Brilio.net - Makanan Jepang memang selalu memiliki tempat di hati para pecinta kuliner. Mulai dari makanan berat sampai jajanan kaki lima pun menjadi favorit. Tak heran saat ini sudah banyak sekali makanan asli Jepang yang dijual di beberapa negara.
Salah satu jajanan kaki lima khas Jepang yang jadi favorit adalah takoyaki. Camilan berbentu bulan dengan topping bermacam-macam ini memang sangat lezat. Apalagi bila disantap dengan saus sambal, mayones dan taburan katsuobushi.
-
Hada Hiroshi, penjual takoyaki di Solo dengan harga Rp 5 ribu Pria asli Jepang ini tidak bisa berbahasa Inggris dan Indonesia
-
10 Resep camilan khas Jepang, nikmatnya ala resto bintang lima Menikmati makanannya dulu di Indonesia, baru nanti jalan-jalan dan jajan di Jepang beneran.
-
11 Cara membuat takoyaki berbagai isi, enak dan praktis Takoyaki asli khas Jepang memiliki isian gurita. Tapi kini kreasi takoyaki bisa diisi berbagai bahan selain gurita.
Di luar Jepang, camilan ini memang jadi favorit hampir di seluruh dunia. Namun siapa sangka, ternyata camilan ini tidak populer di kota asalnya yaitu Osaka.
Melalui survey dari Sankei Shimbun West disebutkan bahwa sebanyak 75 persen penduduk Osaka hanya mengonsumsi takoyaki sebuah sekali atau bahkan tidak mengonsumsi sama sekali.
Dilansir dari Rocketnews24, Rabu (3/1) dari survey itu, sebanyak 50 orang yang berada di kota Osaka, ada 44 orang yang menyukai takoyaki, dan 6 orang lainnya tidak suka. Selanjutnya dari 44 orang yang menyukai takoyaki pun ditanya kembali mengenai seberapa sering mereka mengonsumsi camilan gurih tersebut.
Tak disangka, hasilnya pun sangat mengejutkan, dimana dari 11 orang itu mengatakan mereka mengonsumsi takoyaki dua sampai empat kali dalam sebulan, sementara 26 yang lainnya hanya sebanyak dua sampai empat kali dalam sebulan. Dan tujuh orang sisanya mengatakan memakan takoyaki hanya tiga kali dalam setahun.
Ternyata, mereka memiliki alasan sendiri kenapa jarang mengonsumsi takoyaki. Mereka mengatakan tidak memiliki waktu luang untuk membeli takoyaki. Harga takoyaki di kota asalnya yang cukup mahal dan jarangnya penjual takoyaki juga menjadi alasan. Bahkan mereka mengaku selama pejalanan dari rumah menuju kantor jarang sekali menemukan penjual takoyaki.
Kendati demikian, masyarakat Osaka masih tetap ingin mengonsumsi takoyaki loh bila disajikan atau disediakan.