5. Risiko penyakit lambung.

foto: freepik.com

Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dapat meningkatkan risiko penyakit lambung. Beberapa makanan yang tinggi tepung, terutama yang mengandung gula tambahan atau bahan pengawet, dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Peningkatan asam lambung dan refluks asam dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, perut kembung, dan rasa tidak nyaman.

Mengonsumsi berlebihan makanan tinggi tepung juga meningkatkan risiko penyakit maag atau gastritis. Makanan yang pedas, berlemak atau asam dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan. Akibatnya, dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan peradangan. Selain itu, makanan tinggi tepung olahan dan gula tambahan dapat memicu refluks asam, di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Refluks asam kronis dapat menyebabkan kerusakan pada kerongkongan.

6. Risiko penyakit jantung.

foto: freepik.com

Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Makanan dari tepung olahan seringkali tinggi kalori dan dapat mengandung lemak jenuh dan trans, terutama jika diproses dengan tambahan mentega, minyak, atau bahan lemak lainnya. Konsumsi berlebihan lemak jenuh dan trans telah terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung, karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

Selain itu, makanan yang berbahan dasar tepung juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat karena kandungan karbohidrat sederhana dan rendah seratnya. Karbohidrat sederhana dalam tepung olahan dapat meningkatkan produksi trigliserida, yang kemudian dapat mengubah partikel kolesterol menjadi bentuk yang lebih kecil dan padat. Akibatnya, partikel kolesterol ini menyumbat pembuluh darah arteri.

7. Kekurangan nutrisi penting.

foto: freepik.com

Mengonsumsi makanan yang tinggi tepung dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin, serat, mineral, dan nutrisi lainnya yang penting untuk metabolisme tubuh. Tepung olahan sering kali diproses sehingga kehilangan sebagian besar seratnya. Serat adalah nutrisi penting yang membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengatur kadar gula darah, mengontrol kolesterol, dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Kekurangan serat dalam diet dapat meningkatkan risiko sembelit dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Vitamin dan mineral juga penting untuk fungsi tubuh yang optimal, termasuk penyerapan nutrisi, fungsi otak, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan tulang. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelemahan otot, kelelahan, gangguan pertumbuhan, dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Selain itu, makanan bertepung sering kali juga kekurangan antioksidan. Antioksidan membantu melawan radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini.

Penting untuk memilih makanan dengan baik dan memasukkan sumber nutrisi yang beragam dalam konsumsi asupan harian, seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, protein nabati dan hewani, serta lemak sehat. Hal ini untuk memastikan tubuh mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan yang optimal.

 

(Mgg/Zidan Fajri)