Brilio.net - Di berbagai menu makanan khas Indonesia, perkedel kerap disajikan sebagai lauk pelengkap. Misalnya pada tumpeng, nasi kuning, hingga pendamping soto. Teksturnya lembut dan rasanya yang gurih memang cocok disantap untuk lauk.
Umumnya perkedel dibuat dari bahan dasar kentang, tepung, dan telur. Adonan tersebut lantas dicampur dengan bumbu dan daun bawang. Kemudian perkedel akan dibentuk bulat dan digoreng sampai matang.
-
Tetap pakai telur, begini trik supaya perkedel tidak berbuih saat digoreng Karena tidak menggunakan tepung atau bahan perekat lain, adonan perkedel yang sudah dibentuk ini bisa mudah hancur.
-
Terungkap, ini kepanjangan 'perkedel' yang sering kamu makan Beneran kepanjangan atau hanya cocoklogi aja nih?
-
Bukan pakai tepung terigu, trik membuat adonan perkedel ini bikin teksturnya renyah tahan lama Bisa jadi camilan maupun lauk pendamping nasi.
Tak sedikit orang tahunya perkedel berasal dari Indonesia, namun sebenarnya menu ini diadopsi dari Belanda, lho. Kata perkedel berasal dari "Frikadeller" (Frikadel), yang dalam bahasa Belanda memiliki arti daging giling yang dipadatkan dan digoreng. Dalam sejarahnya, banyak makanan asal Belanda yang diadopsi menjadi makanan Indonesia dengan bentuk yang sudah dimodifikasi, salah satunya adalah perkedel ini.
Modifikasi ini pada dasarnya juga memengaruhi tekstur perkedel. Jadi perkedel yang dibuat dengan kentang dan tepung cenderung lebih padat. Saat digoreng, teksturnya juga nggak mudah hancur dan ambyar. Berbeda jika hanya menggunakan daging giling, tekstur perkedel biasanya mudah hancur.
Tapi sebenarnya kamu tetap bisa membuat perkedel walau tanpa kentang dan tepung, lho.