Brilio.net - Aluminium foil adalah lembaran tipis yang terbuat dari logam aluminium. Aluminium foil tidak hanya digunakan dalam proses memasak, tetapi juga sering dipakai untuk membungkus makanan dan dapat ditemukan di banyak tempat. Penggunaan aluminium foil dianggap efektif untuk melindungi makanan dari oksigen, kuman, bau, kelembapan udara, dan berbagai faktor lainnya.

Risiko penggunaan aluminium foil untuk membungkus makanan.

Sebenarnya, makanan yang dikonsumsi setiap hari mengandung aluminium, meskipun dalam jumlah yang terbatas. Aluminium adalah salah satu logam yang paling melimpah di bumi, sehingga keberadaannya dalam kehidupan sehari-hari sangat umum. Namun, perlu diwaspadai bahwa penggunaan aluminium foil dapat menimbulkan efek samping, terutama jika aluminium masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan.

Tumpukan aluminium dalam tubuh tidak terjadi secara tiba-tiba, diperlukan waktu bertahun-tahun agar penumpukan ini dapat memicu masalah kesehatan. Risiko peningkatan kadar aluminium dalam makanan akibat penggunaan aluminium foil dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk suhu tinggi, makanan yang bersifat asam, dan jenis bahan masakan tertentu.

Salah satu dampak buruk dari konsumsi aluminium yang berlebihan adalah peningkatan risiko terkena Alzheimer, yang ditandai dengan penurunan memori dan fungsi otak. Faktor penyebabnya merupakan kombinasi antara genetik dan lingkungan, termasuk salah satunya adalah konsumsi aluminium yang berlebihan.

Hal tersebut sempat dibahas oleh seorang warganet pengguna Instagram @coreneurohealth di salah satu unggahan videonya. Ia menjelaskan bahwa makanan yang dibungkus aluminium foil mengandung kandungan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

"The content aluminium in food can be up to 40 times higher than food not wrapped in aluminium (Kandungan aluminium dalam makanan bisa mencapai 40 kali lebih tinggi dibandingkan makanan yang tidak dibungkus dengan aluminium)," ujarnya.

Nggak cuma itu, ternyata ada efek samping lain yang bisa dirasakan saat mengonsumsi makanan yang dibungkus aluminium foil. Berikut 10 bahayanya yang BrilioFood lansir dari berbagai sumber pada Selasa (23/7).

1. Migrasi aluminium ke makanan.

Meskipun paparan aluminium dalam jumlah kecil umumnya dianggap aman, ada kekhawatiran tentang akumulasi jangka panjang dan potensi efeknya pada kesehatan. Sebagai solusinya, kamu bisa membungkus makanan dengan alternatif lain seperti kertas perkamen atau kertas minyak.

2. Risiko pada makanan asam.

foto: pexels.com

Makanan asam secara khusus meningkatkan laju migrasi aluminium dari foil ke makanan. Hal ini disebabkan oleh reaksi kimia antara asam dan aluminium.

Meskipun sebagian besar aluminium yang tertelan akan dikeluarkan oleh tubuh, ada kekhawatiran tentang akumulasi jangka panjang, terutama bagi individu dengan gangguan ginjal.

3. Bahaya pada suhu tinggi.

foto: pexels.com

Suhu tinggi meningkatkan laju migrasi aluminium dari foil ke makanan. Semakin tinggi suhu, semakin banyak aluminium yang dapat berpindah. Meskipun tubuh dapat menangani sejumlah kecil aluminium, paparan berlebihan dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk efek pada sistem saraf.

4. Potensi efek kesehatan.

Beberapa penelitian menghubungkan paparan aluminium jangka panjang dengan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Nggak cuma itu, akumulasi aluminium bisa mengganggu penyerapan kalsium, berpotensi memengaruhi kesehatan tulang.

5. Reaksi dengan garam.

foto: pexels.com

Kehadiran garam dapat meningkatkan laju migrasi aluminium dari foil ke makanan. Ini berarti lebih banyak aluminium yang mungkin terserap oleh makanan. Dalam beberapa kasus, reaksi ini bisa memengaruhi rasa makanan.

6. Tidak cocok bagi semua jenis makanan.

Meski aluminium foil sangat berguna, penggunaannya perlu disesuaikan dengan jenis makanan. Untuk beberapa jenis makanan, mungkin lebih baik menggunakan alternatif seperti wadah kaca, plastik food-grade, atau kertas perkamen. Karena beberapa jenis makanan tidak cocok dibungkus aluminium foil, seperti makanan yang dipanaskan, makanan beku, makanan berminyak, dan masih banyak lagi.

7. Masalah lingkungan.

Belum lagi pembuatan aluminium foil memerlukan energi yang cukup besar. Proses ini bahkan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Belum lagi aluminium foil sering kali hanya digunakan sekali pakai, menambah volume sampah.

8. Potensi kontaminasi bakteri.

Aluminium foil tidak memiliki sifat antimikroba. Ia tidak membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri secara langsung. Dibandingkan dengan plastik wrap, foil mungkin kurang efektif dalam mencegah kontaminasi udara karena sifatnya yang kurang rapat.

9. Risiko makanan basa.

foto: pexels.com

Beberapa makanan basa di antaranya seperti putih telur, baking soda, dan beberapa jenis sayuran seperti brokoli dan kacang-kacangan. Secara umum, membungkus makanan basa dengan aluminium foil dianggap lebih aman dibandingkan dengan makanan asam. Meskipun makanan basa umumnya aman, suhu tinggi masih bisa meningkatkan migrasi aluminium, meski dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan makanan asam.

10. Efek pada rasa makanan.

foto: pexels.com

Makanan yang sangat asam atau asin, jika dibungkus dalam aluminium foil untuk waktu yang lama, mungkin mengalami sedikit perubahan rasa karena reaksi kimia.
Meskipun bukan efek langsung pada rasa, penggunaan aluminium foil dapat memengaruhi tekstur makanan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi persepsi rasa.

Tips aman menggunakan aluminium foil untuk membungkus makanan.

Berikut ini beberapa tips untuk menggunakan aluminium foil secara aman saat membungkus makanan:

1. Hindari makanan sangat asam.

Jangan membungkus makanan yang sangat asam seperti tomat, jeruk, atau cuka langsung dengan aluminium foil, terutama untuk waktu lama. Gunakan wadah plastik atau kaca untuk makanan asam.

2. Perhatikan suhu.

Hindari menggunakan aluminium foil untuk memasak makanan pada suhu sangat tinggi. Untuk suhu tinggi, pertimbangkan menggunakan kertas perkamen.

3. Gunakan sisi yang tepat.

Sisi mengilap aluminium foil biasanya lebih reflektif terhadap panas. Untuk memanggang, gunakan sisi kusam menghadap keluar untuk panas lebih merata.

4. Hindari kontak langsung dengan makanan berminyak.

Untuk makanan berminyak, gunakan lapisan kertas perkamen antara makanan dan foil.

5. Jangan gunakan dalam microwave.

Aluminium foil dapat menyebabkan percikan api di microwave. Gunakan wadah khusus microwave sebagai gantinya.

6. Bersihkan sebelum menggunakan.

Pastikan tangan kamu bersih saat menangani foil untuk menghindari kontaminasi.

7. Gunakan ukuran yang tepat.

Jangan terlalu memaksakan foil untuk menutupi wadah besar, karena bisa sobek dan tidak efektif.

8. Ganti secara teratur.

Jangan gunakan kembali aluminium foil yang sudah dipakai untuk membungkus makanan mentah.