Brilio.net - Saat ini, bisnis kuliner memang sedang berkembang pesat. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Dengan menjamurnya bisnis kuliner, tentu persaingan pun semakin ketat. Kendati demikian, pemilik restoran harus selalu berinovasi menciptakan sesuatu yang berbeda. Entah itu dari segi dekorasi restoran, pelayanan, hingga menu makanan.
Seperti halnya dengan sebuah restoran di Ocean City, Maryland. Restoran bernama Fager’s Island memiliki konsep sebagai rumah untuk anak-anak. Dilansir brilio.net dari thrillist.com, Senin (31/7), restoran ini disebutkan memiliki satu trik menarik untuk menarik konsumen anak-anak. Caranya dengan menyediakan menu santap siang dengan memberikan sebutan nama menu yang notabene sangat dekat dengan dunia anak-anak yang sering mengeluh, rewel, dan susah makan.
-
17 Nama makanan nyeleneh ini bikin orang mikir keras Namanya antimainstream banget nih~
-
9 Nama restoran terinspirasi bahasa daerah ini kocak abis Kalau kamu paham artinya pasti ngakak deh.
-
15 Cuitan 'pesan makanan berbahasa Inggris' ini kocaknya ngeselin Menu makanan berbahasa Inggris suka aneh-aneh ya?
Menu makan siang yang disajikan Fager’s Island ini diberi nama unik seperti misal contohnya 'I don’t care' yang merupakan sajian roti sandwich dengan olesan peanut butter dan pisang, lalu 'I’m not hungr' yakni hidangan ayam empuk, lain lagi dengan 'What' yaitu sajian kudapan quesadilla dengan keju, hingga ada lagi menu 'I Don’t Want That' yang menghadirkan camilan kentang goreng anak.
Menariknya, konsep nama menu khas anak-anak ini terinspirasi dari kalimat-kalimat rengekan yang sering terlontar dari mulut kebanyakan anak-anak ketika sedang bersantap di restoran bersama para orangtuanya. Sehingga deretan kalimat rujukan ini kurang lebih bisa digunakan sebagai petunjuk, untuk para orangtua yang bingung mendengarkan rengekan sang anak soal menu makanan.
Sementara itu, ide jenius dari restoran Fager’s Island ini disebutkan mendapatkan respons positif dari para netizen. Sebab, dinilai sangat nyata menggambarkan kondisi sulitnya para orangtua untuk mengendalikan anak-anak bersantap dengan tenang.