Brilio.net - Keracunan makanan dan keracunan minuman bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Baru-baru ini, sebuah insiden keracunan massal terjadi di Kabupaten Kediri, di mana 155 jemaah Majelis Sholawat Subbhanus Salimiyah di Desa Krecek, Badas, Kabupaten Kediri dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi makanan ringan dan minuman kemasan yang diduga sudah tidak layak. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya memeriksa kelayakan makanan dan minuman sebelum dikonsumsi.
Insiden di Kediri ini menunjukkan bahwa makanan dan minuman kemasan yang tampaknya aman bisa menjadi sumber bahaya jika sudah kedaluwarsa atau tidak disimpan dengan benar. Meskipun kemasan biasanya mencantumkan tanggal kedaluwarsa, ada kalanya informasi ini bisa tidak terbaca atau bahkan hilang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara-cara lain untuk mengecek apakah makanan atau minuman kemasan masih layak konsumsi.
-
Waspada! 5 Cara mengecek tanggal kadaluarsa yang harus kamu tahu Mengetahui tanggal kadaluarsa produk adalah hal penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan.
-
Ragam jenis label kedaluwarsa di kemasan makanan, ini lho maknanya Label kedaluarsa jarang dipahami orang.
-
3 Cara cek BPOM pada produk obat dan makanan, pastikan aman Informasi yang bisa diperoleh antara lain nama produsen, merek dan nama produk, tanggal terbit izin, jenis produk, serta kemasan.
Dalam artikel ini, kamu akan menemukan berbagai metode praktis untuk mengecek makanan dan minuman kemasan yang mungkin sudah kedaluwarsa, selain dari melihat tanggal yang tertera pada kemasan. Dengan memahami dan menerapkan metode-metode ini, kamu dapat lebih waspada dan mengurangi risiko keracunan makanan atau keracunan minuman. Mari simak cara-cara mudah namun efektif untuk memastikan keamanan makanan dan minuman kemasan yang kamu konsumsi.
Pemeriksaan visual: Langkah pertama mendeteksi kerusakan.
Salah satu cara termudah untuk mengecek makanan kemasan atau minuman kemasan yang mungkin sudah kedaluwarsa adalah dengan melakukan pemeriksaan visual. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi kemasan:
- Periksa apakah ada kerusakan pada kemasan seperti sobek, penyok, atau mengembung.
- Untuk kaleng, perhatikan apakah ada karat atau kebocoran.
- Pada botol, pastikan segel masih utuh dan tidak ada kebocoran.
2. Perubahan warna:
- Amati apakah ada perubahan warna yang tidak wajar pada produk.
- Untuk minuman, lihat apakah warnanya masih sesuai dengan yang seharusnya.
3. Keberadaan jamur:
- Periksa apakah ada tanda-tanda pertumbuhan jamur, seperti bintik-bintik putih atau hijau.
- Jamur bisa tumbuh pada makanan kering maupun basah.
4. Pemisahan komponen:
- Pada produk cair, perhatikan apakah terjadi pemisahan yang tidak normal.
- Misalnya, pada susu atau saus, jika terlihat lapisan-lapisan yang terpisah, ini bisa jadi tanda kerusakan.
5. Kristalisasi:
- Pada produk seperti madu atau selai, kristalisasi yang berlebihan bisa menjadi tanda produk sudah lama disimpan.
Pemeriksaan visual ini merupakan langkah awal yang penting dalam mengecek makanan kedaluwarsa atau minuman kedaluwarsa. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua produk yang rusak akan menunjukkan tanda-tanda visual, sehingga diperlukan metode pemeriksaan tambahan.
Uji Penciuman: Mendeteksi bau tidak normal.
Indera penciuman dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mendeteksi makanan atau minuman kemasan yang sudah tidak layak konsumsi. Berikut cara melakukan uji penciuman:
1. Buka kemasan dengan hati-hati:
- Buka kemasan perlahan dan jauhkan dari wajah untuk menghindari paparan langsung.
2. Cium aroma produk:
- Kipaskan udara dari produk ke arah hidung dengan tangan.
- Jangan menghirup langsung dari produk untuk menghindari risiko.
3. Perhatikan bau yang tidak normal:
- Bau asam, busuk, atau tidak segar bisa menjadi indikasi kerusakan.
- Untuk produk susu, bau asam yang kuat menandakan produk sudah basi.
- Pada daging atau ikan kemasan, bau amis yang berlebihan bisa jadi tanda kerusakan.
4. Bau fermentasi:
- Pada produk yang seharusnya tidak difermentasi, bau seperti alkohol atau ragi bisa menandakan kerusakan.
5. Bau kimia:
- Aroma kimia yang tidak wajar bisa menandakan kontaminasi atau kerusakan kemasan.
