Brilio.net - Bukan cuma Madura yang terkenal dengan satenya. Yogyakarta pun demikian. Tim BrilioFood mencoba mengulik salah satu kuliner sate legendaris di sudut Kota Yogyakarta. Senin (16/10) lalu, tim BrilioFood mampir ke warung bernama Sate Karang Pak Prapto tepat pukul 19.00. Disebut Sate Karang lantaran warung ini berlokasi di area Lapangan Karang, Kotagede, Kota Yogyakarta. Usut punya usut, warung ini merupakan bisnis kuliner keluarga yang juga jadi pelopor hidangan sate sapi di Yogyakarta sejak tahun 1978, lho. Hal ini dikisahkan langsung oleh sang pemilik, yakni Tri Wahyono.

Pada tim BrilioFood, Tri menceritakan bahwa hidangan sate sapi ini sebenarnya resep yang diwariskan turun-temurun hingga tiga generasi, semula dimulai dari kakeknya yang akrab disapa Mbah Karyo sejak tahun 1948. Namun, saat itu Mbah Karyo masih belum fokus menjalankan bisnis kuliner karena nyambi pekerjaan lainnya. Ditambah lagi, saat itu Indonesia baru saja merdeka dan masih ada sisa-sisa penjajahan Jepang. Alhasil, bisnis sate sapi milik Mbah Karyo ini baru fokus dijalankan di akhir tahun 70-an oleh sang anak, yakni Pak Prapto.

Saat itu, Pak Prapto masih sempat berjualan dengan cara memikul dagangan satenya untuk berkeliling ke sekitar wilayah Kotagede. Tak lama setelahnya, menjelang tahun 80-an, baru Pak Prapto memutuskan berjualan secara menetap di Lapangan Karang yang berlokasi di Jl. Nyi Pembayun tersebut.

Sekarang, bisnis kuliner ini sudah dilanjutkan oleh tiga orang anaknya, salah satunya Tri, karena Pak Prapto sudah berpulang pada 2003 silam. Namun, kini hanya Tri yang fokus menjalankan bisnis ini karena saudara-saudaranya memilih berkarier di bidang lain.

foto: brilio.net/shahfara

 

Ternyata ini rahasianya bikin orang ketagihan makan

Gaet orang yang semula asing jadi pelanggan tetap lewat suka bergaul dan bercanda.

Bagi sebuah bisnis, tak terkecuali bisnis kuliner, marketing pastinya jadi hal penting untuk menggaet pelanggan. Tri mengatakan, dulunya sang ayah menjalankan bisnis dalam keadaan masih sepi pelanggan, terutama di masa transisi jualan keliling hingga menetap. Bahkan, Lapangan Karang, tempat Pak Prapto memutuskan berjualan tetap saat itupun masih begitu gelap saat hari sudah menjelang malam.

Tetapi, berkat 'branding' Pak Prapto yang suka bergaul dan bercanda dengan semua orang, akhirnya semakin banyak pelanggan yang tertarik dan berujung senang dengan hidangan yang dijual, sehingga bisnis ini bisa sukses hingga sekarang.

"Kalau disebut ayah saya itu pelopor, iya memang pelopor kuliner di sini, karena dulu belum ada siapa-siapa, belum ada apa-apa, ya paling cuma rumah penduduk gitu, kan. Tapi ayah saya, kalau kata orang ya, bukan kata ayah saya, ayah saya itu tipikal orangnya friendly, supel, jadi beliau itu mudah bercanda dengan siapa-siapa," ujar Tri sembari mengatur piring untuk dihidangkan ke pelanggan.

foto: brilio.net/shahfara

Di samping itu, Tri juga berpendapat kalau bisnis sate sapi turun-temurun dijalankan keluarganya ini bisa awet lebih dari 40 tahun juga didukung dengan resep hidangan yang tak pernah berubah hingga sekarang. Ia mengaku sangat menghargai resep olahan sate dan lontong warisan kakeknya ini.

"Simbah dulu suka masak dan punya feeling tersendiri kalau makanan ini bisa dijual dan dinikmati banyak orang, alhamdulillah keterusan sampai sekarang. Sehingga sampai sekarang kami dikenalnya kuliner legend, seperti itu," ujar Tri.

Inilah rahasia kenapa sate dan lontongnya bikin pelanggan ketagihan.

Ada dua menu utama yang disajikan bisnis Sate Karang Pak Prapto, yakni sate sapi dan lontong sayur. Harga per porsinya dimulai dari Rp23.000 sampai Rp37.000, tergantung berapa jumlah sate yang diinginkan. Sate daging sapi di warung ini terkenal dengan rasa manis-gurih dan tekstur empuk. Pelanggan pun bebas memilih ingin sate yang disiram dengan saus kacang ataupun kecap manis.

foto: brilio.net/shahfara

Tri menjelaskan kunci sate sapi yang lezat sudah pasti dengan memilih jenis daging yang tepat. Sejak dulu, bisnisnya diketahui selalu pakai daging sapi lokal dengan kualitas nomor satu yang ada di pasaran. Di sisi lain, menurutnya bagian daging sapi has dalam paling cocok untuk diolah jadi sate karena lebih empuk daripada bagian daging lain.

Tak sampai itu saja, ternyata sate daging sapi dagangannya bisa manis-gurih dan empuk saat dimakan karena didukung oleh proses marinasi selama berjam-jam pakai bumbu-bumbu seperti daun jeruk, gula jawa, dan lain-lain.

