Brilio.net - Roti Aoka yang diproduksi PT Indonesia Bakery Family (PT IBF) akhir-akhir ini jadi sorotan banyak orang. Pasalnya, salah satu produk makanannya dituduh menggunakan bahan pengawet kosmetik.

Tuduhan tersebut tentu menjadi perhatian banyak orang. Mengingat roti Aoka tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan juga digemari banyak orang. Bukan hanya karena enak, roti ini juga biasanya dijual dengan harga ekonomis.

Merespons hal itu, manajeman PT IBF yang diwakili oleh Head Legal Kemas Ahmad Yani langsung memberikan klarifikasi. Menurutnya, Roti Aoka tidak mengandung bahan yang berbahaya. Hal ini dibuktikan karena roti Aoka sudah mendapatkan izin edar oleh Badan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

"Seluruh produk roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsa Roti Aoka bukan 6 bulan sebagaimana dikutip beberapa media," jelasnya dikutip BrilioFood dari Antara pada Senin (22/7).

foto: Instagram/@rotiaokasidoarjo

Ia menduga berita tersebut sengaja dikeluarkan oleh beberapa pihak karena ada upaya menjatuhkan produk roti Aoka dengan cara persaingan yang tidak sehat. Hal ini tentu membuat kerugian ekonomis bagi PT IBF dan para distributor lainnya.

Dengan klarifikasi yang dikeluarkan langsung oleh pihak PT IBF ini diharapkan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi roti Aoka. Selain tidak mengandung sodium dehydroacetate, roti Aoka juga diproduksi dengan bahan berkualitas, diproses secara higienis, dan aman bagi kesehatan.

Penjelasan soal sodium dehydroacetate.

foto: Pexels.com

Sodium dehydroacetate adalah garam sodium dari asam dehydroacetic. Ini merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C8H7NaO4. Senyawa satu ini digunakan sebagai pengawet dalam produk kosmetik, makanan, dan farmasi. Senyawa ini memiliki sifat antimikroba yang efektif melawan berbagai jenis bakteri dan jamur.

Badan regulasi seperti FDA (Food and Drug Administration) AS telah menyatakan sodium dehydroacetate aman digunakan dalam konsentrasi tertentu. Namun, seperti bahan kimia lainnya, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada individu yang sensitif.

Fungsi sodium dehydroacetate.

Sodium dehydroacetate bisa berfungsi sebagai pengawet dalam larutan obat tetes mata. Nggak cuma itu, senyawa ini juga digunakan sebagai fungisida untuk melindungi tanaman dari infeksi jamur.

Bahkan sodium dehydroacetate juga bisa dimanfaatklan untuk produk perawatan rumah tangga. Digunakan sebagai pengawet deterjen, pembersih rumah tangga, dan membantu mencegah pertumbuhan mikroba dalam produk-produk ini selama penyimpanan.

Risiko mengonsumsi sodium dehydroacetate bagi kesehatan.

Konsumsi sodium dehydroacetate, seperti halnya zat aditif lainnya, memiliki beberapa risiko potensial bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau oleh individu yang sensitif. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

1. Iritasi saluran pencernaan.

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan usus. Gejalanya dapat berupa mual, muntah, atau diare.

2. Reaksi alergi.

Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi. Gejalanya dapat meliputi gatal dan ruam kulit. Dalam kasus yang jarang, reaksi alergi yang lebih serius.

3. Gangguan keseimbangan mikrobiota usus.

Sebagai zat antimikroba, mengonsumsi sodium dehydroacetate secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus.

4. Efek pada fungsi hati.

Beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan jangka panjang mengonsumsi sodium dehydroacetate dengan dosis tinggi dapat memengaruhi fungsi hati. Namun, efek ini belum sepenuhnya diteliti pada manusia.

5. Interaksi dengan obat-obatan.

Meskipun jarang, ada potensi interaksi dengan beberapa jenis obat.

6. Sensitivitas pada anak-anak.

Anak-anak mungkin lebih sensitif terhadap efek sodium dehydroacetate karena sistem metabolisme mereka masih berkembang.

7. Efek pada kehamilan.

Data tentang keamanan konsumsi selama kehamilan masih terbatas.

8. Potensi gangguan endokrin.

Beberapa penelitian menunjukkan potensi gangguan sistem endokrin, meskipun bukti masih terbatas.

Penting untuk dicatat bahwa risiko-risiko ini umumnya terkait dengan konsumsi berlebihan atau paparan jangka panjang. Dalam jumlah yang diizinkan oleh badan regulasi seperti FDA atau EFSA, sodium dehydroacetate dianggap aman untuk konsumsi manusia.

Kalau kamu memiliki kekhawatiran kesehatan spesifik atau kondisi medis tertentu, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi produk yang mengandung sodium dehydroacetate secara rutin.

Batas konsumsi sodium dehydroacetate untuk kesehatan.

Ada batas konsumsi sodium dehydroacetate yang aman berdasarkan sumber kesehatan dan badan regulasi. Batas ini dikenal sebagai Acceptable Daily Intake (ADI) atau Asupan Harian yang Dapat Diterima. Berikut informasi lebih detailnya.

1. Batas Konsumsi Aman (ADI).

Menurut Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), ADI untuk sodium dehydroacetate adalah 0-6 mg/kg berat badan per hari.

2. Interpretasi ADI.

Mengonsumsi hingga 6 mg sodium dehydroacetate per kilogram setiap hari dianggap aman. sepanjang hidup tanpa risiko kesehatan yang berarti.

3. Contoh perhitungan.

Seseorang dengan berat badan 70 kg, batas konsumsi aman harian maksimalnya adalah sekitar 420 mg (70 kg x 6 mg/kg).

4. Untuk bayi, anak-anak, dan wanita hamil.

Untuk bayi, anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu, disarankan untuk lebih berhati-hati dan mungkin mengurangi sodium dehydroacetate.

Perlu diingat bahwa ADI ini memperhitungkan paparan dari semua sumber, termasuk makanan, minuman, dan mungkin juga produk perawatan pribadi yang mengandung sodium dehydroacetate. Dalam praktiknya, konsumsi rata-rata biasanya jauh di bawah ADI untuk kebanyakan orang.