Brilio.net - Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang berkembang di ovarium atau indung telur, yaitu dua organ terletak di kedua sisi rahim. Penting untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker ovarium karena pengobatan paling efektif dilakukan pada tahap awal.
Sampai saat ini, penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui. Namun, kanker ini bermula ketika sel-sel di dalam atau di sekitar ovarium mengalami perubahan (mutasi) dalam DNA. DNA sel mengandung instruksi yang mengarahkan sel tentang apa yang harus dilakukan. Perubahan ini membuat sel-sel tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, membentuk massa sel kanker. Sel-sel kanker ini terus bertahan hidup, sementara sel-sel sehat akan mati.
-
9 Pola makan sehat ini bisa bantu tubuh terhindar dari kanker, serba rendah lemak dan tinggi serat Perkembangan penyakit kanker sebenarnya memerlukan waktu cukup lama, yaitu antara 15 hingga 25 tahun.
-
Kenali penyebab kanker ovarium, ciri-ciri, gejala, dan cara pencegahannya Kanker ovarium adalah salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia
-
Sering dikonsumsi, 10 makanan ini bisa picu kista ovarium tumbuh Menjaga asupan makanan bisa jadi salah satu cara agar terhindari dari kista ovarium.
Jadi pemicu gangguan pembuluh darah jika berlebihan, ini 9 cara minum kopi yang aman bagi kesehatan
Pada tahap awal, kanker jenis ini jarang menimbulkan gejala. Jika pun ada, gejalanya sering kali mirip dengan konstipasi atau gejala iritasi usus. Akibatnya, kanker ini biasanya baru terdeteksi setelah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Untuk mencegah penyakit ini, penting untuk menerapkan pola makan sehat. Meskipun tidak ada makanan tertentu yang secara langsung menyebabkan kanker ovarium, mengonsumsi beberapa jenis makanan secara berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan. Salah satunya adalah meningkatkan risiko berkembangnya kanker ovarium.
Ingin tahu makanan apa saja yang sebaiknya dihindari? Berikut BrilioFood lansir dari berbagai sumber, 9 makanan yang jadi pemicu kanker ovarium pada Jumat (30/8).
1. Makanan olahan.
foto: pexels.com
Makanan olahan seperti sosis, nugget, atau daging kalengan mengandung bahan pengawet dan aditif kimia yang bisa memicu pertumbuhan sel kanker. Nitrit, salah satu bahan pengawet yang umum digunakan dalam daging olahan, dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin di dalam tubuh, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
2. Gula tambahan.
Konsumsi gula tambahan yang berlebihan, seperti dalam permen, kue, atau minuman bersoda, dapat meningkatkan risiko kanker. Gula berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan lonjakan insulin dan peradangan kronis, yang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel kanker. Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga bisa menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko lain untuk kanker ovarium.
3. Makanan yang digoreng.
foto: pexels.com
Makanan yang digoreng dalam minyak dengan suhu tinggi, seperti kentang goreng atau ayam goreng, menghasilkan senyawa akrilamida, yang merupakan karsinogen potensial. Senyawa ini dapat merusak DNA dalam sel dan memicu mutasi yang berkontribusi pada perkembangan kanker, termasuk kanker ovarium.
4. Makanan tinggi lemak jenuh.
Makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging merah berlemak, mentega, dan produk susu tinggi lemak, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Lemak jenuh berlebih dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, yang berpotensi merangsang pertumbuhan sel-sel kanker pada ovarium. Selain itu, lemak jenuh juga bisa menyebabkan peradangan, yang merupakan salah satu faktor risiko kanker.
5. Produk susu penuh lemak.
Produk susu seperti keju, mentega, dan susu penuh lemak bisa meningkatkan kadar hormon dalam tubuh, yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker ovarium. Beberapa studi menunjukkan bahwa asupan tinggi produk susu penuh lemak dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal ini.
6. Makanan yang digoreng dalam minyak yang digunakan berulang kali.
foto: pexels.com
Menggoreng makanan dalam minyak yang digunakan berulang kali, seperti pada gorengan, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti akrilamida. Akrilamida terbentuk ketika makanan yang kaya karbohidrat, seperti kentang, digoreng pada suhu tinggi. Konsumsi berlebihan makanan yang mengandung senyawa ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
7. Makanan yang mengandung trans fat.
Trans fat, yang sering ditemukan dalam makanan kemasan seperti margarin, kue-kue, dan makanan ringan, dapat meningkatkan risiko kanker. Lemak trans dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan seluler, yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Konsumsi trans fat yang berlebihan juga dikaitkan dengan resistensi insulin, obesitas, dan peningkatan risiko kanker ovarium.
8. Daging merah.
foto: pexels.com
Konsumsi daging merah yang berlebihan, terutama yang dimasak dengan metode pemanggangan atau penggorengan pada suhu tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker. Proses pemasakan pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang diketahui dapat memicu kanker.
9. Makanan dengan kandungan garam tinggi.
Makanan dengan kandungan garam tinggi, seperti makanan kaleng, acar, atau makanan cepat saji, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Garam berlebih dapat merusak sel-sel lapisan perut dan meningkatkan risiko infeksi H. pylori, yang telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker. Selain itu, konsumsi garam berlebihan juga bisa mengganggu keseimbangan hormon, yang berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker.
Makanan sehat yang dianjurkan untuk mengurangi risiko kanker ovarium.
Mengonsumsi makanan sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker ovarium. Berikut adalah beberapa makanan yang dianjurkan karena mengandung nutrisi yang dapat membantu melindungi tubuh dari perkembangan kanker:
1. Sayuran siangan.
Sayuran seperti brokoli, kubis, kale, dan kembang kol mengandung senyawa yang disebut glukosinolat, yang telah terbukti memiliki sifat antikanker. Senyawa ini dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan detoksifikasi tubuh.
2. Buah-buahan beri.
Buah-buahan seperti stroberi, blueberry, dan raspberry kaya akan antioksidan, seperti vitamin C dan flavonoid, yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan ini juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
3. Kacang-kacangan.
Kacang-kacangan, seperti kacang almond, walnut, dan kacang tanah, mengandung serat, vitamin E, dan fitokimia yang dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi sel dari kerusakan. Kacang juga mengandung asam lemak omega-3 yang diketahui memiliki sifat anti-inflamasi.
4. Tomat.
Tomat kaya akan likopen, sebuah antioksidan kuat yang telah terbukti dapat mengurangi risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Likopen membantu melindungi sel dari kerusakan dan mengurangi pertumbuhan sel kanker.
5. Bawang putih.
Bawang putih mengandung senyawa sulfur, seperti allicin, yang memiliki sifat antikanker. Penelitian menunjukkan bahwa bawang putih dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Dengan mengonsumsi makanan-makanan ini secara teratur, kamu dapat membantu melindungi tubuh dari risiko kanker ovarium dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.