Brilio.net - Angin duduk atau angina pectoris merupakan kondisi kesehatan yang terjadi ketika pembuluh darah jantung (koroner) mengalami penyempitan. Padahal pembuluh darah jantung ini berfungsi mengalirkan darah yang kaya akan oksigen ke otot jantung, agar dapat memompa darah dengan baik.
Apabila pembuluh darah jantung menyempit, maka suplai oksigen ke otot jantung jadi terhambat yant membuat jantung tidak bisa memompa darah dengan maksimal. Kondisi angin duduk bisa terjadi kapan saja bahkan ketika sedang beristirahat.
-
Waspada kena angin duduk saat berkendara, pahami gejala dan 7 cara ampuh mengatasi dan pencegahannya Penyakit ini biasanya menimbulkan rasa nyeri di dada yang bisa menjalar ke leher, bahu, lengan, atau rahang.
-
Sering dianggap mitos, pengertian angin duduk yang sebabkan kematian beserta gejala dan pencegahannya Di balik namanya yang familiar, angin duduk atau angina pectoris adalah kondisi serius yang bisa mengancam nyawa
-
Jangan sepelekan angin duduk, ini alasan ilmiah bahayanya Angin duduk berbeda dengan masuk angin.
Waspada kena angin duduk saat berkendara, pahami gejala dan 7 cara ampuh mengatasi dan pencegahannya
Ketika mengalami angin duduk akan terasa nyeri dada seperti ditindih atau ditekan. Selain itu, muncul gejala lain seperti keringat dingin, mual, pusing, lemas, dan sesak napas. Meski terkesan sepele, apabila angin duduk dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung.
Nah, salah satu pemicu terjadinya angin duduk melibatkan kebiasaan atau gaya hidup yang sering dilakukan. Lantas apa saja gaya hidup yang memicu angin duduk ini? Simak ulasan lengkapnya, disadur brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (15/8).
1. Merokok.
foto: freepik.com
Sering dianggap mitos, pengertian angin duduk yang sebabkan kematian beserta gejala dan pencegahannya
Merokok menjadi salah satu kebiasaan utama yang dapat memicu angin duduk. Nikotin dan zat-zat berbahaya lainnya dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sekaligus dapat meningkatkan tekanan darah, yang berperan pada berkurangnya aliran darah ke jantung.
Selain itu, merokok dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri (aterosklerosis), yang menghambat aliran darah bahkan meningkatkan risiko angin duduk serta serangan jantung. Riset yang dilakukan dari Journal of the American Heart Association, menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner dibandingkan dengan non-perokok.
2. Pola makan yang tinggi lemak dan kolesterol.
Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, seperti daging berlemak, makanan cepat saji, dan produk olahan, bisa memicu penumpukan plak di arteri. Plak ini bisa menyempitkan arteri serta menghambat aliran darah ke jantung, yang pada akhirnya memicu angin duduk.
Pola makan yang tidak sehat juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) sekaligus trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan angina.
3. Kurangnya aktivitas fisik.
Kurang aktivitas fisik atau gaya hidup sedentari dapat meningkatkan risiko angin duduk. Ketidakaktifan fisik berkontribusi pada peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak sehat, dan resistensi insulin, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Tanpa aktivitas fisik yang cukup, jantung tidak mendapatkan latihan yang dibutuhkan untuk tetap sehat. Sebaliknya, aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres pada jantung, serta memperbaiki profil lipid dalam darah.
Studi yang dipublikasikan dalam Circulation menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga memiliki risiko lebih rendah mengalami penyakit jantung, dibandingkan mereka yang jarang berolahraga.
4. Stres berlebihan.
Stres yang berkepanjangan atau kronis juga bisa memicu angin duduk. Stres menyebabkan tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol yang dapat meningkatkan detak jantung sekaligus tekanan darah. Apabila terjadi dalam jangka panjang, stres dapat menyebabkan peradangan kronis hingga berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis.
Selain itu, stres sering kali dikaitkan dengan kebiasaan tidak sehat lainnya, seperti merokok, makan berlebihan, dan kurang tidur, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Menyadur dari laman European Heart Journal menunjukkan bahwa stres psikososial yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko angina maupun penyakit jantung koroner.
5. Mengabaikan gejala penyakit jantung.
foto: freepik.com
Banyak orang yang mengabaikan atau tidak menyadari gejala awal penyakit jantung, seperti nyeri dada ringan, sesak napas, atau kelelahan yang tidak biasa. Mengabaikan gejala-gejala ini lalu tidak mencari bantuan medis dapat menyebabkan kondisi semakin parah bahkan meningkatkan risiko angin duduk. Bisa jadi, angin duduk menjadi tanda awal kamu mengalami masalah pada pembuluh darah koroner yang berakibat pada serangan jantung.
6. Konsumsi alkohol secara berlebihan.
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko angin duduk. Alkohol dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, perubahan kadar lipid dalam darah, dan merusak otot jantung, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan sering kali dikaitkan dengan kebiasaan makan yang buruk hingga berat badan bertambah alis pemicu obesitas.
Obesitas salah satu faktor risiko yang meningkatkan terjadinya angin duduk atau angina. Menurut American Heart Association, konsumsi alkohol yang berlebihan tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung tetapi juga berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti stroke dan gagal hati.
7. Kurang tidur.
Kurang tidur atau bahkan tidur dengan kualitas buruk dapat memicu angin duduk. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, resistensi insulin, hingga peradangan. Kondisi tersebut bisa memicu penyakit jantung. Selain itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan tingkat stres sekaligus memperburuk kondisi kesehatan lainnya, seperti obesitas hingga diabetes.
Kedua penyakit tersebut bisa meningkatkan risiko angin duduk. Melansir dari laman Journal of the American College of Cardiology, tidur yang cukup dan berkualitas adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung sekaligus mencegah angin duduk sampai penyakit jantung koroner lainnya.