Brilio.net - Diabetes bukan hanya penyakit yang menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat mempengaruhi orang yang masih muda, termasuk anak-anak. Penyakit yang sering disebut 'kencing manis’ ini terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin secara efektif atau tubuh tidak memanfaatkan insulin dengan semestinya.
Ada beberapa jenis diabetes, namun diabetes tipe 1 adalah yang paling sering terjadi pada anak-anak. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di pankreas yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin.
-
Cegah diabetes sejak dini, ini jumlah asupan gula yang direkomendasikan untuk anak Salah satu alasan diabetes pada anak adalah pola makan yang tinggi gula dan lemak tidak sehat.
-
Kasus diabetes pada anak meningkat, ini 11 makanan dengan gula alami pengganti camilan manis Pada 2023, terjadi peningkatan kasus diabetes pada anak hingga 70 kali lipat.
-
IDAI sebut susu UHT tingkatkan risiko diabetes pada anak, ini 8 alasannya Perlu perhatian khusus dari orang tua agar anak tidak terserang diabetes sedari dini.
Penyebab pasti dari diabetes tipe 1 belum sepenuhnya dipahami, namun umumnya disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melawan infeksi, secara keliru menyerang dan merusak sel penghasil insulin (islet) di pankreas, sehingga mengakibatkan produksi insulin yang tidak memadai.
Ada juga yang disebabkan karena pola makan yang keliru, seperti sering mengonsumsi makanan manis. Nah, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman manis ini terjadi pada anak-anak. Jika konsumsi makanan manis tidak dikontrol, maka anak berpotensi terkena diabetes tipe-2. Selain makanan manis, mengonsumsi daging merah atau daging olahan juga dapat memicu diabetes.
Untuk menyiasatinya, dilansir dari espghan.org.id, ada rekomendasi takaran harian gula yang baik untuk dikonsumsi oleh anak berdasarkan usianya.
Cara memilih daun jeruk purut yang aromanya harum dan rasanya tak pahit, perhatikan bentuk dan warna
- Usia 2-4 tahun maksimal 15-16 gram gula
- Usia 4-7 tahun maksimal 18-20 gram gula
- Usia 7-10 tahun maksimal 22-23 gram gula
- Usia 10-13 tahun maksimal 24-27 gram gula
- Usia 13-15 tahun maksimal 27-32 gram gula
- Usia 15-19 tahun maksimal 28-37 gram gula
Umumnya, kandungan gula gampang ditemui di berbagai produk minuman, termasuk susu yang sering dianggap sebagai minuman sehat. Padahal, tak sedikit produk susu justru mengandung banyak gula. Lantas, bagaimana solusinya saat memberikan asupan susu untuk anak yang biasanya mengandung gula?
Nggak perlu khawatir, pasalnya hal ini bisa kamu siasati dengan cara yang terbilang mudah. Dilansir BrilioFood lansir berbagai sumber, berikut delapan cara memilih susu tanpa gula untuk anak pada Kamis (8/8).
1. Baca label nutrisi.
Memeriksa label pada kemasan susu untuk memastikan tidak ada tambahan gula sangat penting untuk kesehatan anak. Gula tambahan dalam susu sering kali menambah kalori kosong yang tidak memberikan manfaat nutrisi, seperti vitamin dan mineral, dan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, serta masalah gigi.
Dengan memilih susu yang kandungan gula totalnya rendah atau nol, kamu membantu mengontrol asupan gula anak, memastikan mereka mendapatkan manfaat dari susu tanpa efek samping yang merugikan. Selain itu, susu tanpa gula tambahan dapat lebih mendukung pola makan seimbang dan kesehatan jangka panjang anak.
