Cara cepat membedakan cobek batu dan cobek semen.

Dilansir BrilioFood dari akun Instagram @siti_setyowati_ pada Kamis (23/5), cobek batu asli cenderung memiliki permukaan kasar dan berongga cukup besar. Hal ini berasal dari tekstur batuan alami yang memang agak berpori. Berbeda halnya dengan cobek semen yang punya permukaan lebih halus dan pori-pori lebih kecil karena sudah diukir sedemikian rupa agar lebih menarik pembeli.

foto: Instagram/@siti_setyowati_

Selanjutnya adalah dengan mendengar suara yang dihasilkan ketika cobek diketuk. Saat diketuk-ketuk dengan benda keras, seperti lantai keramik, cobek batu biasanya akan mengeluarkan suara agak berat. Sedangkan cobek semen cenderung mengeluarkan suara lebih ringan. Hal tersebut terjadi karena cobek batu memiliki bobot lebih berat dibandingkan cobek semen.

foto: Instagram/@siti_setyowati_

Nah, metode lain dalam membedakan cobek batu dan semen adalah dengan melihat warnanya. Dalam video tersebut, pengguna Instagram @siti_setyowati_ hanya menuangkan sedikit air ke permukaan cobek. Seperti saat direndam air, metode ini akan membuat cobek berubah warna.

foto: Instagram/@siti_setyowati_

Jika warna cobek berubah lebih gelap saat terkena air, tandanya cobek tersebut terbuat dari batu asli. Berbeda halnya jika warna cobek tidak mengalami perubahan sama sekali. Bisa dipastikan bahwa cobek tersebut terbuat dari semen. Nah, gimana? Cukup mudah dan cepat, bukan?

Sejak diunggah pada Jumat (17/5) lalu, video tentang trik membedakan cobek batu ini telah ditonton lebih dari 6.000 kali. Nggak heran jika kemudian banyak warganet yang tertarik karena trik ini sangat bermanfaat dan mudah untuk ditiru banyak orang.

Mengapa cobek batu mudah berjamur dan mengeluarkan ulat?

Cobek batu mudah berjamur dan mengeluarkan ulat karena beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi penyimpanan dan kebersihan. Berikut beberapa penyebabnya:

1. Sisa makanan.

Sisa makanan yang menempel di cobek setelah digunakan dapat menjadi tempat berkembang biak bagi jamur dan serangga.

2. Kelembapan.

Cobek batu yang tidak dikeringkan dengan benar setelah dicuci dapat menyimpan kelembapan, yang merupakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur.

3. Tempat penyimpanan.

Penyimpanan di tempat yang lembap atau kurang sirkulasi udara dapat memicu pertumbuhan jamur dan ulat.

4. Kurangnya pembersihan.

Pembersihan yang tidak tuntas atau tidak menggunakan metode yang efektif dapat meninggalkan residu makanan yang menjadi sumber jamur dan ulat.

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan supaya cobek batu bisa awet dan bersih dalam waktu yang lama Berikut beberapa tips untuk mencegah cobek batu berjamur dan mengeluarkan ulat.

1. Membersihkan dengan seksama.

Pastikan untuk membersihkan cobek secara menyeluruh setelah digunakan. Gunakan sikat dan air hangat untuk menghilangkan sisa makanan.

2. Mengeringkan dengan benar.

Setelah dicuci, keringkan cobek sepenuhnya sebelum menyimpannya. Anda bisa menjemur di bawah sinar matahari atau mengelap dengan kain bersih hingga kering.

3. Menggunakan bahan alami.

Sesekali, gunakan garam atau air jeruk nipis untuk membersihkan cobek. Bahan-bahan ini memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu mencegah pertumbuhan jamur.

4. Menyimpan di tempat sering.

Simpan cobek di tempat yang kering dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari menyimpannya di area yang lembab seperti di bawah wastafel.

5. Penggunaan minyak.

Setelah cobek benar-benar kering, oleskan sedikit minyak goreng pada permukaannya. Ini dapat membantu melindungi cobek dari kelembapan dan mencegah jamur.

Dengan langkah-langkah pencegahan ini, cobek batu kamu dapat tetap bersih, kering, dan bebas dari jamur serta ulat.