Brilio.net - Selain dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit, Yogyakarta juga menyimpan beragam cita rasa kuliner. Salah satu camilan yang kini lagi jadi perbincangan adalah Trufflelogy, olahan coklat rumahan.
Berdiri sejak awal 2020 di sebuah rumah sederhana di Jl Sunan Ampel No 141, RT 003/RW025, Desa Jaban, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, usaha coklat ini dikemas ready to eat untuk segala suasana. Bentuknya yang unik membuat coklat ini sangat pas dijadikan santapan saat santai maupun beraktivitas bareng teman.
-
Mengintip dapur pembuatan Cokelat Monggo khas Yogyakarta Dibuat oleh orang asli Belgia dengan bahan-bahan asli Indonesia
-
Diajeng Jogja sukses berbisnis cokelat dengan omzet Rp 40 juta/bulan "Kita memiliki 18 varian rasa dengan pengemasan cerita budaya Indonesia," ungkap Meika.
-
9 Resep camilan cokelat yang enak, mudah, dan sederhana Cocok bagi kamu pecinta cokelat.
“Mengusung tema rumahan, sebagai pembeda. Kami tetap mengadopsi unsur kesederhanaan, dengan menerima pengunjung layaknya tamu dan bagian keluarga dari Trufflelogy,” kata Balindo, sang pemilik coklat Trufflelogy.
Usaha rumahan ini menggunakan bahan baku premium dan coklat lokal. Proses pembuatan coklat ini mengikuti standar kualitas yang selalu fresh setiap hari. Resepnya pun tahan pada suhu ruangan 6 hari dan 1 bulan lebih di penyimpanan dalam lemari pendingin sehingga aman untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia dalam packaging box of happiness yang eco-friendly.
Kehadiran usaha ini di Yogyakarta juga turut membuka lapangan pekerjaan untuk warga lokal sekitar Jogja yang banyak terkena dampak pandemi Covid-19. Usaha yang mengusung slogan Akan selalu ada Trufflelogy di Yogyakarta dan Proud to be part of Jogja ini menjadi salah satu bukti bahwa produk lokal juga bisa bersaing dengan produk asing. Selain itu, harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau.
Hingga saat ini ada enam varian coklat Trufflelogy yakni The Dark Light, The Choco Milk, The Choco Rum, The Choco Mint, Matcha Lover, dan Salted Caramel.