2. Perhatikan daftar bahan.
Cari produk susu yang mencantumkan bahan-bahan dasar seperti susu murni atau susu sapi sebagai bahan utama tanpa tambahan pemanis atau sirup. Susu murni adalah sumber nutrisi alami yang kaya akan protein, kalsium, dan vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Tanpa tambahan pemanis atau sirup, kamu menghindari konsumsi gula tambahan yang dapat menyebabkan risiko obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
3. Pilih susu tanpa rasa.
foto: pexels.com
Hindari susu dengan tambahan rasa seperti cokelat atau vanilla, karena biasanya mengandung gula tambahan. Pilih susu dengan label "plain" atau "original”. Pasalnya, produk tersebut umumnya tidak mengandung gula tambahan, sehingga memberikan manfaat nutrisi susu tanpa risiko ekstra dari gula. Dengan memilih susu tanpa tambahan rasa, kamu membantu menjaga asupan gula anak tetap terkendali dan mendukung pola makan yang lebih sehat.
4. Periksa kadar karbohidrat.
Cek jumlah karbohidrat pada label nutrisi. Susu tanpa gula biasanya memiliki kadar karbohidrat yang lebih rendah. Dengan memeriksa jumlah karbohidrat, kamu dapat memastikan bahwa susu yang dipilih tidak mengandung gula tambahan yang tersembunyi dan mengontrol asupan gula secara keseluruhan.
Susu tanpa gula cenderung memiliki kadar karbohidrat yang lebih rendah, membantu mengurangi risiko asupan gula berlebih, dan memastikan anak mendapatkan gizi yang seimbang tanpa tambahan kalori yang tidak perlu.
5. Cek keterangan produk.
foto: pexels.com
Beberapa produk mungkin secara khusus menyebutkan “tanpa gula tambahan” atau “gula alami”, sehingga dapat membantu memastikan bahwa tidak ada gula tambahan yang ditambahkan.
6. Pertimbangkan susu alternatif.
Jika kamu mencari alternatif susu selain susu sapi, pilihlah susu nabati seperti susu almond atau susu kedelai yang tidak mengandung gula tambahan. Pastikan untuk memilih versi yang tidak mengandung pemanis tambahan.
7. Perhatikan porsi.
foto: pexels.com
Sesuaikan porsi susu dengan kebutuhan gizi anak dan perhatikan asupan gula dari makanan lain dalam diet mereka. Selain itu, memperhatikan asupan gula dari makanan lain dalam diet mereka membantu mencegah risiko obesitas dan masalah kesehatan seperti diabetes.
Gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan energi yang tidak sehat dan masalah gigi. Dengan mengatur porsi susu dan memantau asupan gula, kamu memastikan anak memperoleh gizi seimbang dan mendukung pertumbuhan yang sehat secara menyeluruh.
8. Konsultasi dengan dokter.
foto: pexels.com
Jika kamu memiliki kekhawatiran khusus atau pertanyaan tentang kebutuhan gizi anak, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang sesuai.
Pengganti susu untuk dikonsumsi anak
Untuk mendukung kesehatan anak dan menghindari risiko diabetes, penting memilih makanan atau minuman pengganti susu yang rendah gula dan kaya nutrisi. Salah satu opsi adalah susu nabati tanpa pemanis tambahan, seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat. Susu nabati ini sering kali memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan susu sapi dan bisa memberikan alternatif yang baik untuk anak dengan intoleransi laktosa atau alergi susu.
Selain itu, yogurt tanpa tambahan gula bisa menjadi pilihan yang bagus. Pilih yogurt plain atau yang dilabeli tanpa pemanis untuk menghindari tambahan gula. Yogurt juga mengandung probiotik yang bermanfaat untuk pencernaan.
Buah segar dan sayuran juga bisa menggantikan susu dalam diet anak. Jus buah tanpa tambahan gula atau smoothies yang dibuat dari buah-buahan segar dan sayuran dapat memberikan nutrisi penting tanpa meningkatkan kadar gula darah.
Akhirnya, air putih adalah pilihan terbaik untuk menghidrasi anak tanpa menambah asupan gula. Dengan memilih makanan dan minuman yang sehat serta rendah gula, kamu dapat membantu mengurangi risiko diabetes dan mendukung kesehatan anak secara keseluruhan.