Brilio.net - Skizofrenia sering kali disamakan dengan psikosis, padahal keduanya memiliki perbedaan. Psikosis merupakan salah satu gejala dari gangguan mental, seperti gangguan bipolar, delusi, depresi berat, dan skizofrenia itu sendiri. Meskipun gejala psikosis dapat muncul pada individu dengan skizofrenia, tidak semua penderita skizofrenia akan mengalaminya.

Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif ditandai dengan perubahan dalam persepsi yang membuat penderita berperilaku secara tidak wajar. Di sisi lain, gejala negatif ditandai oleh kesulitan penderita dalam berinteraksi sosial. Menurut data WHO, lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia mengalami skizofrenia.

Sementara itu, penelitian Kementerian Kesehatan RI pada 2019 memperkirakan sekitar 450.000 orang dengan gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, ada di Indonesia. Perlu dipahami bahwa orang dengan skizofrenia memiliki risiko 2-3 kali lebih besar untuk meninggal pada usia muda. Hal ini disebabkan karena skizofrenia sering disertai dengan kondisi kesehatan lain, seperti penyakit jantung, diabetes, atau infeksi.

Selain itu, mereka juga lebih rentan terhadap percobaan bunuh diri. Skizofrenia tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena bisa dipicu oleh faktor genetik dan ketidakseimbangan zat di dalam otak. Namun salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah melakukan pola makan sehat. Pasalnya, melakukan pola makan sehat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan membantu tubuh terhindar dari stres.

Makanan yang dikonsumsi memiliki dampak langsung terhadap fungsi otak dan keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Dengan mengatur pola makan yang sehat, kamu dapat memastikan bahwa tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara optimal. BrilioFood lansir dari berbagai sumber, berikut sembilan pola makan yang bisa bikin tubuh terhindar dari stres.

1. Diet mediterania.

foto: pexels.com

Diet mediterania identik dengan mengonsumsi buah, sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun. Pola makan ini terbukti dapat mengurangi risiko depresi dan kecemasan berkat kandungan antioksidan dan lemak omega-3 yang mendukung kesehatan otak.

2. Mengonsumsi makanan fermentasi.

foto: pexels.com

Mengonsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, dan sauerkraut (fermentasi kubis mentah) dapat meningkatkan kesehatan usus. Usus yang sehat berkontribusi pada produksi neurotransmitter seperti serotonin yang berperan penting dalam mood dan kesejahteraan mental.

3. Konsumsi makanan kaya omega-3.

Makanan kaya omega-3, seperti salmon, chia seeds, dan walnut, membantu mengurangi peradangan otak dan mendukung kesehatan mental, serta menurunkan risiko depresi dan kecemasan. Omega-3 berperan penting dalam menjaga keseimbangan neurotransmitter yang berfungsi mengatur suasana hati, sehingga berkontribusi pada kesehatan mental secara keseluruhan.

4. Makanan yang tinggi serat.

foto: pexels.com

Makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian mendukung kesehatan usus dan mengatur gula darah. Serat juga membantu menjaga keseimbangan energi yang penting untuk menghindari perubahan mood yang drastis.

5. Hindari gula berlebih.

Mengurangi konsumsi gula tambahan dan karbohidrat olahan dapat membantu mencegah lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang drastis. Fluktuasi gula darah yang cepat dapat menyebabkan perubahan energi dan suasana hati yang tidak stabil, meningkatkan risiko kecemasan.

Dengan menjaga asupan makanan yang lebih sehat dan seimbang, kamu bisa mempertahankan stabilitas energi, meningkatkan konsentrasi, dan menjaga mood tetap positif. Hal ini sangat penting untuk kesehatan mental secara keseluruhan dan membantu merasa lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari.

6. Cukupi kebutuhan air.

foto: pexels.com

Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cukup air sangat penting untuk kesehatan mental. Dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan, kebingungan, dan suasana hati yang buruk. Air membantu dalam proses metabolisme dan menjaga fungsi otak yang optimal. Mengonsumsi air yang cukup juga dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi, sehingga mengurangi stres yang diakibatkan oleh kelelahan mental.

7. Konsumsi cokelat hitam.

Cokelat hitam kaya akan flavonoid yang meningkatkan aliran darah ke otak, membantu mengurangi gejala depresi. Selain itu, cokelat memicu pelepasan endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati, memberikan perasaan bahagia dan nyaman. Kombinasi ini menjadikan cokelat hitam sebagai pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan mental dan emosional.

8. Konsumsi makanan kaya vitamin B.

foto: pexels.com

Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin B, seperti telur, daging, dan biji-bijian, penting untuk kesehatan mental. Vitamin B kompleks berperan dalam produksi neurotransmitter yang mempengaruhi mood dan tingkat energi.

9. Konsumsi kacang-kacangan.

Kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond, kenari, dan biji chia, mengandung lemak sehat, vitamin E, dan magnesium yang mendukung kesehatan otak. Khususnya magnesium berperan dalam mengatur suasana hati dan dapat membantu mengurangi gejala stres. Menambahkan kacang-kacangan ke dalam diet dapat meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari efek penuaan.