Brilio.net - Saat nongkrong di kafe, mungkin kamu bakal menemukan jenis minuman bernama kombucha atau sering juga disebut teh berjamur. Minuman ini memang berbahan dasar teh lalu diolah dengan cara fermentasi. Jenis teh yang dipakai pun beragam, mulai dari teh hijau maupun teh hitam.

Jenis teh yang sudah dipilih kemudian difermentasi dengan campuran jamur dan bakteri yang disebut scoby (symbiotic culture of bacteria and yeast). Bakteri ini berbentuk bulat, pipih seperti piringan, dan bertekstur kenyal saat dipegang. Scoby terdiri atas berbagai jenis bakteri dan ragi yang mengeluarkan aroma menyengat seperti cuka.

Brilio.net sempat mendatangi salah satu produsen kombucha yang ada di Jogja. Dimulai dari berbagai riset, akhirnya BONS Fabriek percaya diri untuk menjual produknya di pasaran pada tahun 2020. Bonang Setoaji, pemilik BONS Fabriek mengaku punya tujuan sederhana di balik penjualan kombuchanya.

“Ya, biar yang pertama nyoba kombucha nggak menjadi kapok gitu,” ungkapnya saat ditemui di rumah produksi BONS Fabriek di Pakuncen, Wirobrajan, Jogja, Sabtu (14/10).

foto: brilio.net/nadhifah

 

Khasiat kombucha

Punya enam rasa, terdiri dari campuran berbagai jenis buah dan rempah.

Pria berperawakan tinggi tersebut menjelaskan bahwa usaha yang dirintisnya ini semakin membesar dengan seiringnya waktu. Sampai saat ini, BONS Fabriek sendiri bisa memproduksi sekitar 1.000-2.000 liter kombucha setiap bulannya.

Meski begitu, Bonang nggak bosan untuk selalu riset dan mencoba resep kombucha yang baru. Nggak heran, sampai saat ini, BONS Fabriek sudah memiliki 6 varian rasa. Mulai dari summer pink yang merupakan perpaduan buah naga dan nanas, kawista pride atau rasa buah kawista, purple herbs yang merupakan campuran bunga telang dan daun mint, soursop delight atau rasa buah sirsak, miss strawberry atau rasa buah stroberi, dan terakhir, ginger sparkling atau rasa jahe.

“Alasan kenapa 6, karena sejauh ini alhamdulillah semuanya kita udah dapat BPOM. Semuanya ini basednya pakai teh hitam,” ungkapnya.

foto: brilio.net/nadhifah

Bonang Setoaji juga memamerkan ruang produksi kombuchanya. Ruangan di sudut rumah berukuran sekitar 5x6 meter itu ternyata menyimpan berbagai peralatan membuat kombucha. Lebih dari 10 buah toples kaca berukuran besar menyimpan kombucha yang sedang difermentasi.

“Ini gelembung-gelembung putih di atas teh ini nunjukkin scoby-nya hidup dan bernafas,” ucap Bonang yang mengenakan baju steril lengkap dengan masker dan hair cap.

foto: brilio.net/nadhifah

Dibanderol dengan harga murah, ternyata ada segudang manfaat di baliknya.

Dengan rentang waktu 7-12 hari, kombucha siap untuk “dipanen” dan dikemas dalam botol-botol berbahan stainless steel. BONS Fabriek memasarkan produknya secara online maupun memasok ke kafe-kafe dan swalayan yang menjual bahan makanan organik. Dengan harga Rp25.000 saja, kamu bisa mengantongi kombucha berukuran 240 ml dengan berbagai pilihan rasa yang menggiurkan. Nggak cuma enak, Bonang juga menyebut bahwa fermentasi teh ini mengandung probiotik yang baik untuk sistem pencernaan.

“Kalau sistem pencernaan udah lancar, tubuh juga jadi sehat dan bebas dari penyakit,” terangnya. Bonang juga menyebutkan produknya mengandung sejumlah nutrisi lainnya, seperti vitamin B, C, hingga antioksidan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Icung, pemilik kombucha dengan merek Mimi Basi. Ia mengamini bahwa minuman fermentasi satu ini nggak cuma enak diminum, tapi juga punya segudang manfaat.

“Kombucha itu kan punya zat aktifnya, ya, si antioksidan ini. Nah, antioksidan kan semua tahu kalau bisa mencegah radikal bebas. Kalau radikal bebas bisa dicegah, berarti bisa memperpanjang pertumbuhan sel, otomatis bisa mencegah penuaan dini,” ungkapnya saat dihubungi Brilio, Selasa (24/10).

Nggak cuma sebagai antioksidan yang baik, Icung juga menjelaskan bahwa ada kandungan probiotik di dalam kombucha. Kandungan ini hidup di dalam usus halus dan berfungsi untuk mencegah patogen masuk.

“Kalau patogen berhasil dicegah, kita bisa lebih sehat karena asupan makanan yang dimakan bisa terserap dengan sempurna,” jelasnya lebih lanjut.

foto: Instagram/@mimi.basi

Meski padat nutrisi, kombucha tetap nggak boleh dikonsumsi berlebihan. Hal ini disampaikan oleh Zahra H Krisnadi, S.Tr.Gz, RD, lulusan pendidikan profesi dietisien Poltekkes Kemenkes Jogja.

“Kombucha boleh diminum 1-2 porsi atau sekitar 240 ml setiap harinya. Tinggal pilih kombucha yang kalorinya

Karena melalui proses fermentasi, kombucha juga mengandung alkohol dan kafein. Karena dua kandungan inilah, membuat kombucha tidak dianjurkan untuk diminum oleh ibu hamil maupun yang sedang menyusui.

Namun, kombucha sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Mengingat nutrisi di dalamnya yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Asal dikonsumsi dengan porsi yang tepat, kandungan di dalam kombucha ampuh untuk membuat tubuh terhindar dari berbagai penyakit.

“Kombucha itu sumber probiotik, yang memberi usus kita bakteri sehat. Bakteri ini bisa meningkatkan banyak aspek kesehatan, termasuk pencernaan, peradangan, dan bisa juga penurunan berat badan,” ungkap Zahra.