Brilio.net - Belum lama ini media sosial diramaikan dengan tren memasak yang unik: menggoreng makanan menggunakan alas baking paper. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang karena dianggap sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan minyak, membuat proses menggoreng lebih mudah, dan tak perlu repot-repot mencuci alat masak. Namun, apakah metode ini benar-benar aman dan efektif? Mari telusuri lebih dalam tentang penggunaan baking paper sebagai alas menggoreng.
Fenomena menggoreng dengan baking paper.
Tren ini bermula dari unggahan video-video di platform seperti TikTok dan Instagram, di mana para content creator memasak berbagai makanan goreng menggunakan baking paper sebagai alas di atas wajan atau pan. Mereka mengklaim bahwa metode ini dapat menghasilkan makanan yang lebih renyah, mengurangi jumlah minyak yang diserap oleh makanan, dan membuat proses pembersihan peralatan masak menjadi lebih mudah.
-
[KUIS] Kamu suka bikin kue? Coba uji pengetahuanmu tentang baking paper di sini Coba cari tahu gimana memanfaatkan baking paper dan menyimpannya.
-
10 Trik agar gorengan tidak menyerap banyak minyak, mudah ditiru Lemak trans yang menempel pada makanan saat proses penggorengan dapat berbahaya bagi tubuh.
-
Jangan taburi tepung, ini trik agar adonan roti mudah lepas dan tak lengket di loyang usai dipanggang Melapisi loyang dengan tepung bisa bikin permukaan kue jadi tidak halus.
Bukan langsung dikukus atau dibakar, ini trik bikin pepes ayam agar hasilnya tak gampang basi
Apa itu baking paper?
Baking paper, juga dikenal sebagai parchment paper, adalah kertas khusus yang dilapisi silikon untuk menciptakan permukaan antilengket. Awalnya, baking paper dirancang untuk keperluan memanggang di oven, bukan untuk menggoreng di atas kompor.
Jenis-jenis baking paper.
1. Baking paper sekali pakai: Tipe yang paling umum, biasanya dijual dalam bentuk gulungan atau lembaran.
2. Baking paper reusable: Dibuat dari bahan yang lebih tahan lama dan dapat digunakan berulang kali.
3. Baking paper berlapis PTFE (Polytetrafluoroethylene): Memiliki daya tahan panas yang lebih tinggi.
Perbedaan baking paper dengan kertas roti.
Meskipun sering dianggap sama, baking paper dan kertas roti memiliki perbedaan mendasar. Kertas roti tidak dilapisi silikon, sehingga tidak memiliki sifat antilengket seperti baking paper. Kertas roti juga umumnya memiliki daya tahan panas yang lebih rendah.
Kegunaan baking paper.
Secara tradisional, baking paper digunakan untuk:
1. Melapisi loyang saat memanggang kue atau roti
2. Membungkus makanan untuk dipanggang dalam oven (en papillote)
3. Menjadi alas saat membuat kue kering
4. Memisahkan makanan beku agar tidak menempel
Komposisi baking paper.
Baking paper terbuat dari kertas selulosa yang telah melalui proses khusus. Kertas ini kemudian dilapisi dengan silikon food-grade yang memberikan sifat antilengket dan tahan panas. Beberapa merek juga menambahkan lapisan PTFE untuk meningkatkan ketahanan terhadap suhu tinggi.
Keamanan baking paper sebagai alas menggoreng.
Penggunaan baking paper sebagai alas menggoreng masih menjadi perdebatan di kalangan ahli kuliner dan ilmuwan pangan. Beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:
1. Ketahanan Suhu: Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food Science and Technology, sebagian besar baking paper hanya aman digunakan hingga suhu 220-230°C (428-446°F). Suhu penggorengan biasanya mencapai 175-190°C (347-374°F), yang masih dalam batas aman, namun perlu diperhatikan bahwa suhu dapat meningkat dengan cepat saat menggoreng.
2. Risiko Terbakar: Dr. Kantha Shelke, seorang ilmuwan pangan dan anggota Institute of Food Technologists, dalam wawancara dengan Food Network, menyatakan bahwa baking paper dapat terbakar jika terkena api langsung atau suhu yang terlalu tinggi. Ini dapat menimbulkan risiko kebakaran dan kontaminasi makanan.
3. Pelepasan Bahan Kimia: Sebuah studi yang diterbitkan dalam Food Additives & Contaminants menyoroti potensi pelepasan bahan kimia dari kertas tahan minyak (termasuk beberapa jenis baking paper) ketika dipanaskan pada suhu tinggi. Meskipun dalam jumlah kecil, hal ini tetap menjadi perhatian kesehatan.
4. Efektivitas Antilengket: Profesor Alan Mackie dari School of Food Science and Nutrition, University of Leeds, Inggris, dalam sebuah artikel di The Guardian, menjelaskan bahwa sifat antilengket baking paper memang dapat membantu mengurangi penggunaan minyak, namun efektivitasnya dapat berkurang pada suhu tinggi.
Syarat menggoreng dengan alas baking paper.
Jika kamu tetap ingin mencoba metode ini, perhatikan beberapa syarat berikut:
1. Gunakan baking paper berkualitas tinggi dengan ketahanan suhu yang baik.
2. Pastikan api dalam kondisi sedang, hindari api besar yang dapat meningkatkan suhu dengan cepat.
3. Jangan meninggalkan penggorengan tanpa pengawasan.
4. Segera hentikan proses jika muncul tanda-tanda baking paper mulai gosong atau terbakar.
5. Hindari menggunakan baking paper untuk menggoreng dalam waktu lama.
Pemilihan peralatan memasak yang tepat.
Untuk menggoreng dengan alas baking paper, pilihlah peralatan memasak yang sesuai:
1. Wajan atau pan dasar rata.
Gunakan wajan atau pan dengan dasar yang rata untuk memastikan baking paper menempel dengan baik dan panas tersebar merata.
2. Material peralatan.
Dr. Shelke merekomendasikan penggunaan wajan atau pan berbahan stainless steel atau besi cor (cast iron) karena memiliki distribusi panas yang lebih baik dibandingkan teflon.
3. Ukuran yang sesuai.
Pilih ukuran wajan atau pan yang sesuai dengan ukuran baking paper agar tidak ada bagian yang menggantung dan berisiko terbakar.
4. Hindari teflon lama.
Profesor Mackie memperingatkan bahwa teflon lama yang sudah tergores dapat melepaskan bahan kimia berbahaya saat dipanaskan, sehingga sebaiknya dihindari untuk metode ini.
Menggoreng makanan dengan alas baking paper memang menawarkan beberapa keuntungan seperti meminimalisir penggunaan minyak dan kemudahan pembersihan alat masak. Namun, metode ini juga membawa risiko yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Dr. Frank Hu, Ketua Departemen Nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, dalam sebuah artikel di Harvard Health Publishing, menekankan pentingnya mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan dalam memilih metode memasak.
Jika kamu memutuskan untuk mencoba metode ini, lakukanlah dengan hati-hati dan selalu utamakan keselamatan. Alternatif lain yang lebih aman mungkin bisa dipertimbangkan, seperti menggunakan alat penggorengan non-stick berkualitas tinggi atau metode memasak lain yang lebih sehat seperti memanggang atau mengukus.
Ingatlah bahwa tidak ada metode memasak yang sempurna, dan setiap inovasi di dapur harus didasari oleh pemahaman yang baik tentang keamanan pangan dan prinsip-prinsip memasak yang benar. Dengan begitu, kamu dapat menikmati proses memasak yang menyenangkan sekaligus tetap menjaga kesehatan dan keselamatan.