2. Diabetes.
foto: freepik.com
Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dapat meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 2. Makanan yang tinggi tepung sering kali juga tinggi kalori dan mungkin mengandung lemak jenuh dan trans. Konsumsi berlebihan kalori dan lemak ini dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di daerah perut, yang merupakan faktor terbesar risiko untuk diabetes tipe 2.
-
10 Makanan ini bisa picu obesitas, waspada ya! Obesitas menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.
-
6 Alasan yang bikin kamu harus pikir-pikir lagi soal roti gandum Kebanyakan orang saat ini salah kaprah menganggap roti gandum lebih baik daripada roti biasa.
-
10 Bahaya makan mi instan terlalu sering, tingkatkan risiko penyakit Sebuah penelitian menunjukkan, makan mi instan setidaknya dua kali seminggu meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita.
5 Makanan yang harus dihindari di usia 50 tahun agar tetap sehat, awet muda, dan panjang umur
Selain itu, makanan dari tepung olahan seringkali rendah serat dan tidak memberikan rasa kenyang yang berkelanjutan, sehingga menyebabkan seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori secara keseluruhan. Konsumsi kalori yang berlebihan tersebut lah yang kemudian menyebabkan kenaikan berat badan.
Kelebihan berat badan adalah salah satu faktor risiko utama untuk pengembangan diabetes tipe 2. Secara keseluruhan, terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dan diproses dapat meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 2.
3. Gangguan metabolisme tubuh.
foto: freepik.com
10 Dampak negatif bagi kesehatan akibat kurang minum air putih, mood berantakan dan mudah emosional
Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh. Pasalnya, makanan berbahan tepung cenderung memiliki indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat setelah dikonsumsi. Jika terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam regulasi gula darah dan gangguan metabolisme karbohidrat.
Perlu diingat bahwa mengonsumsi berlebihan makanan tinggi tepung dapat menyebabkan resistensi insulin. Hal tersebut membuat tubuh harus memproduksi lebih banyak insulin untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Resistensi insulin ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Konsumsi berlebihan makanan tinggi tepung juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme lainnya.
4. Resistensi insulin.
foto: freepik.com
Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik, sehingga membutuhkan jumlah insulin yang lebih besar untuk menurunkan kadar gula darah ke tingkat yang normal. Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi tepung, terutama yang terbuat dari tepung olahan dapat berkontribusi pada perkembangan resistensi insulin.
Makanan yang tinggi tepung sering mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna, seperti gula dan tepung olahan. Konsumsi berlebihan karbohidrat sederhana dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan meningkatkan risiko resistensi insulin. Selain itu, makanan dari tepung olahan cenderung memiliki indeks glikemik yang tinggi.
Kenaikan gula darah ini memicu pelepasan insulin oleh pankreas. Dalam waktu yang lama, paparan berulang terhadap tingkat gula darah yang tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin yang dikenal sebagai resistensi insulin.