Brilio.net - Brilio.net - Kentang merupakan salah satu sumber makanan alami yang kaya nutrisi dan sering dijadikan pilihan sebagai makanan padat gizi dalam menu diet sehat. Sebagai sumber karbohidrat kompleks, kentang memberikan energi yang berkelanjutan, berbeda dengan karbohidrat sederhana yang cepat dicerna dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Selain itu, kentang juga mengandung serat yang baik untuk kesehatan pencernaan dan dapat membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, yang berkontribusi pada kontrol berat badan.

Tidak hanya sebagai sumber energi, kentang juga menyediakan sejumlah vitamin dan mineral penting. Vitamin C yang terdapat dalam kentang berperan sebagai antioksidan, membantu melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kentang mengandung vitamin B6 yang penting untuk metabolisme protein dan fungsi otak. Mineral seperti kalium yang tinggi dalam kentang juga membantu mengatur tekanan darah sekaligus keseimbangan cairan tubuh, serta mendukung fungsi otot dan saraf yang sehat.

Mengonsumsi kentang sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Namun di balik manfaatnya tersebut, sebenarnya bahan makanan ini juga mengandung racun, lho. Meski dosisnya cukup rendah, namun racun ini bisa mengendap di tubuh dan membawa dampak buruk.

Hal tersebut pernah dijelaskan oleh seorang chef bernama Hendy Kumink. Dalam salah satu video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, chef ini memaparkan bahwa kentang memiliki zat beracun yang dinamakan solanin.

foto: TikTok/@chef_kumink1

Unggahannya ini bermula ketika ada seorang warganet yang membeberkan tentang pola makan sang anak melalui akun TikTok @ucipikaboo. Dalam video singkat itu, sang ibu menunjukkan sejumlah real food atau makanan sehat yang disajikan untuk sang anak. Nah, salah satu makanan yang disajikan adalah kentang.

Penampakan kentang dalam video tersebut lantas menarik perhatian Hendy. Dilansir BrilioFood dari TikTok @chef_kumink1 pada Rabu (23/10), kentang tersebut tampak memiliki lingkar hitam di bagian pinggirnya. Dia menjelaskan bahwa lingkaran tersebut kerap ditemukan di umbi-umbian, termasuk kentang, ubi, dan singkong.

foto: TikTok/@chef_kumink1

Menurut pengguna TikTok @chef_kumink1, kentang yang memiliki lingkaran seperti ini cenderung memiliki rasa pahit. Sekalipun bagian pinggirnya dibuang, kentang akan tetap menghasilkan rasa pahit yang kurang enak saat dikonsumsi. Oleh sebab itu, kentang ini biasanya akan dibuang begitu saja.

"Ini kalau kita para chef nemu kayak gini, pasti dibuang. Gak kita pakai. Bahkan tengahnya pun rasanya pakai, nggak kita pakai, kita buang," kata TikTok @chef_kumink1.

Usut punya usut, sumber rasa pahit ini berasal dari zat solanin yang terkandung dalam kentang. Nah, solanin adalah sejenis glikoalkaloid yang diproduksi secara alami oleh bahan sebagai mekanisme pertahanan terhadap hama dan patogen. Oleh sebab itu, hama akan langsung mati saat hendak masuk ke dalam kentang.

"Entah kentang, singkong, atau ubi yang ditanam di dalam tanah kok bisa mulus? Kok bisa tidak ada cacing yang menerobos? Karena ini. Karena proteksi pakai zat beracun ini, yang kalau mereka makan jelas mereka akan mati . Kalau kita engga, cuma menumpuk," jelasnya lebih lanjut.

foto: TikTok/@chef_kumink1

Pada dasarnya, zat solanin di kentang ini memiliki dosis yang cukup rendah. Walaupun begitu, zat solanin ini bisa mengendap dalam tubuh dan bisa menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Dilansir dari jebms.org, gejala keracunan solanin meliputi mual, muntah, diare, kram perut, dan gangguan saraf seperti pusing dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah, keracunan solanin bisa menyebabkan halusinasi, kelumpuhan, dan bahkan kematian.

Lebih lanjut, konsentrasi solanin pada kentang bisa meningkat seiring usia tanamnya. Semakin lama dipanen, biasanya, zat solanin akan semakin pekat. Di sisi lain, kentang yang memiliki lingkar hitam, kulitnya kehijauan, dan yang sudah tumbuh tunas juga memiliki konsentrasi zat solanin lebih tinggi.

foto: TikTok/@chef_kumink1

Dalam jurnal pangan yang dilansir dari jebms.org, suhu panas tinggi pada proses memasak bisa mengurangi kadar solanin tersebut. Menurut Hendy Kumink sendiri, teknik yang tepat mengurangi zat solanin adalah dengan merebus kentang. Teknik memasak lain, seperti kukus, panggang, goreng akan membuat zatnya bertahan dan lebih berisiko jika dikonsumsi.

"Okelah, meskipun kita ngga tahu itu ada zat berbahaya, tapi kalau dimakan tuh pahit. Gue aja nggak mau makan," pungkas Hendy.

Video Hendy ini sontak menuai perhatian warganet dan telah ditonton lebih dari 1 juta kali. Banyak pengguna TikTok lain yang kemudian memberikan tanggapan langsung di kolom komentar. Sebagian besar warganet ini bahkan mengaku baru tahu dengan kandungan berbahaya dalam kentang.

"eh trimakasih loh bg. aku pernah makan kentang pahit terus ku telen untungnya gpp makasih loh bg edukasinya bermanfaat banget," papar TikTok @memet_telek.

"benerrr real food juga ga asal²an," tulis akun TikTok @srynptr17.

"btw kentang yg kulitnya wrn hijau jg dihindari yaww," komentar akun TikTok @dearamadhanti2.

"gue klo masak kentang ada lingkaran hitamnya kyk gtu wajib gue buang," sahut TikTok @na.yoii25.

"makasih ilmunya kak, aku suka bgt makan kentang jadi lebih hati2 lagi skrg," kata TikTok @korunmaa.