Brilio.net - Dalam bidang kesehatan, khususnya dalam nutrisi, makanan dengan kalori rendah memainkan peran krusial dalam menjaga berat badan yang sehat dan gaya hidup optimal. Meski begitu, penting untuk tetap memenuhi kebutuhan kalori. Pasalnya, kalori merupakan asupan energi yang diperlukan tubuh untuk mendukung berbagai aktivitas sehari-hari serta fungsi tubuh.
Namun, konsumsi kalori yang berlebihan bisa mengakibatkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, memahami pilihan makanan yang menawarkan kalori seimbang sangatlah penting untuk mencapai dan mempertahankan kondisi tubuh yang sehat.
-
13 Produk makanan 'sehat' ini dapat membahayakan tubuh Pasti kamu pernah mengonsumsi 1 dari 13 produk makanan ini.
-
7 Roti gandum rendah kalori yang enak, cocok dikonsumsi saat diet Temukan makanan rendah kalori yang mengenyangkan dan cocok untuk diet sehat.
-
10 Penyebab perut buncit yang perlu diwaspadai dan cara mengatasinya Tak hanya mengganggu penampilan, memiliki perut buncit juga berisiko menimbulkan berbagai penyakit.
Bubur ternyata lebih bahaya dibanding nasi untuk dikonsumsi saat sarapan, begini penjelasannya
Nah, jenis makanan rendah kalori memberikan efek kenyang lebih lama dan lebih sehat karena kandungan serat, vitamin, dan mineral yang tinggi. Selain itu, mengatur porsi makanan dan memilih camilan sehat juga dapat membantu mengontrol asupan kalori dan menjaga berat badan tetap ideal.
Sayangnya, nggak semua makanan yang tampak rendah kalori justru optimal. Pasalnya, ada beberapa makanan yang justru membuat perut buncit. Penasaran apa saja? BrilioFood sudah lansir dari berbagai sumber, sembilan makanan yang dikira rendah kalori namun ternyata bisa bikin perut buncit pada Rabu (21/8).
1. Granola bars.
Granola bars sering dipromosikan sebagai pilihan camilan sehat dan praktis, namun realitanya seringkali berbeda. Banyak granola bars mengandung gula tambahan dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan kandungan kalori secara signifikan. Meskipun sebagian mengandung bahan seperti oatmeal dan kacang-kacangan yang terlihat sehat, penambahan bahan pemanis dan pengawet seringkali menaikkan total kalori lebih dari yang diasumsikan.
Sering dianggap pemicu hipertensi, 9 makanan dan minuman ini boleh dikonsumsi penderita darah tinggi
Jika dikonsumsi secara berlebihan, kalori dari granola bars ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan perut buncit, karena tubuh tidak hanya menyimpan kalori berlebih tetapi juga mengolahnya sebagai lemak. Untuk menjaga pola makan yang sehat, penting untuk memperhatikan label nutrisi dan memilih granola bars dengan bahan-bahan alami serta tanpa tambahan gula atau lemak jenuh.
2. Smoothies buatan sendiri.
foto: pexels.com
Smoothies memang dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral yang baik, terutama ketika menggunakan buah-buahan segar dan sayuran. Namun, masalah muncul ketika smoothies dibuat dengan bahan-bahan yang tinggi gula, seperti yogurt manis atau sirup. Meskipun bahan-bahan ini menambah rasa manis yang menyenangkan, namun jumlah kalorinya bisa bertambah. Yogurt manis dan sirup sering mengandung gula tambahan yang meningkatkan total kalori tanpa disadari.
Selain itu, jika smoothies dibuat dengan porsi buah yang terlalu besar atau ditambahkan bahan lain seperti selai kacang atau granola, kalori yang terkandung bisa melampaui batas yang diinginkan. Akibatnya, meskipun smoothies tampak sebagai pilihan sehat, konsumsi yang tidak terkendali dapat menyumbang pada penumpukan kalori berlebih yang berpotensi menyebabkan perut buncit.
3. Makanan “diet” atau “rendah lemak”.
Banyak produk makanan yang mengklaim sebagai rendah lemak sering kali menggantikan lemak dengan bahan pengganti untuk mempertahankan rasa dan tekstur. Salah satu bahan pengganti yang umum digunakan adalah gula tambahan untuk menambah rasa manis setelah pengurangan lemak. Gula tambahan ini dapat meningkatkan jumlah kalori dalam makanan secara signifikan, bahkan melebihi kalori yang terdapat dalam produk dengan lemak penuh.