Penting untuk diingat bahwa beberapa produk memang memiliki aroma khas yang mungkin asing bagi kamu. Oleh karena itu, penting untuk familiar dengan aroma normal dari produk yang sering dikonsumsi agar dapat mendeteksi perubahan yang tidak wajar.
Uji tekstur: Merasakan perubahan konsistensi
Tekstur makanan atau minuman kemasan juga dapat memberikan petunjuk tentang kelayakannya untuk dikonsumsi. Berikut cara melakukan uji tekstur:
1. Produk padat:
- Periksa apakah ada perubahan tekstur seperti menjadi terlalu keras atau justru lembek.
- Untuk biskuit atau keripik, jika terasa lembek padahal seharusnya renyah, ini bisa jadi tanda kerusakan.
2. Produk cair:
- Perhatikan apakah konsistensinya berubah, misalnya menjadi lebih kental atau justru lebih encer.
- Pada susu atau yogurt, jika terasa menggumpal atau berbutir, ini bisa jadi tanda kerusakan.
3. Produk semi-padat:
- Untuk produk seperti selai atau saus, perhatikan apakah ada perubahan konsistensi yang tidak wajar.
- Jika terlalu cair atau justru terlalu padat, ini bisa menjadi indikasi kerusakan.
4. Kristalisasi:
- Pada produk seperti cokelat, jika terasa berpasir di mulut, ini bisa jadi tanda produk sudah terlalu lama disimpan.
5. Lengket atau Berminyak:
- Jika produk terasa lebih lengket atau berminyak dari biasanya, ini bisa menjadi tanda kerusakan.
Ingat, jangan mengonsumsi produk jika kamu ragu dengan teksturnya. Lebih baik membuang produk yang dicurigai daripada mengambil risiko keracunan makanan atau keracunan minuman.
Uji rasa: Langkah terakhir dengan hati-hati
Uji rasa seharusnya menjadi langkah terakhir setelah semua pemeriksaan lain dilakukan. Ini karena mencicipi makanan atau minuman yang mungkin sudah rusak bisa berisiko. Namun, jika kamu memutuskan untuk melakukan uji rasa, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Cicipi sedikit:
- Ambil sedikit sampel dan rasakan di ujung lidah.
- Jangan langsung menelan, tapi rasakan di mulut sebentar.
2. Perhatikan rasa yang tidak normal:
- Rasa asam, pahit, atau tidak segar yang tidak seharusnya ada bisa menjadi tanda kerusakan.
- Untuk produk susu, rasa asam yang kuat menandakan produk sudah basi.
3. Perubahan rasa:
- Jika rasa produk sangat berbeda dari yang seharusnya, ini bisa jadi tanda kerusakan.
4. Rasa tengik:
- Pada produk yang mengandung minyak atau lemak, rasa tengik menandakan produk sudah rusak.
5. Segera buang jika mencurigakan:
- Jika ada keraguan sedikit saja tentang rasa produk, lebih baik tidak melanjutkan mengonsumsinya.
Penting untuk diingat bahwa uji rasa harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan sebaiknya dihindari jika ada tanda-tanda kerusakan yang jelas dari pemeriksaan sebelumnya.
Tips tambahan untuk menghindari keracunan makanan dan minuman.
Selain mengetahui cara mengecek makanan kedaluwarsa dan minuman kedaluwarsa, berikut beberapa tips tambahan untuk menghindari keracunan:
1. Perhatikan kondisi penyimpanan:
- Pastikan makanan dan minuman disimpan sesuai petunjuk pada kemasan.
- Perhatikan suhu penyimpanan yang direkomendasikan.
2. Rotasi stok:
- Terapkan prinsip "first in, first out" dalam menyimpan makanan dan minuman.
- Letakkan produk yang baru dibeli di belakang produk yang sudah ada.
3. Perhatikan tanggal produksi:
- Selain tanggal kedaluwarsa, perhatikan juga tanggal produksi.
- Hindari membeli produk yang sudah terlalu lama diproduksi meskipun belum melewati tanggal kedaluwarsa.
4. Beli dari sumber terpercaya:
- Belilah makanan dan minuman kemasan dari toko atau sumber yang terpercaya.
- Hindari membeli produk dari tempat yang kondisi penyimpanannya mencurigakan.
5. Edukasi diri dan keluarga:
- Belajar lebih banyak tentang keamanan pangan.
- Ajarkan anggota keluarga cara mengecek kelayakan makanan dan minuman.
Dengan menerapkan tips-tips ini dan metode pengecekan yang telah dibahas sebelumnya, kamu dapat secara signifikan mengurangi risiko keracunan makanan atau keracunan minuman dari produk kemasan.