba, menyimpan bahaya jika terlalu banyak dikonsumsi
-
Sering disepelekan, ini 7 efek samping terlalu sering konsumsi makanan dari tepung Sering mengonsumsi makanan dari tepung menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh vital seperti jantung dan lambung
-
7 Makanan ini ternyata bikin penderita TBC makin parah, dari minuman bersoda hingga nasi putih TBC akan menyerang sistem pernapasan, seperti paru-paru. Jika tidak segera mendapat penanganan, penyakit TBC akan menyerang organ lain.
15 Resep es lilin kekinian, segar dan praktis
Minuman bubble tea merupakan minuman yang terbuat dari tepung tapioka atau kanji yang cenderung sulit dicerna oleh tubuh. Hal itu dapat menyebabkan sembelit apabila terlalu sering dikonsumsi.
2. Kadar gula tinggi.
foto: Instagram/@whatsthemishtery
Bubble tea disebut sebagai salah satu minuman terburuk bagi kesehatan. Kandungan kadar gula yang tinggi tentu tidak baik bagi kesehatan orang yang mengonsumsinya.
Segelas bubble tea dapat mengandung 34 gram gula. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan konsumsi gula per hari yakni 50 gram. Maka dari itu, kandungan gula yang terkandung dalam bubble tea melebihi 50 persen sendiri. Kelebihan kadar gula dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes.
3. Lemak trans tinggi.
foto: theurbanlist.com
Selain mengandung banyak kadar gula, bubble tea juga mengandung lemak trans dalam jumlah yang banyak. Lemak trans ialah lemak yang terkandung pada makanan yang telah melalui proses industri yang bertujuan untuk meningkatkan rasa dan tekstur makanan. Kandungan lemak trans yang tinggi memiliki banyak efek negatif bagi kesehatan, seperti kolesterol jahat yang meningkat, daya ingat yang menurun, hingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
4. Penyebab kanker.
foto: foodbeast.com
Pada tahun 2012, sekelompok peneliti Jerman di University Hospital Aachen menemukan jejak-jejak bifenil aspoliklorinasi atau PCB dalam sampel gelembung tapioka. Zat tersebut merupakan zat penyebab kanker yang juga berefek buruk bagi kesehatan seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, reproduksi, dan saraf.
5. Tinggi kalori.
foto: Instagram/@littlekateats
Bubble tea mengadung gelembung-gelembung di bagian bawah minuman yang merupakan potongan tepung tapioka. Gelembung-gelembung tersebut penuh dengan karbohidrat yang tinggi.
Biasanya, bahan tersebut dimasak dengan cara digoreng dengan rata-rata 160 kalori per gelas. Setelah dicampur dengan bahan lain, dalam segelas bubble tea rata-rata mengandung 300 hingga 400 kalori, atau meningkat sampai tiga kali lipat. Terlalu banyak kalori dapat menyebabkan efek negatif bagi kesehatan, seperti kegemukan hingga mudah merasa lapar.