Brilio.net - Belakangan ini ada fenomena menarik di dunia kuliner Tanah Air. Restoran khas Timur Tengah kini kian menjamur di sejumlah wilayah di Indonesia.
Malah di tengah situasi pandemi Covid-19, pesanan sajian dari restoran bernuansa Timur Tengah juga cukup banyak diminati, baik secara online maupun offline. Tak hanya itu, produk bumbu dan nasi instan pun laris manis di pasaran.
-
Ketika mi instan Indonesia jadi buruan warga Suriah, ini 10 potretnya Mi instan asli Indonesia ini ternyata menjadi buruan orang asing juga.
-
11 Resep masakan Arab rumahan sederhana, enak, dan cocok di lidah orang Indonesia Bumbunya bisa disesuaikan dengan bahan lokal.
-
Serunya berburu takjil impor yang jadi langganan seleb Yang menjual gorengan itu adalah bule cantik dan ganteng.
Menurut Ahmad Fathi, founder Cairo Food yang merupakan vendor dan penyalur bumbu khas Arab dan India, ada beberapa alasan yang menjadi sebab maraknya usaha makanan dan restoran Timur Tengah di Indonesia. Apa saja ya?
1. Akibat perang
Saat ini semakin banyak migrasi orang dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia karena di willayah mereka dilanda konflik. Perang berkecamuk di banyak negara di Timur Tengah saat ini.
“Seperti yang kita tahu, perang di Yaman, Libya, Palestina dan Suriah membuat banyak gelombang migrasi ke berbagai belahan dunia. Salah satunya Indonesia,” ujar Ahmad.
2. Kondisi ekonomi yang tidak menentu
Hijrahnya sejumlah warga Timur Tengah ke Indonesia, selain disebabkaan perang juga karena pajak serta pertumbuhan ekonomi yang kurang baik di wilayah tersebut. Sehingga mereka terpaksa bermigrasi ke Indonesia.
3. Orang Indonesia suka mencoba menu baru
Nah ketika mereka berada di Indonesia, hal yang paling mudah dan bisa dilakukan adalah dengan membuat usaha makanan baik rumahan maupun restoran.
“Terlebih mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim, banyak yang sudah pernah umrah dan naik haji jadi banyak yang rindu dengan makanan di sana,” imbuhnya.
Selain itu, kebanyakan masyarakat Indonesia gemar mencoba makanan baru. Hal ini yang membuat makanan khas Timur Tengah cukup popular dan berkembang di sini. Di samping itu, makanan Timur Tengah terbilang memiliki sedikit kompetitor dibanding kuliner Cina, Korea, dan Jepang.
4. Masuknya budaya pop Timur Tengah
Tren ini juga dibantu dengan masuknya drama atau film Turki yang datang di televisi Indonesia. Tayangan ini juga cukup popular dan banyak ditonton masyarakat. Dalam beberapa adegan, sering terlihat berbagai jenis makanan yang disajikan. Sehingga masyarakat Indonesia pun merasa penasaran dengan makanan tersebut.
5. Bahan bakunya sekarang gampang didapat
Saat ini regulasi pemerintah Indonesia juga cukup memudahkan untuk membuka keran impor bahan baku seperti beras basmati dari India dan Pakistan yang konon sampai 9000 ton kuotanya untuk tahun 2021.
Sekitar 10 tahun lalu agak susah untuk menjual makanan Timur Tengah karena bahan bakunya seperti Limo Amani atau Black Lime sulit didapat. “Dulu masih impor. Sekarang sudah agak mudah karena kami sudah bisa produksi sendiri di Indonesia,” lanjut Ahmad.
Selain itu, ada beberapa bahan baku seperti kapulaga hijau dan beras basmati yang juga sudah dibudidayakan di Indonesia. Bumbu-bumbu yang dulunya masih impor, sekarang sudah tersedia di Cairo Food seperti bumbu biryani, bumbu kabsah, dan lainnya totalnya mencapai 119 jenis bumbu yang diproduksi dan dikemas di Indonesia.
“Kami di Cairo Food juga menerima custom order misal untuk roti pita atau makanan lain seperti samosa. Sehingga makin mudah bagi restoran untuk fokus kepada pelayanan dan penjualan karena makanan dan bumbu sudah di-supply,” ujar Ahmad.