Oleh karena itu, meskipun produk tersebut mungkin memiliki label "rendah lemak," kalori totalnya tetap tinggi. Konsumsi berlebihan dari makanan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan mengganggu upaya untuk menjaga berat badan yang sehat. Perlu diingat bahwa rendah lemak tidak selalu berarti rendah kalori, dan pemahaman tentang total kalori yang dikonsumsi sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat.
4. Sereal sarapan.
foto: pexels.com
Beberapa sereal sarapan, meskipun sering dipromosikan sebagai pilihan sehat dapat mengandung gula tambahan dan karbohidrat olahan dalam jumlah tinggi. Gula tambahan ditambahkan untuk meningkatkan rasa, sementara karbohidrat olahan, seperti tepung terigu yang diproses mengandung sedikit serat dan nutrisi.
Kalori yang berasal dari gula dan karbohidrat olahan ini bisa meningkat dengan cepat jika dikonsumsi dalam porsi besar. Akumulasi kalori yang tinggi ini dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh yang berkontribusi pada perut buncit seiring waktu. Selain itu, kadar gula yang tinggi dapat mempengaruhi kontrol nafsu makan dan menyebabkan fluktuasi gula darah, yang memperburuk risiko kenaikan berat badan.
5. Makanan bebas glutten.
Produk bebas gluten sering dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau intoleransi gluten. Namun, fakta bahwa produk tersebut bebas gluten tidak menjamin bahwa makanan tersebut rendah kalori atau lebih sehat secara keseluruhan. Untuk mengimbangi hilangnya gluten, produsen sering kali menambahkan bahan pengganti seperti pati, gula, atau lemak tambahan untuk memperbaiki tekstur dan rasa yang justru dapat meningkatkan kalori dan lemak.
Penggunaan bahan-bahan ini dapat menambah total kalori dan lemak dalam produk tersebut. Oleh karena itu, meskipun produk bebas gluten mungkin menawarkan beberapa manfaat bagi kesehatan pencernaan, konsumsi berlebihan masih dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan perut buncit jika tidak diperhatikan secara cermat.
6. Makanan cepat saji yang berlabel “sehat”.
foto: pexels.com
Makanan cepat saji yang mengklaim sehat, seperti salad dengan saus krim atau roti gandum, seringkali menyembunyikan kalori ekstra yang tidak terlihat jelas. Misalnya, salad yang tampaknya sehat dapat mengandung saus krim yang tinggi lemak dan kalori, yang secara signifikan meningkatkan total kalori dari hidangan tersebut.
Begitu juga dengan roti gandum yang meskipun lebih baik dibandingkan roti putih, beberapa jenis roti gandum mungkin ditambah dengan gula atau bahan pengisi lainnya, menambah jumlah kalori yang dikonsumsi. Kalori tambahan ini dapat mengakibatkan penumpukan lemak jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, mempengaruhi bentuk tubuh dan berpotensi menyebabkan penambahan berat badan.
7. Yogurt beraroma.
foto: pexels.com
Yogurt yang diberi rasa sering kali mengandung gula tambahan untuk meningkatkan cita rasa dan daya tariknya. Gula tambahan ini meningkatkan kandungan kalori dalam yogurt secara signifikan yang dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kalori yang dikonsumsi. Walaupun yogurt ini tampak sebagai pilihan sehat atau rendah kalori, konsumsi dalam jumlah besar dapat menyumbang kalori berlebih.
Kalori ekstra ini, jika tidak dibakar melalui aktivitas fisik atau metabolisme, bisa menyebabkan penumpukan lemak di tubuh, terutama di area perut. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan label nutrisi dan jumlah konsumsi yogurt beraroma untuk mencegah dampak negatif pada berat badan dan kesehatan.
8. Makanan ringan sehat.
Beberapa camilan yang dianggap sehat, seperti kacang-kacangan atau alpukat, masih tinggi kalori karena kandungan lemaknya. Meskipun lemak sehat, konsumsinya dalam jumlah besar dapat menyebabkan penambahan kalori yang mengarah ke perut buncit.
9. Roti gandum.
foto: pexels.com
Roti gandum sering dianggap sebagai pilihan sehat dibandingkan roti putih, tetapi beberapa varian roti gandum mengandung tambahan gula atau bahan pengisi yang meningkatkan kalori. Konsumsi berlebihan dapat menambah jumlah kalori yang dikonsumsi, berpotensi menyebabkan penumpukan lemak di perut.