"Ada wangi-wanginya, jadi (dagingnya) tidak amis," imbuh Tri.

foto: brilio.net/shahfara

Sementara itu, lontong sayur yang jadi pelengkap sate sapi ini pun punya kuah cenderung encer dan terasa ringan lidah, sehingga tak bikin enek jika disantap bersama sate. Isian sayurnya pun sederhana, yakni potongan tempe yang empuk dan gurih. Saat menikmati sepiring sate sapi dan lontong sayur ini, pelanggan juga dapat menambahkan pelengkap seperti cabai rawit iris, bawang merah iris, juga kerupuk sepuasnya.

Punya pelanggan tetap sampai kedatangan tokoh-tokoh populer.

Ada banyak pelanggan tetap yang doyan makan di Sate Karang Pak Prapto selama bertahun-tahun lamanya, lho. Bahkan, Tri menjelaskan, ada satu pelanggan yang kini sudah pindah ke luar negeri, tapi saat pulang kampung ke Yogyakarta, ia tak pernah lupa untuk mampir dan makan di warungnya. Selain itu, ada lagi satu pembeli yang juga sudah sering beli sate sapi ini, bahkan sejak masih duduk di bangku SMP hingga sekarang saat dirinya sudah berkeluarga, yaitu Dewi.

Dewi tinggal di daerah Kecamatan Umbulharjo, tak jauh dari area Kotagede. Dulunya, ia bersekolah di salah satu SMP di sekitar Kotagede, sehingga bisa mengenal warung sate sapi ini dan sering mampir sepulang sekolah. Ia mengaku suka dengan dagangan di Sate Karang Pak Prapto karena enak dan porsinya besar. Alhasil, sampai sekarang sudah berkeluarga dan mempunyai satu anak pun, wanita ini masih sering makan di warung sate ini.

"Seneng sama kuah lontongnya. Ukuran dagingnya juga besar-besar, jadi puas makannya," ucap Dewi di sela-sela menikmati sepiring satenya.

foto: brilio.net/shahfara

Nama Sate Karang Pak Prapto juga dikenal luas sampai ke kalangan tokoh-tokoh mulai dari artis, atlet, sampai politisi Tanah Air. Terbaru, Tri mengatakan warungnya sempat didatangi oleh Uya Kuya, salah satu presenter kondang yang sering seliweran di layar kaca. Ada pula Eross Candra, gitaris Sheila on 7, yang memang sudah sering datang bersama keluarganya.

"Eross (datang) itu udah nggak kehitung, lah. Sudah kaya biasa. Kalau datang, oh itu ada Eross, wes biasa," ucap Tri.

Tri berkata, warungnya juga kerap kedatangan sejumlah atlet, tapi ia sudah lupa siapa saja sosok atlet yang pernah makan di warungnya. Menurutnya, sate sapi dagangannya sering jadi pilihan para atlet untuk makan malam karena menyajikan menu tinggi nutrisi, terutama protein dari daging sapi dan tempe yang dibutuhkan oleh orang-orang yang rutin berolahraga.

Sosok paling berkesan menurut Tri yang pernah datang ke warungnya yaitu tokoh-tokoh politik, salah satunya Puan Maharani. Putri dari presiden kelima RI ini diketahui pernah datang langsung dan menikmati sepiring sate dan lontong di warung Sate Karang Pak Prapto. Tri juga pernah mendapat pesanan catering untuk dihidangkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebanyak dua kali dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebanyak empat kali di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Situasi boleh bikin omset naik-turun, tapi kualitas makanan tetap harus diatur (baca: terjaga).

Di sela-sela melayani pelanggan warungnya, Tri pun menceritakan meski warungnya terkenal legendaris, tapi kalau soal omset bisnis, angkanya sering berubah-ubah. Ada kalanya warungnya sepi pelanggan, salah satunya seperti saat Pandemi Covid-19 beberapa waktu silam. Momen pandemi bikin omset yang didapat Sate Karang Pak Prapto turun di angka Rp30-40 juta saja. Bahkan, pandemi juga sempat membuat warungnya harus tutup sementara selama 2 bulan.

Meski begitu, Tri tetap percaya kalau bisnisnya tetap bisa bertahan karena ia terus mempertahankan kualitas makanan dari resep turun-temurun. Hal ini bikin bisnisnya tak mudah kehilangan kepercayaan pelanggan. Tri pun menuturkan kalau omset yang didapat oleh warungnya juga pernah sangat tinggi, terutama di momen liburan ataupun sedang banyak mendapat pesanan catering.

foto: brilio.net/shahfara

Bisnis bukan hanya untung-rugi, tapi juga harus melibatkan hati.

Sudah bertahun-tahun merasakan pahit dan manis bisnis kuliner, Tri kali ini ingin sejumlah tips and trik buat calon pedagang yang ingin memulai bisnis kuliner, nih. Menurutnya, saat punya rencana membuka bisnis kuliner, sebaiknya kesampingkan dulu tujuan untuk laris, karena sebuah bisnis yang baru dimulai belum tentu akan 'meledak' di kalangan pecinta kuliner.

Alih-alih punya orientasi ingin laris, Tri menjelaskan membuka bisnis kuliner harus sepenuh hati agar dapat fokus mempersiapkan dagangan yang enak dan cocok di lidah masyarakat.

"Ambil contoh orang jualan ayam goreng di mana-mana, tapi rasanya biasa aja. Tapi ada juga pedagang ayam goreng yang sukses karena punya hidangan dengan rasa yang khas," ungkap Tri.

Selain itu, Tri juga menambahkan, untuk mempelajari hal-hal seputar bisnis kuliner zaman sekarang sudah bisa dilakukan dengan mudah, yakni lewat media sosial seperti YouTube saja. Jadi, usai mendapatkan ilmunya, calon pebisnis kuliner tinggal meracik lagi resep dan cara berjualan yang cocok dengan bisnis masing-masing agar punya ciri khas yang dapat menarik bagi pelanggan.

"Harus dikerjakan dengan sepenuh hati," pungkas Tri.