Brilio.net - Resleting menjadi komponen penting tas agar barang-barang di dalamnya terlindungi dan tidak tumpah atau tercecer ke mana-mana. Seiring lamanya pemakaian, resleting tas bisa saja macet. Umumnya, resleting macet karena kurangnya pelumasan di gigi-gigi resleting alias kering, lantaran lama nggak dipakai dan lain sebagainya. Kalau dibiarkan lama-lama, resleting pun bisa rusak. Endingnya, tas harus direparasi ke 'dokter tas'.

Tapi, sebelum ke reparasi tas, kamu sebenarnya bisa mencoba dulu memperbaiki resleting macet atau rusak. Umumnya orang menggunakan lilin untuk mengatasi resleting macet atau rusak biar berfungsi kembali seperti semula. Hal ini mengingat lilin bisa melicinkan kembali gigi-gigi resleting. Nah, kalau nggak punya lilin, gimana dong?

Tenang aja, kamu bisa mempraktikkan cara dari pemilik akun YouTube jawir channel. Bapak-bapak ini membagikan tutorial mengatasi resleting macet, bahkan ia mengklaim rusak, dengan memanfaatkan hanya satu bahan masakan. Bahannya ada di dapur setiap rumah.

 

Mudah dipraktikkan di rumah

Cara memperbaiki resleting macet atau rusak.

Dalam video berdurasi 4 menit 41 detik berjudul how to fix a bag zipper that won't come together, bapak-bapak pemilik akun YouTuber jawir channel ini menunjukkan detail resleting tasnya yang macet, susah ditutup kembali.

"Resleting yang slack (kendur) atau rusak ini karena sudah lama atau mungkin kering," jelasnya seperti dikutip BrilioFood dari YouTuber jawir channel, Senin (14/5).

foto: YouTuber/jawir channel

Nah, untuk mengatasinya, bapak-bapak ini menjelaskan bahan masakan yang dibutuhkan adalah minyak goreng atau minyak sayur.

foto: YouTuber/jawir channel

"Ini saya pakai sedikit. Caranya gampang, tidak perlu alat macem-macem," lanjutnya.

foto: YouTuber/jawir channel

Lebih lanjut, si bapak mengoleskan merata minyak sayur di sepanjang gigi-gigi resleting dari ujung satu ke ujung satunya.

foto: YouTuber/jawir channel

"Semoga ini berhasil. Paling nggak, tidak perlu sampai mengganti resleting yang baru," paparnya.

foto: YouTuber/jawir channel

Tak lama setelah mengoleskan minyak sayur, bapak-bapak ini mencoba menutup resleting, ternyata bisa tertutup sempurna lancar tanpa macet. Jika kurang mantap hasilnya, langkah di atas bisa diulang sampai resleting benar-benar berfungsi normal.

Video yang diunggah sejak satu tahun lalu itu ternyata menuai beragam komentar yang mengapresiasi tips dari bapak-bapak ini.

"kreatif sekali cara perbaik reslting tasnya apalagi banyak tas tasku yg rusak resletingnya juga .hehehe," tulis akun @felisim*****.

"Alhamdulillah,Saya ga pake minyak goreng,Saya pakenya Minyak kayu putih,sudah dpat diperbaiki resletingnyaIlmunya sngt brmanfaat :)," timpal akun @cintaristi*******.

"Terima kasih bang jawir sudah berbagi ilmu tutorial cara memperbaiki resleting tas'nya sangat bermanfaat sekali," komentar
@mamake********.

Apakah minyak goreng dan minyak sayur berbeda?

Secara umum, "minyak goreng" adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada berbagai jenis minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan. Di pasaran, ada banyak jenis minyak yang dapat digunakan untuk menggoreng, termasuk minyak sayur, minyak kedelai, minyak kanola, minyak jagung, dan lain-lain.

Sementara "minyak sayur" adalah jenis minyak tertentu yang berasal dari tumbuhan. Minyak sayur dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk biji-bijian seperti kedelai, jagung, kanola, bunga matahari, dan lain-lain. Minyak sayur umumnya memiliki rasa yang netral dan titik asap yang tinggi, sehingga cocok untuk digunakan dalam penggorengan dan memasak lainnya.

Jadi, minyak goreng bisa saja minyak sayur, tergantung pada jenis minyak yang digunakan. Istilah "minyak goreng" lebih merupakan deskripsi penggunaan minyak tersebut, sedangkan "minyak sayur" lebih spesifik merujuk pada jenis minyak tertentu yang berasal dari tumbuhan.

Ciri-ciri minyak goreng basi.

Minyak goreng yang telah basi atau tidak lagi baik untuk digunakan biasanya menunjukkan beberapa ciri-ciri berikut:

1. Bau yang tengik atau tidak sedap.

Minyak yang sudah basi cenderung menghasilkan aroma yang tidak enak atau tengik. Bau ini bisa menjadi tanda bahwa minyak telah mengalami oksidasi yang berlebihan.

2. Warna yang berubah.

Minyak yang segar memiliki warna yang jernih atau kuning muda. Namun, jika minyak mulai basi, warnanya bisa menjadi lebih gelap atau bahkan keruh.

3. Konsistensi yang berubah.

Minyak yang baik memiliki konsistensi yang halus dan cair. Minyak yang sudah basi mungkin terlihat lebih kental atau memiliki endapan yang mengambang di permukaannya.

4. Rasanya berubah.

Minyak yang segar biasanya tidak memiliki rasa yang khas. Namun, jika minyak mulai basi, bisa terasa pahit atau memiliki rasa yang aneh.

5. Pembentukan busa yang berlebihan saat dipanaskan.

Minyak yang sudah basi cenderung menghasilkan lebih banyak busa saat dipanaskan. Ini bisa menjadi tanda bahwa minyak telah terlalu oksidasi dan tidak lagi cocok untuk digunakan.